Takengon-KemenagNews. Berbagai ungkapan rasa dari siswa-siswi MTsN Jagong disampaikan pada guru-gurunya pada Hari Guru Nasional tanggal 25 Nopember. Mereka menyampaikannya ada yang melalui tulisan, puisi, surat, kado dan jabat tangan sambil mengucapkan “Selamat Hari Guru”. Karena pada Senin, para guru mengikuti upacara Hari Guru Nasional dan HUTPGRI ke-68 di Lapangan Kantor Bupati Aceh Tengah, para siswa menyampaikannya pada para guru MTsN Jagong pada hari Selasa, 26/11 di ruang guru.
Ini ungkapan beberapa siswa dari puluhan tulisan, puisi dan surat yang sampai kepada guru-guru di MTsN Jagong yang dapat dinikmati untuk menjadi motivasi agark selalu mendidik mereka dengan sebaik-baiknya.
Rina Faiqatun Nikmah siswa kelas IX menuliskan; “Nasihat dan bimbingan tulus darimu, akan ku kenang selalu untuk selamanya, jasa-jasamu begitu mulia, terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang kau berikan wahai guru,” selanjutnya dalam puisinya Nurul Fajriah siswa kelas VIII yang berjudul “Guru” mengatakan: “Kau mengajari kami dengan penuh sabar, walau pun kami sering tak menghargaimu, sungguh tulus hatimu wahai guru, kau tak pernah mengenal lelah.”
Puji Rahayu siswi kelas VIII berharap kepada guru untuk menyayangi dan mendoakan siswanya, dalam puisinya menuliskan: “Guru…., sayangilah aku, doakanlah aku, menjadi murid berilmu,”. Permohonan maaf atas tingkah laku yang siswa sering lakukan di sampaikan oleh Feni Astriani siswi kelas VII melalui bait puisinya: “Maafkanlah aku yang terlalu sering membuatmu kecewa, kau sangat berarti…, kau rela mengorbankan waktumu untuk mendidikku, kau memberikan pengetahuan, tanpa meminta imbalan.” Puisi Puji Rahayu dan Feni Astriani berjudul “Guru,” sama dengan puisi Nurul Fajriah.
Dalam suratnya, Maya Safira siswi kelas IX mengungkapkan perasaan kepada seorang guru yang telah mampu memberi motivasi dan inspirasinya, ia menuliskan: “Aku tak pernah membencimu.
Demi Allah sama sekali, justru engkau adalah guru yang sangat kubanggakan, engkau telah memberitakan hal yang sangat berharga bagiku, yang terukir indah di hati ini, yang akan ku kenang sampai mati, semua kenang-kenanganmu akan menjadi penyemangat kami semua.” dan guru dipandang bukan hanya di sekolah/madrasah oleh siswa-siswinya, Retno Wahyuni Putri siswi kelas IX menulis harapannya kepada guru: “Jadilah seorang guru yang hadirnya ditunggu-tunggu, hilangnya dirindu-rindu, ilmunya diburu, nasihatnya diseru, tingkah lakunya ditiru, selalu disenangi muridnya, selalu dihormati dan disegani dalam segala kebajikan, bukan hanya saat ini, tapi sampai nanti, bukan hanya di sekolah tapi di seluruh wilayah.” [ahmad dardiri/y]
[foto: kegiatan kepramukaan siswa-siswi mtsn takengon ii]