CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Jajaran Kemenag Khatib Jumat 3 Januari

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 373
Kamis, 2 Januari 2014
Featured Image

Banda Aceh (Muhammad Yakub Yahya). Nanti siang (Kamis, 2/1), pukul 14.00 WIB, diadakan gladi bersih peringatan HAB ke 68 di Lapangan Tugu Darussalam. Peringatan milad Kemenag sendiri digelar pagi Jumat (3/1). PNS Kemenag dimohon kenakan pakaian dinas (kuning).

Peringatan yang dihadiri Gubernur dan para undangan akan dipartisipasi oleh jajaran Kanwil, Kankemenag Banda Aceh, Kankemenag Aceh Besar, UIN, dan BDK Aceh.

Namun jajaran Kanwil Kementerian Agama se Aceh, sejak Jumat lalu (27/12/2013) dan Jumat besok (3/1/2014), telah (dijadwalkan) pula menjadi khatib Jumat di masjid-masjid yang ditentukan oleh panitia atau pengurus masjid setempat. Khutbah melengkapi aneka aksi jelang dan saat HAB 2014 itu.

Seusai acara Sosialiasasi Angka Kredit para KUA pekan lalu (26/12) misalnya, beberapa Kepala KUA meminta jajaran Inmas menyiapkan teks khutbah untuk acara HAB ke 68. Dan staf Inmas telah mengirimkan ke beberapa alamat email KUA.

Meskipun masing-masing khatib memiliki teks khutbah yang lebih pas dengan tuntutan jamaah, berikut kami ingin juga berbagi, semoga berkenan:

 

IKHLAS, MODALMENGGAPAIRIDHAALLAH

& BEKALMEMBANGUN UMAT

(Renungan HAB ke 68 Kementerian Agama)

 إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.أما بعد فياعبادالله اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.وقال الله تعالى في كتابه الكريم:“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ”.وقال أيضا “وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ”.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudia keluarga, sahabat-sahabatnya, serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Sesungguhnya tujuan utama agama Islam adalah agar manusia beribadah kepada Allah Ta’ala dengan ikhlas. Dan apapun yang kita lakukan sebagai muslim haruslah bermuara kepada keihlasan. Untuk mewujudkan kehidupan dalam masyarakat kita, Aceh tercinta yang “baldatun thayyibatun warabbun ghafur” juga harus dilandasi dengan keikhlasan.

Tidak berlebihan jika Kementerin Agama memilih logo “Ikhlas Beramal”, baik kata itu sebagai pijkan dalam meniti keseharian bersama umat, maupun sebagai harapan yang terus disucikan.

Karena keihlasan ini adalah ruh untuk memperbaiki keadaan kita menuju ke arah yang lebih baik. Maka keikhlasan mutlak harus kita bangun pada setiap pribadi kita, bukan pada orang-orang tertentu saja. Karena dengan itu kita akan memperoleh keridhaan Allah. Allah Ta’ala berfirman:

وَمَآ أُمِرُوْآ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْااللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ

Dan mereka tidaklah diperintahkan kecuali agar beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya (QS. Al Bayyinah: 5).

Ikhlas mengandung pengertian: penyucian niat dari seluruh noda  dalam mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, bukan mencari perhatian makhluk dan pujian mereka, pengesaan Allah Ta’ala dalam niat dan ketaatan, dan melupakan perhatian makhluk dan selalu mencari ridha Allah Ta’ala. 

Singkatnya, ikhlas adalah seseorang beribadah dengan niat mendekatkan diri kepada Allah, mengharapkan pahala-Nya, takut terhadap siksa-Nya dan berujung memperoleh ridha-Nya.Dzun Nun al-Mishriy, seorang sufi kenamaan rahimahullah berkata:

“Ada tiga tanda untuk melihat sebuah keikhlasan (1)    Seimbangnya pujian dan celaan orang-orang terhadapnya,(2)    Lupa melihat amal dalam beramal, (3) Dan mengharapkan pahala dan Ridha Allah di akhirat.”

Kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullahIkhlas bagi amal ibarat pondasi bagi sebuah bangunan dan ibarat ruh bagi sebuah jasad, di mana sebuah bangunan tidak akan dapat berdiri kokoh tanpa pondasi, demikian juga jasad tidak akan dapat hidup tanpa ruh. Oleh karena itu, amal shalih yang kosong dari keikhlasan akan menjadikannya mati, tidak bernilai serta tidak membuahkan apa-apa, atau dengan kata lain “wujuuduhu ka’adamihi” (keberadaannya sama seperti ketidakadaannya).

Sebuah perubahan, perbaikan keadaan untuk membangun negeri ini sangat tergantung pada nilai keikhlasan yang dimiliki oleh anak negeri ini.Ikhlas juga merupakan syarat diterimanya amal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam hadis Qudsi:

أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

“Aku sangat tidak butuh sekutu, siapa saja yang beramal menyekutukan sesuatu dengan-Ku, maka Aku akan meninggalkan dia dan syirknya.” (HR. Muslim). Maka dengan menyandarkan segala sesuatu kepada Allah dengan sendirinya kita sudah meletakkan pondasi atau memberikan ruh pada amal kita itu sehingga amal tersebut punya nilai baik dalam pandangan Allah ataupun pandangan manusia.

Kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Ikhlas tempatnya di hati. Saat hati seseorang menjadi baik dengan ikhlas, maka anggota badan yang lain ikut menjadi baik.Sebaliknya, jika hatinya rusak, misalnya oleh riya’, sum’ah, hubbusy syuhrah (agar dikenal), mengharapkan dunia dalam amalnya, ‘ujub (bangga diri) dsb. maka akan rusaklah seluruh jasadnya. Seseorang dituntut untuk berniat ikhlas dalam seluruh amal shalihnya, baik shalatnya, zakatnya, puasanya, jihadnya, amar ma’ruf dan nahi munkarnya, serta amal shalih lainnya, termasuk belajarnya.

Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Janganlah kalian belajar agama karena tiga hal; (1) agar dapat mengalahkan orang-orang tidak tahu,(2) agar dapat mendebat para fuqaha’ dan (3) agar perhatian orang-orang beralih kepada kalian. Sungguh naïf kalau amal yang kita kerjakan kita bangun untuk hal-hal yang demikian, maka penyakit-penyakit yang seperti ini harus kita kikis dalam hati kita dengan mujahadah yang maksimal, karena keikhlasan itu juga tidak lahir dengan gampang dan tidak akan menyatu dalam jiwa kita begitu saja, tapi harus diusahakan selalu dengan selalu menyingkirkan pengaruh-pengaruh negatif yang disebarkan oleh syaithan yang selalu mengganggu keikhlasan amal kita.

Niatkanlah dalam kata-kata dan perbuatan kita untuk memperoleh apa yang ada di sisi Allah, karena hal itu akan kekal, adapun selainnya akan hilang.”

Kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Buah yang dihasilkan dari keikhlasan sungguh banyak, Seorang yang mengikuti ucapan muadzin dengan ikhlas, maka Allah akan memasukkannya ke surga.

Seorang yang menuntut ilmu agama dengan ikhlas, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Seorang yang ikhlas menjalankan puasa, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Bahkan perbuatan mubah akan menjadi berpahala dengan keikhlasan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِيَ بِهَا وَجْهُ اللهِ إِلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فِي امْرَأَتِكَ

“Sesungguhnya kamu tidaklah menafkahkah satu nafkah pun karena mengharapkan keridhaan Allah, kecuali kamu akan diberikan pahala terhadapnya sampai dalam suapan yang kamu masukkan ke dalam mulut istrimu. HR. Bukhari-Muslim

Sebagai muslim sejati kita hanya bertugas menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT semata dan kita tidak ada hak untuk menilai perbuatan kita sendiri sebagaimana pernyataan Zunnun al-Misriy orang ikhlas melupakan amal kebaikan yang ia lakukan, Allah, Rasul dan orang-orang yang beriman di sekeliling kitalah yang akan menilai apa yang kita kerjakan, firman Allah dalam surat at-Taubah ayat 105:

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dalam ayat ini Allah memerintahkan kita melalui Rasul-Nya agar amal yang kita itu dibangun dengan fondasi keikhlasan yang tinggi. Karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin lainnya akan melihat dan menilai amal-amal tersebut, bukan pelaku amal itu yang menilai atas amal yang telah dilakukan itu. Bila sudah mendapat ridha Allah maka kita semakin dekat kepada-Nya.

Orang-orang mukmin yang lainpun akan melihat dan akan memberikan apresiasi terhadap kebaikan yang dilahirkan.Sebagaimana diketahui, kaum Muslimin akan menjadi saksi di hadapan Allah pada hari kiamat mengenai iman dan amalan dari sesama kaum Muslimin. Dan persaksian yang didasarkan atas penglihatan mata kepala sendiri adalah lebih kuat dan lebih dapat dipercaya.

Oleh sebab itu, kaum Muslimin yang melihat amal kebajikan yang dilakukan oleh mereka yang insaf dan bertobat kepada Allah, tentulah akan menjadi saksi yang kuat di hari kiamat, tentang benarnya iman, tobat dan amal saleh mereka itu.

Kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Perlu kita renungi bahwa keridhaan Allah tidak akan pernah ada kalau keikhlasan dalam setiap amal kita tidak ada. Maka mari sama-sama kita membangun diri kita masing-masing, membangun keluarga kita, membangun masyarakat kita dan membangun negeri ini dengan semangat keikhlasan, janganlah kita mendasari segala amal kita pada materi semata-semata, sehingga tidak ada materi tidak jalan amal kita.

Keikhlasan yang kita usahakan sangatlah berarti untuk kehidupan kita hari ini dan kehidupan anak cucu kita hari esok. Aceh dulu dibangun dengan keikhlasan para syuhada, para ulama, para umara beserta masyarakatnya. Aceh menjadi daerah modal untuk RI juga atas dasar keikhlasan yang dimiliki oleh masyarakat pada masa lalu yang saling bahu membahu untuk membangun negeri ini. Maka semestinyalah kita memotivasi diri untuk menumbuhkan semangat keikhlasan dalam diri kita.

Selain modal, Aceh kini dikenal juga dengan daerah model dalam merehab dan merekon pascatsunami. Baik rehab fisik maupun rehab mental. Semoga kita meneladankan yang baik pada anak negeri, yang memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1645, atau lima bulan sebelum lahirnya Departemen Agama/Kementerian Agama (3 Januari 1946), yang hari ini sudah berusia 68 tahun.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُهُ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِجَمِيْعِ المسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ؛ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ 

KHUTBAH KEDUA

اَلحَمْدُ لِلّهِ الوَاحِدِ القَهَّارِ، الرَحِيْمِ الغَفَّارِ، أَحْمَدُهُ تَعَالَى عَلَى فَضْلِهِ المِدْرَارِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ الغِزَارِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ العَزِيْزُ الجَبَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُصْطَفَى المُخْتَار، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الطَيِّبِيْنَ الأَطْهَار، وَإِخْوَنِهِ الأَبْرَارِ، وَأَصْحَابُهُ الأَخْيَارِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا تُعَاقِبُ اللَيْلَ وَالنَّهَار .مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ أَرْشَدَكُمُ اللهُ ... أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَإِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌاللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا  أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.عباد الله إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون ولذكر الله أكبر....

[desain baliho: khairul umami/yyy/muz]

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh