Banda Aceh-KemenagNews (26/4/2013) Dalam tabligh akbar di Taman Sari Banda Aceh, dalam rangka milad Kota Banda Aceh ke 808, Pimpinan Pesantren Baiturrahman Cikeas Jakarta, KH. Ahmad Syeiqu Al-Hafizh, mengajak umat Islam di Aceh, termasuk Banda Aceh, agar jangan gadaikan aqidah umat dengan budaya modern, yang sebagian sesat, di akhir zaman ini.Dalam ceramah 'Dakwah Umum Jumatan', yang dibuka Wakil Walikota Banda Aceh, Hj. Illiza Sa'udinn Djamal, SE itu, Kiai Ahmad yang baru kembali dari Pattani (Thailand) dan negara ASEAN lainnya itu, mengisahkan, bahwa, "Di Aceh, dulu pernah gemilanh dengan kejayaan Islamnya. Sebagaimana kita baca kejayaan yang mengagumkan di Patani. Baru kemudian, oleh da'i-da'i Islam dari Aceh, penyebaran Islam masuk ke Sunda Kelapa/ Batavia (Jayakarta atau Jakarta).Tidak ada orang Aceh, dulu, yang sesat dan murtad. Tapi bagaimana kondisi sekarang? Jadi, bagaimana dakwah kita, warga dan pemerintah, perlu dikembangkan dan direformasi lagi. Bagaimana cara, umat Islam senantiasa, sampai mati, berada dalam ikrar "laa ilaaha illallaah." Demikian pesan Haji Ahmad Syeiqu, dalam ceramah di hadapan ribuan jamaah, termasuk Polri dan TNI, yang juga dihadiri Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa'dan, M.Pd (yang baru kembali dari Pijay dalam rangka membuka Rakor RKA-SK), bersama jajarannya. Salah satu pendengar setia tabligh akbar itu, H. Abdur Rani, SH (staf Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil), menilai sangat 'elok' dan menggugah ceramah itu, seraya mengajak para hadirin dan hadirat, saudara sekalian, juga yang tidak langsung mendengar ceramah Kiai, di pagi Jumat (26/4) itu, dapat diamalkan dan 'ditularkan' pada saudaranya yang lain, dalam kesehariannya.Kita merencankan, 'gambar' dan janji Wakil Walikota (Hajjah Illiza), bahwa dakwah semacam ini, akan kita gelar sebulan sekali. Jangan hanya konser 'syubhat' yang digelar di Koetaradja, khususnya Taman Sari, depan Balai Kota itu. Semoga... [yakub/juanda]