Hari ini (Ahad, 29/9), sebelum zhuhur, di hadapan jamaah dari Galus (Gayo Lues), Atam (Aceh Tamiang), Atim (Aceh Timur), Kota Langsa, dan Ajay (Aceh Jaya), serta undangan dari Ketua DPRA, Anggota DPR RI (Raihan Iskandar, Sayed Fuad Zakaria dan kawannya), yang mewakili Pangdam Iskandar Muda, Kapolda, Kajati, Ketua MPU Aceh, Rektor Unsyiah dan Rektor IAIN Jamiah Ar-Raniry, Kakanwil Kemenag Aceh dan jajarannya, Walikota Banda Aceh, Para Kepala SKPA, Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah, lepaskan Kloter I JCH Embarkasi Banda Aceh.
“Penyelenggaraan ibadah Haji merupakan tugas Pemerintah, tugas nasional, dan dukungan masyarakat. Oleh karenanya, kinerja Pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah haji sangat bergantung pada kesungguhan, dedikasi, dan profesionalitas yang dilakukan oleh seluruh petugas haji. Patut kiranya digarisbawahi, bahwa suksesnya penyelenggaraan haji setiap tahun sangat bergantung pada kesiapan seluruh jajaran Kementerian Agama di semua tingkatan, yang disokong oleh instansi lain,” kata Gubernur yang akan menutup PKA VI nanti malam (malam Senin, 29/9).
Lanjut ‘doto’ Zaini, “Apapun langkah yang dilakukan oleh Kementerian Agama selaku operator penyelenggaraan ibadah haji, sangat berpengaruh pada pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji setiap tahun, termasuk tahun 2013 ini.
“Untuk itu, saya sangat menghargai kerja keras jajaran Kementerian Agama Aceh untuk mempersiapkan segala sesuatu guna menyukseskan penyelenggarakan ibadah haji tahun ini,” lanjutnya pada JCH Kloter I yang gagal berangkat sampai 7 calon jamaah (sakit dan hamil, dan dampingi jamaah sakit).
“Tugas Pemerintah di sini, tidak hanya memberikan bimbingan, pelayanan dan perlindungan kepada jamaah haji Aceh. Mulai pelayanan di Embarkasi (Pemberangkatan) di tanah air, di Arab Saudi sampai dengan kembalinya Bapak dan Ibu sekalian di tanah air. Namun, yang sangat penting saya kira Panitia Penyelenggara Ibadah Haji harus dapat memastikan bahwa seluruh jamaah haji memperoleh haji mabrur dan mabrurah,” harap Gubernur yang diaminkan jamaaah.
Dalam sambutan yang disiarkan RRI Pro 3 Banda Aceh, “Menurut informasi yang kita terima, bahwa tahun ini seluruh pemondokan jamaah haji embarkasi Banda Aceh selama berada di Makkah, berada lebih kurang sekitar 2.000 meter dari Masjidil Haram.”
Seraya menceritakan kisah kesasarnya atau ‘sesat’ di Arab pada haji 2010, Zaini ajak, “Meski ini memudahkan jama’ah haji kita melaksanakan ibadah ke Masjidil Haram dibanding tahun-tahun sebelumnya, tapi kami tetap menghimbau kepada seluruh Jamaah Calon Haji Provinsi Aceh tahun ini untuk meningkatkan kesabaran dan menjaga keseimbangan psikologis dalam melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji di tanah suci.”
“Karena setiap musim haji, seluruh umat Islam di dunia berkumpul, sehingga sudah pasti Bapak/Ibu Saudara akan mengalami kondisi yang serba harus antri, berdesak-desakan, serta hawa panas akibat musim panas tahun ini yang menurut informasi sampai mencapai lebih dari 40 derajat celcius.,” ingat ‘doto’ yang peduli kesehatan.
“Kondisi-kondisi tersebut tentunya dapat memicu ketidaksabaran yang justru dapat berpotensi mengurangi kualitas haji Bapak/Ibu dan Saudara sekalian. Kepada seluruh Petugas Kloter, termasuk TPHD yang mendampingi Jamaah Haji tahun ini, saya meminta untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan kesabarannya dan ketulusannya dalam melaksanakan tugas. Karena menurut saya, bukan hal mudah mendampingi jamaah haji yang sekian banyak, 440 orang setiap Kloter. Dengan latar belakang dan karakter yang berbeda, kebutuhan, dan keinginan yang beragam rupa,” kisahnya.
“Oleh karenanya, tingkatkan dan jagalah kesabaran Saudara-saudara menghadapi kondisi seperti itu. Di samping itu, sebagai petugas yang akan mendampingi jamaah haji, Saudara-saudara harus bekerja semaksimal mungkin, dan sigap dalam menghadapi situasi dan kondisi apapun dilapangan. Kepada seluruhnya, saya minta, jaga kekompakan Kloter, dan jaga citra dan marwah ureueng Aceh,” pesan lagi.
Lanjut Gubernur, “Sejak dua pekan yang lalu, sejak 10 September, 11 Embarkasi Haji lain di Indonesia sudah memberangkatkan Jamaah Calon Haji dalam Gelombang I. Insya Allah, mulai hari Ahad ini, tanggal 29 September 2013, Jamaah Calon Haji Aceh pun yang akan menyusul Jamaah Haji Indonesia dan dunia ke Makkah dalam Geombang II. Jamaah Calon Haji Aceh akan bergabung dengan 157.110 jamaah lain dalam dengan 385 kelompok terbang (Kloter).”
“Jumlah Jamaah Calon Haji Aceh yang berangkat yaitu 3.140 jamaah dari 3.924 jamaah. Penurunan kuota jumlah jamaah hingga 20% dari keseluruhan calon, kemungkinan akan berlanjut hingga tahun 1436 H/2016. Dan hingga kini jumlah waiting list (daftar tunggu) Aceh sudah lebih dari 55.000 orang.
Jika kuota yang dipotong 20 persen terus bertahan sampai 2016, itu artinya dengan jumlah waiting list yang ada sekarang kita perlu waktu 17 tahun lagi, untuk memberangkatkan seluruh JCH yang sudah masuk waiting list. Namun jika sampai 2016 kuota yang dipotong kemudian dikembalikan seperti sebelumnya, kita perlu waktu sekitar 14 tahun. Saya kira itu waktu tunggu yang lama,” sambungnya.
“Dalam kesempatan ini, saya ingin saya sampaikan bahwa, sejak awal kepemimpian kami sebagai Gubernur Aceh, kami telah berkomitmen melaksanakan Syariat Islam di Aceh ini dengan baik, termasuk Penyelenggaraan Ibadah Haji ini. Karena menurut kami, Syariat Islam di Aceh adalah rohnya rakyat Aceh,” katanya, seusai laporan Kakanwil, Drs H Ibnu Sa’dan MPd.
“Untuk itu, Pemerintah Aceh ke depan akan mendukung setiap langkah-langkah yang diambil oleh institusi pemerintah termasuk masyarakat untuk menegakkan Syariat Islam di Provinsi Aceh ini,” lanjutnya.
Soal keumamah, ungkap Zaini, “Tahun ini, Pemerintah Aceh kembali mengambil inisitif untuk membekali “keumamah” untuk setiap Jamaah Calon Haji Embarkasi Banda Aceh. Mudah-mudahan dapat diterima dengan baik dan menjadi bekal selama berada di Tanah Suci.”
Menu itu semoga melengkapi sajian yang disediakan pihak penyedia menu Jamaah Calon Haji, selama di pesawat, antara SMK Negeri 3 Banda Aceh, Walikota Banda Aceh, dan pihak Garuda Indonesia. Kami diinformasikan, selain abon keumamah, ada ikan asam pedas, ayam masak merah, ayam bumbu kemangi, sambal goreng kentang, tumis sawi dan wortel, daging gulee kurma, dan sambal goreng teri kacang.
Akhirnya, “Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif menyelenggarakan Ibadah Haji Embarkasi Banda Aceh tahun ini. Secara khusus, kepada Saudara Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama dan seluruh jajarannya.”
Akhir sambutan, “Terima kasih kami sampaikan juga kepada seluruh Penyelenggara Provinsi Aceh, sejak dari PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji), TPHD atau TPHI (Tim Pemandu Haji Indonesia), dan TPIHI (Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia), TKHI (TIm Kesehatan Haji Indonesia), dan Paramedis yang menjadi Petugas Kloter yangmendampingi Jamaah Haji Aceh.”
“Berikan pelayanan dan kemudahan kepada seluruh jamaah haji Embarkasi Banda Aceh selama mereka berada di Embarkasi. Sehingga seluruh jamaah calon haji merasa nyaman dan tenang selama berada di sini. Atas nama pribadi dan Pemerintah Aceh, kami mengucapkan selamat jalan dan selamat menunaikan Ibadah Haji kepada seluruh Jamaah Calon Haji Embarkasi Banda Aceh yang akan berangkat melaksanakan Rukun Islam di Tanah Suci. Kami berdoa seoga Bapak/Ibu/Saudara dapat diberikan kekuatan, kesehatan, dan kesabaran selama menunaikan ibadah haji.”
“Tentu saja, kami juga berdoa dan berharap agar Bapak/Ibu/Saudara dan seluruh Jamaah Calon Haji Embarkasi Banda Aceh memperoleh haji mabrur. Rasulullah, Nabi Muhammad Saw bersabda, “Haji mabrur, tiada balasannya kecuali syurga” (H/R. Bukhari dan Muslim),” doanya.
“Kepada Petugas yang menyertai jamaah, saya ucapkan selamat bertugas, semoga Saudara-saudara dapat melaksanakan tugas dengan baik dan dapat juga melaksanakan ibadah serta memperoleh haji mabrur. Doakan kami di Tanah Air untuk selalu mampu dan mendapat bantuan Allah dalam menjalankan amal bakti dan Syariat Islam ini,” pintanya.
Dokumen dan Riyal
Di Aula Utama, sebelum pelepasan, tadi malam (malam Ahad, 29/9) juga diselsaikan administrasi dan dokumen, serta living cost.
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji sekaligus Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Aceh, Drs Ibnu Sa’dan MPd kepada Serambi, Sabtu (28/9) mengatakan, JCH Kloter I berangkat ke bandara SIM Blang Bintang, Aceh Besar ba’da zuhur dan terbang ke Jeddah sekitar pukul 17.00 WIB dengan pesawat Garuda Boeing 777 berkapasitas 440 orang.
Sedangkan hari ini, Minggu (29/9), JCH Kloter II dari Aceh Singkil, Aceh Besar, Banda Aceh, dan Nagan Raya dijadwalkan masuk asrama. Para jamaah ini juga akan dilakukan pemeriksaan barang, kesehatan, pembagian boarding pass, gelang identitas, dan penempatan jamaah untuk istirahat di Asrama Haji sebelum berangkat ke bandara.
Humas Haji Aceh, H Akhyar MAg mengatakan, terdapat satu JCH asal Aceh Jaya gagal berangkat ke Tanah Suci karena positif hamil. Hasil tersebut diperoleh setelah dilakukan tes kesehatan kepada tiap jamaah, sebab itu JCH yang masih berusia muda ini tidak dapat berangkat ke Tanah Suci bersama keluarganya.
“Pihak kesehatan melakukan tes urin kepada satu per satu jamaah yang tidak bisa diwakili oleh siapapun. Ini merupakan pemeriksaan kesehatan terakhir dan apapun hasilnya itu merupakan aturan yang telah ditetapkan dari pusat,” ujarnya.
Menurut Akhyar, jamaah tersebut berusaha untuk dapat berangkat ke Tanah Suci, namun tim kesehatan embarkasi Aceh memutuskan jamaah tersebut tidak bisa berangkat.
Ia menambahkan, kondisi JCH tersebut setelah mengetahui hasil tes kesehatannya sedikit syok, meski demikian keluarga sudah merelakan jika ia tidak bisa berangkat ke Tanah Suci tahun ini.
Akhyar mengatakan, setelah dilakukan tes kesehatan secara umum, kondisi kesehatan JCH kloter I baik. Ada yang risiko tinggi seperti darah tinggi dan faktor usia. Maka diingatkan untuk berhati-hati dan menjaga kesehatannya selama melaksanakan ibadah haji.
JCH asal Aceh Jaya, Ummi Kalsum (75) yang berencana untuk menunaikan ibadah haji tahun ini bersama suaminya. Namun rencana itu tidak dapat terwujud lantaran sang suami mengalami sakit lambung, dan tidak sanggup makan sehingga harus istirahat total di tempat tidur.
Menurutnya, semua persiapan telah dipersiapkan untuk berangkat ke Tanah Suci. “Bapak sudah mnegikuti manasik haji, mengambil baju, dan suntik. Waktu mau ambil tas sekitar sembilan hari yang lalu bapak sudah tidak sakit dan sekarang dirawat oleh anak saya,” ujarnya yang ditemui Serambi usai menjalani tes kesehatan.
Ummi Kalsum mengaku ikhlas tak bisa menunaikan ibadah haji bersama suaminya yang mulai sakit sejak puasa lalu. Menurutnya itu semua sudah diatur Allah SWT.
Sementara itu, Abdullah Makam (73) yang juga asal Aceh Jaya berangkat sendiri ke Tanah Suci tanpa ditemani keluarganya. Ia mengatakan, istri, anak, dan cucunya telah meninggal ketika tsunami 2004 dan kini tinggal bersama anak lelakinya yang telah berumah tangga. “Saya berangkat sendiri tidak ditemani anak saya, karena belum adanya belanja yang lebih,” kata kakek yang ditemani teman sedaerahnya yang juga berangkat ke Tanah Suci.
Informasi yang diperoleh dari Humas Haji Aceh, tahun ini JCH tertua berasal dari Aceh Barat atas nama M Daud bin Hasyim (86) yang tergabung dalam kloter 5. Sedangkan jamaah termuda, Cici Raudhah Rizkina binti M Yusuf (18) asal Bireun dalam kloter 3, dan Aulia Nurrachman bin H Muhammad Nurdin (18) asal Lhokseumawe di kloter 4.
Khusus CCH asal Aceh Jaya yang diberangkatkan ke Tanah Suci hari ini berjumlah 35 orang. JCH dari Aceh Jaya tersebut berangkat dari Masjid Jabar Rahmah, Calang, Aceh Jaya pukul 10.00 WIB kemarin dan tiba di Banda Aceh sekitar pukul 13.00 WIB.
“Tahun ini JCH Aceh Jaya berjumlah 35 orang bergabung dengan JCH asal Aceh Timur, Aceh Tamiang, Kota Langsa, dan Gayo Lues,” kata Panitia Pemberangkatan JCH Aceh Jaya, Drs H Abdullah Sufi.
Wakil Bupati Aceh Jaya Tgk Maulidi, mengharapkan agar para jamaah calon haji asal daerahnya dapat menjaga kesehatan sejak berangkat dan selama verada di Tanah Suci. [yakub/SI]