CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Dua Prinsip Hidup Muslimin

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 860
Sabtu, 30 Maret 2013
Featured Image
Banda Aceh-KemenagNews (29/3/2013) Umat Islam tidak boleh menjalani kehidupan ini dengan sikap bimbang dan ragu-ragu. Umat Islam mesti punya prinsip, dan prinsip hidup yang terbaik adalah prinsip yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Setiap hamba Allah yang telah beriman harus memilih jalan hidupnya yang pasti dengan penuh kesadaran, tidak boleh ikut-ikutan apalagi ‘taklid buta’. Allah SWT telah memberikan petunjuk kehidupan bagi hambanya melalui agama yang benar yang telah disampaikan kepada umat ini oleh baginda Rasulullah Muhammad SAW. (Al-Fathu: 28). Ikutilah apa saja yang telah disampaikan rasul kepadamu, dan tinggalkanlah apapun yang dilarangnya. Demikian intisari khutbah Jumat DR. H. Bukhari Daud, M.Ed, mantan Bupati Aceh Besar.Lanjut DR. Bukhari, Dosen FKIP Unsyiah, dalam khutbah di Masjid Raya Baiturrahman, Ada dua prinsip dalam hidup Muslimin, yakni prinsip kerja keras. Umat Islam harus bekerja keras dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amanah dan tanggujng jawabnya. Masing-masing kita telah diberikan amanah sesuai dengan peran dan kapasitas kita. Sebagian kita hanya bertanggung jawab mengurus keluarga dan usaha kecil untuk menghidupi mereka. Sebagian kita memangku tanggung jawab yang lebih besar dalam lingkungan masyarakat dimana kita berada. Ada diantara kita yang mendapat amanah untuk mengurus bangsa dan negara ini pada jenjang dan tingkatan pemerintahan tertentu. Dimanapun kita bertugas, kita berkewajiban untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita dengan penuh komitmen dan sungguh-sungguh.Kita di bumi Serambi Mekkah ini secara bersama-sama berkewajiban untuk mewujudkan keiinginan Allah yaitu Menegakkkan Agama dan Bersatu padu di dalamnya, tidak bercerai berai. (Asy-syura). Agama hanya akan tegak dengan amal nyata, masing-masing pribadi umat Islam melaksanakan perintah Allah dan Rasulnya secara konsisten. Agama tidak mungkin tegak kokoh hanya dengan angan-angan, hanya dengan wacana seminar dan diskusi yang berkepanjangan. Umat Islam tidak boleh terjebak dalam siklus perjuangan kepentingan-kepentingan pribadi, apalagi kepentingan pribadi yang dapat merugikan kepentingan umat.Kita di bumi Serambi Mekkah ini semuanya bertanggung jawab untuk menegakkan syariat Allah. Pemerintah musti serius dan membuktikan komitmennya untuk menjalankan syariat Islam. Para alim ulama dan cerdik pandai berkewajiban untuk memberikan dukungan penuh kepada pemerintah supaya syariat dapat ditegakkan. Para hartawan serta mereka yang telah dimudahkan rizki oleh Allah harus saling mendukung, bahu-membahu, bekerjasama dengan pemerintah dan alim ulama serta cerdik pandai demi tegaknya agama Allah di bumi kita ini. Rakyat banyak musti ikut serta, dengansikap sami’na waatha’na, mengikuti amaran pemerintah untuk kemajuan agama yang kita cintai ini. Inilah sebuah gerakan yang terpadu yang musti kita mulai untuk menjunjung tinggi agama yang lurus ini. Allah akan meridhai gerakan semacam ini.Belajarlah dari prinsip hidup nabiyullah Sulaiman AS, beliau kaya raya, punya kekuasaan, punya kecerdasan sampai dapat memahami bahasa semut. Namun beliau tidak kikir dan tetap mengakui bahwa ini semua adalah dari kemurahan Tuhan dan beliau mengatakan: “segala puji bagi Allah yang telah melebihkan kami atas kebanyakan hamba-hambanya yang telah beriman” (QS: An-Naml: 15).Orang-orang kikir tidak akan pernah berbahagia, mereka akan senantiasa hidup dalam ketakutan dan kegundahan, takut hartanya berkurang, takut hartanya tidak aman dan bahkan takut hartanya hilang sama sekali. Obatnya hanya satu, yaitu kembali ke jalan Allah, dan istiqamah mengamalkan ajaran agama dengan benar.Lanjut Bukhari, prinsip kedua ialah, tidak dusta. Umat Islam tidak boleh berdusta. Umat Islam harus bersikap jujur. Rasulullah Muhammad SAW telah memberikan teladan kejujuran kepada kita sepanjang hidupnya, sehingga beliau digelar dengan Al-amin. Baginda Rasulullah menentang dengan tegas sikap kedustaan, sehingga beliau menegaskan bahwa ‘“Yang berdusta bukan umatku”. Semua rasul-rasul Allah dikenal dengan kejujurannya. Tidak ada satupun rasul Allah yang memiliki sifat dusta. Azab Allah akan ditimpakan atas orang-orang yang dusta dan berpaling dari agama Allah (QS: Thaha: 48).Sering kita lihat orang-orang berdusta karena mereka ingin mendapatkan keuntungan dari kedustaannya. Banyak orang yang berlaku dusta dalam usaha bisnis, dan perdagangan. Mereka mencurangi orang ramai dengan cara mengurangi timbangan dan takaran. Mereka menganggap dengan cara itulah mereka dapat meraup keuntungan besar. Namun Allah kecam mereka, “Celaka besarlah bagi orang-orang yang curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhkan, tapi apabila mereka menimbang untuk orang lain mereka kurangi. Tidakkah mereka yakin bahwa mereka akan dibangkitkan?” (QS: Al-Muthaffifin: 1-4).Ada juga sebagian orang yang berlaku dusta dan curang dalam menjalankan amanah yang telah diberikan kepadanya. Mereka tukar amanah demi mencari untung. Masih ada juga sebagian orang yang sengaja melakukan kecurangan-kecurangan dalam politik, baik dalam upaya untuk mendapatkan ataupun mempertahan kekuasaan. Mereka tidak peduli dengan akibat yang timbul, dan akibat itu merugikan dan bahkan mendhalimi orang lain. Malah tidak jarang kita dapatkan berita-berita kecurangan dalam urusan agama. Kadang kita tidak habis pikir, kenapa masih ada orang yang beranimencurangiagama. Tapi ingat, dan mari kita ingatkan mereka bahwa Allah tidak meridhai jalan kedustaan dan kecurangan, dan rencana jahat mereka itu akan dihancurkan oleh Allah (QS: Fathir: 10).Marilah kita konsisten berpegang teguh pada prinsip kejujuran supaya kita tidak dusta dan tidak curang, sehingga kita dapat terhindar dari azab Allah di akhirat kelak. Marilah kita berupaya dan berjuang dengan sengaja dan berencana untuk tidak menghidupi keluarga kita dari sumber-sumber yang curang dan dusta. Manusia boleh jadi tidak mengetahui apa yang kita lakukan, tapi Allah SWT tidak bisaditipu, sebab Allah SWT maha tahu apapun yang terang dan yang tersembunyi (QS: Al-A’la: 7). Akhirnya marilah kita kenang kembali sebuah Hadih Maja indatu kita: ‘Meunyo sulet, teuntee meupalet’. Dalam kesempatan lain akan kita bahas beberapa prinsip lain, diantaranya prinsip tidak dendam, saling tolong menolong, dan cinta akhirat. [yakub]
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh