Banda Aceh-KemenagNews. Tepat pukul 20.00 wib pelatihan evaluasi pelaksanaan program dimulai kembali setelah break/istirahat, Kamis (21/11) di Grand Nanggroe hotel. Kali ini materi diisi langsung salah satu Kasi di Bappeda Provinsi Aceh, Chaidir. Dengan setting ruangan yang digabung dari dua kelompok pelatihan, tampak moment yang saat ini diiisi oleh pemateri cukup panas. Ini tak lain karena pemateri menjelaskan tentang masa depan aceh; apa yang sudah direncanakan Bappeda agar Aceh semakin maju.
Diantara yang dijelaskan adalah jalan utama yang menghubungkan Aceh di tengah akan dibangun segera sebanyak 14 ruas jalan baru yang akan membuka akses masyarakat sehingga masyarakat tidak bergantung pada satu jalan saja dan ketika longsor maka akan sangat berdampak bagi masyarakat. Tidak luput rencana pemerintah yang akan membangun lima rumah sakit dengan kualitas sestandar RSUZA di lima titik di Aceh diantaranya di Lhokseumawe, Langsa, Aceh Tengah, Aceh Barat dan juga Aceh Selatan.
Tak kurang rencana pengentasan kemiskinan hingga beasiswa bagi mereka yang melanjutkan pendidikan dan mengajukan permohonan beasiswa di komisi beasiswa aceh hingga S3 baik dalam negeri maupun luar negeri. Khusus untuk pendidikan, Aceh dengan alokasi bantuan khusus dan migas memplot 30% dari total anggaran tersebut untuk memajukan pendidikan di Aceh. Tak luput strategi memajukan pendidikan dengan memindahkan anggaran dan pelaksanaan pembangunan gedung sekolah ke dinas PU agar dinas pendidikan focus meningkatkan dan memajukan Aceh. Aceh akan maju dana Jaminan Kesehatan Aceh pun akan dilanjutkan oleh kepemimpinan selanjutnya hingga bertahun-tahun kemudian.
Namun semua hal yang menakjubkan diatas rasanya kurang bagi Kementerian Agama di Aceh. Ini menyambung dari pertanyaan salah satu peserta yang menanyakan tentang anggaran pembangunan gedung sekolah yang ternyata tidak menyentuk MIN, MAN dan juga MTsN. Pemateri pun menjawab singkat, bahwa sebenarnya anggaran untuk itu-pun ada hanya dikarenakan ini berhubungan dengan lintas instansi pusat dan daerah sehingga urusan administrasinya sangat panjang maka bantuan pendidikan ini cenderung dirasakan oleh sekolah MIS, MTsS dan juga MAS.
Akhirnya, pelatihan ini ditutup dengan pertanyaan M. Amin, guru di MTsN Alue Lhok yang juga sering membantu operator di sekolah. Dari sekian banyak bantuan dan strategi pemerintah sebenarnya kemanakah larinya dana bantuan NAD yang diperuntukkan untuk menunjang aktivitas guru. Dengan lugas pemateri menjelaskan bahwa anggaran tersebut baru selesai perencanaan oktober ini dan Insyaallah sebelum tanggal 15 Desember 2013 dana itu akan cair. Insyaallah Beu Seujahtera Aceh Tanyoe. (Ibnu Muzab Ary, peserta dari Aceh Timur/j)