Kementerian Agama Kabupaten Bireuen melalui Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Bireuen terus berupaya meningkatkan kapasitas penyuluh agama sebagai garda terdepan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Salah satu langkah nyata adalah dengan menyelenggarakan pelatihan atas kerjasama UNICEF melalui dan Kanwil Kemenag Aceh.


Kegiatan yang mengusung tema “Peningkatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Isu Kesehatan Ibu dan Anak melalui Pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP)” berlangsung pada Jumat, 13 Desember 2024, di aula Kantor Kemenag Bireuen.


Andi Yoga Tama, Kepala UNICEF Perwakilan Aceh, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap komitmen Kementerian Agama Bireuen dan para penyuluh agama dalam mendukung edukasi kesehatan keluarga. “Penyuluh agama memiliki posisi strategis di tengah masyarakat. Dengan keterampilan komunikasi yang baik, mereka dapat menjadi agen perubahan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan ibu dan anak, terutama di daerah-daerah yang membutuhkan perhatian lebih,” kata Andi. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, seperti yang dilakukan melalui pelatihan ini, dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.


Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Iskandar S HI yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peran penyuluh agama sebagai ujung tombak pelayanan masyarakat. “Penyuluh agama tidak hanya bertugas menyampaikan pesan keagamaan, tetapi juga memiliki tanggung jawab besar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan keluarga, terutama kesehatan ibu dan anak,” ujar Iskandar.


Pelatihan ini menghadirkan beberapa narasumber ahli yang memberikan materi sesuai dengan kebutuhan para peserta Dr Syari Afrianingsih Sp A, dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kabupaten Bireuen, menyampaikan materi “Nutrisi Ibu Hamil, Bayi/Balita serta Imunisasi.” Dalam paparannya, Dr Syari menekankan pentingnya pemenuhan gizi yang seimbang bagi ibu hamil dan anak-anak serta manfaat imunisasi untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya.


Selanjutnya, Fitri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen menyampaikan materi “PHBS & Pelibatan Ayah dalam Upaya Meningkatkan Kesehatan Keluarga. ”Fitri menjelaskan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tidak hanya tanggung jawab ibu, tetapi juga membutuhkan peran aktif seorang ayah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan keluarga secara menyeluruh.


Dalam kegiatan ini, Direktur Yayasan Darah untuk Aceh, Nurjannah Husen, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membekali para penyuluh agama dengan keterampilan komunikasi yang efektif, empatik, dan berbasis budaya. Pendekatan ini dirancang agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan secara optimal kepada masyarakat, terutama kepada calon pengantin, guna meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kesehatan ibu, anak, dan keluarga.


Kegiatan ini juga memberikan panduan teknik fasilitasi agar para penyuluh dapat membangun hubungan yang baik dengan masyarakat dan menyampaikan pesan secara kreatif dan menarik.


Pelatihan ini diikuti oleh 30 penyuluh agama dari berbagai kecamatan di Kabupaten Bireuen. Pembiayaan kegiatan ini bersumber dari UNICEF melalui Yayasan Darah untuk Aceh. Dukungan ini memungkinkan terselenggaranya kegiatan yang fokus pada penguatan kapasitas dan keterampilan komunikasi para penyuluh agama.


Materi-materi yang disampaikan dirancang untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta, termasuk kemampuan mendengarkan aktif, menyampaikan pesan secara kreatif, dan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat. Dengan pelatihan ini, diharapkan para penyuluh agama dapat menjalankan perannya sebagai agen perubahan yang mampu menyampaikan pesan-pesan kesehatan secara lebih efektif dan empatik. [ ]