Banda Aceh| Muhammad Yakub Yahya|  Pagi Ahad (9/2) agenda dan undangan pernikahan, walimah, serta maulid biasa ada di mana-mana. Namun pagi 9 Rabiul Akhir 145 H, di Masjid Raya Baiturrahman, suasana pengajian awal bulan bersama MUNA (Majelis Ulama Nanggroe Aceh) dan pernikahan beberapa pasang warga, terpaksa dialihkan ke lokasi lain di masjid dan ditunda sejenak. Sebab dalam Masjid Raya Baiturrahman sedang diperuntukkan untuk shalat jenazah Walikota Banda Aceh (almarhum Ir Mawardy Nurdin MEng).

Dan agenda Maulid Rasulullah SAW yang digelar keluarga besar TPQ Plus Baiturrahman pun, ke Taman Putroe Phang mengikuti rute yang ada. Rute semula, start dari Masjid Raya Baiturrahman, Blang Padang, Museum Tsunami, Gunongan, dan puncak acara di Putro Phang. Namun dalam ajang ‘tafakkur jalan dan alam’, santri harus memilih berbelok ke depan Kanwil Kemenag Aceh, depan Balai Kota, lalu ke kanan ke Museum Tsunami, tetap jalan kaki. Sebab sepanjang jalan depan rumah Walikota (jalan pintas Baiturrahman – Museum Tsunami), samping Rumah Wagub timur Blang Padang, ditutup.

Rencana semula, santri, ustadz-ah, dan wali murid diajak berwudhuk dan mau shalat jenazah, sebelum berangkan ke lokasi pergelaran Maulid Nabi Muhammad SAW, ke Putroe Phang, selatan Kanwil Kemenag atau selatan Kantor Walikota (Balai Kota). Ternyata, jadwal shalat jenazah diundurkan (seumula pukul 09.00 WIB) hingga pukul 10.30 WIB. Jadi, anak didik tak sempat menanti jamaah shalat, karena banyak agenda di taman nanti.

Dalam perjalanan dan singgah, sebelum ke museum, sempat banyak terbaca beberapa papan bunga, berita duka: Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un, turut berduka atas meninggal dunia Walokota Banda Aceh.Di Museum Tsunami, Direktur TPQ Plus Baiturrahman, jelaskan, bahwa di selatan museum ada kuburan Kherkhof, juga ada makam putra Iskandar Muda, Meurah Pupok. Maka kita ke museum ingat tsunami, ingat kuburan dan ingat maut, jangan riya’ ya. Di sebelah barat ada sekolah Metodhis.

“Di sebelah timur museum, dulu ada Unida (Universitas Iskandar Muda), sebagiannya ada di Surien Kec. Meuraxa. Dan ada juga Kantor PT KAI (Kereta Api Indonesia), selatan Taman Sari, selatan Wisma Teuku Umar itu. Dan sebelah utara itu, depan Rumah Pangdam IM, ada replika Garuda Indonesia, di pojok barat Blang Padang, sumbangan orang Aceh dulu, yang semula bernama Kapal Seulawah. Namun Garuda Indonesia sekarang seakan durhaka pada Aceh, pada sejarah pesawat plat merah, yang semula dicikalbakalkan oleh saudagar dan rakyat Aceh, era Soekarno,” kisah Muhammad Yakub Yahya, yang sebelumnya juga berlayat ke rumah duka, utara museum.

“Di sini dulu permaisuri Sultan Iskandar Muda ‘mejeng’ atau melepaskan rindu pada tanah asalnya, Pahang Malaya. Dan kini jadi monumen Gunongan. Di sisi utara ada makam raja, maka juga jangan riya’ serta ingat mati masuki Taman Gunongan, timur Kherkhof, di sisi barat Krueng Daroy ini,” tambah Muhammad Yakub Yahya, Staf Subbag Inmas Kanwil Kemenag Aceh.

“Dan di sini, pada maulid 2010 kita pernah tafakkur alam ke sini. Kali ini kita ulangi ajang silaturrahmi dan peringatan maulid Nabi ini. Sebelum kita dengar ceramah, mari kita berdoa untuk almarhum Pak Wali,” ajak Direktur, yang diulangi lagi oleh penceramha Maulid, Ustadz Fadhil Zakaria SP, pendiri Nurul Fikri Lamteuen Lampeuneurut itu. Pembacaan doa pada syuhada tsunami dan almarhum Pak Wali, juga dilakukan saat di museum.

Dalam sambutan, Direktur juga sampaikan, “Perlu kami sampaikan, insya Allah Juni 2014 kita gelarkan Tasyakkur 1435 H, dan sebelum puasa kita terima murid baru.”“Di antara tanda umat Nabi ialah kita belajar, shalat berjamaah di masjid, dan jaga kebersihan,” jelas Ustadz Fadhil (Kepala dan ustadz SDIK Lambaro itu), yang agak kocak itu. []