[Bireuen | Yakub Inmas]  Dalam sejarah Porseni, baru kali ini dibuka Menteri Agama RI. Ini kesan terdalam yang Kakanwil sampaikan dalam laporan singkat, saat penutupan Porseni ke 14 di Masjid Agung Bireuen (14/8).

“Saat ‘membujuk’ Menteri Agama yang padat sekali agendanya, kami sampaikan bahwa Bireuen itu Kota Juang bersejarah. Bapak akan menginap di kamar yang Presiden Soekarno menginap seminggu dulu, dalam memimpin RI,” lanjut Kakanwil Drs H Ibnu Sa’dan MPd, di hadapan Muspida dan Muspida Plus, alim ulama, para Kakankemenag, dan undangan.

Kesan lainnya yang tak kalah penting, ujar Kakanwil, baru kali ini kami menempuh sekitar 2,5 jam ke Banda Aceh, dari Bireuen. Ini saat mengantar Menteri, usai pembukaan. Ini butuh kecepatan, karena Menteri harus mengejar pesawat.

Selain dinamika selama Porseni, seperti kebanjian di Posko karena rahmat hujan (usai shalat minta hujan), ada cerita-cerita lain yang disampaian Kakanwil. Tentu banyak yang tak mungkin diungkapkan pada kita.

Termasuk kesan ini, “Hanya Porseni di Aceh yang di Bireuen yang dibuka Menteri Agama RI. Ini sejarah yang telah dibuat Bireuen. Ini karena sambutan tuan rumah, salah satunya,” sambung Ds Ibnu Sa’dan MPd. Porseni di Kutacane dibuka Wamenag RI Prof DR Nasaruddin Umar MA. 

“Seulamat neujak, seulamat neuwoe, beutrok sampoe bak asai mula,” ujarnya melepaskan kontingen. Ada kontingen yang balik pagi Jumat (15/8), ada yang Kamis malam usai penutupan, dan sebagian ada yang duluan siang Kamis, atau sebelumnya, secara pribadi-pribadi. [akhyar/amwar/ahsan/khairul/lia/fajriah]

[Foto: Ketua DWP Kanwil Kemenag Aceh Hj Misnawati MAg dan jajarannya, di shaf kedua, sementara di shaf pertama ada Tgk Muliadi, Rektor UIN (diwakili Drs Syauki), dan undangan dari pejabat, berdiri untuk Shalawat Badar]