Banda Aceh-KemenagNews (5/11/2012) Eka Susanti (foto: duduk), santriwati Dayah Terpadu Babul Maghfirah, Aceh Besar, menuturkan soal anggapan segelintir orang yang menilai dayah itu terkukung dan mengekang. "Sebenarnya semua orang harus memahami apa sebenarnya makna dari pesantren atau dayah itu? Banyak orang yang beranggapan pesantren atau dayah hanyalah penjara. Di mana orang-orang hanya bisa beradaptasi dalam ruang lingkup tersebut seolah-olah terkurung dalam wadah itu-itu saja."Tetapi ketika kita memaknai pesantren yang sesungguhnya jauh lebih berbeda dari anggapan orang-orang tersebut, jadi berbanggalah bagi kita yang menjadi santri dayah (aneuk dayah) yang hidupnya lebih aman, nyaman dibandingkan diluar lingkungan dayah seperti yang Bapak Kakanwil Kemenag Aceh katakan saat membuka acara Pembinaan/Workshop Organisasi Santri se Aceh, yang berakhir 1 November, di Oasis Hotel Banda Aceh, "Santri bagaikan durian, saat berbunga diabaikan saat masak di incar orang."Dayah ini sebuah wadah untuk menciptakan generasi-generasi yang islami (religius), sopan, santun, berbudi pekerti baik, istiqamah, optimis, pantang mundur sebelum berhasil. Santri yang tinggal di dalam dayah tersebut, semangat, serta disiplin di dalam semua persoalan."Santri dayah tersebut selalu berpikir "where there is a will, there is a way" (di mana ada kemauan, di situ ada jalan) tidak pernah putus asa sebelum berjaya selalu bangga apapun yang diperolehnya."Orang-orang yang tinggal di dayah kehidupannya lebih terjamin, terjaga apalagi kalau kita lihat dengan perkembangan zaman yang relatif sekarang ini yang hanya beberapa menit bisa merubah moral-moral bangsa. Orang-orang kafir akan melakukan semua cara yang mereka miliki untuk merubah moral Islam agar kehidupan Islam ini hancur untuk mengikuti ajaran-ajaran mereka. Mereka tidak pernah senang dengan kemajuan Islam."Jadi salah satu cara menghadapi masalah tersebut adalah para orang tua menyekolahkan ke pesantren ataupun ke dayah agar kehidupan anak-anaknya lebih terjaga, "boarding school is a place how to be a good human", tutup Eka dalam guratan karya tulis yang diwajibkan usai meteri "Kiat Menulis Karya Populer" bersama pemateri Muhammad Yakub Yahya. [eka susanti, asal dayah terpadu babul maghfirah, aceh besar]