[Lhokseumawe | Muhammad Yakub Yahya]  Pagi Kamis (1 Mei), Kakanwil (Kepala Kantor wilayah) Kementerian Agama Aceh Drs H Ibnu Sa’dan MPd dan rombongan, hadiri acara wisuda santriwan/santriwati Dayah Miftahul Ulum, Paloh, Muara Satu, Kota Lhokseumawe. Hadir pula dalam acara jelang 2 Mei (Jumat) itu, Kakankemenag Kota Lhokseumawe, Kadisdik Kota Lhokseumawe, dan pejabat lainnya.

Jumlah santri yang diwisuda pagi awal Rajab 1434 Hijriah itu, sejumlah 65 putra dan 99 santriawati. Dan, dengan demikian alumninya kini mencapai 1.075 orang, ditambah sejulah wisudawan hari ini.

Almuni sekarang ada telah yang menembus ke Timur Tengah (Yaman, Surah, Irak dan lainnya) serta Eropa (atas nama zamzami Zainuddin). Ada juga yang di London dan Tiongkok (mengambil magister jurnalistik).

“Yang ke Irak dan Suriah diinformasikan ada yang kabur, kabarnya karena konflik, dan kita kuatir ada yang lari ke Iran itu. Jika benar dia di Taheran itu, sepulang nanti kita luruskan syahadatnya nanti,” kata Direktur Dayah Dr Hamdani Khalifah, MA, dalam cuaca yang cerah itu, yang juga sambutan disampaikan oleh Kakanwil Kemeng Aceh, usai upacara penyerahan ijazah itu.

Kakanwil baru saja dari Jakarta (Bekasi), dan malamnya bertolak dari Banda Aceh, serta menginap di Bireuen. Sarapan pagi bersama Kakankemenag Bireuen, Drs Maiyusri dan jajarannya.

“Meskipun mereka di luar, bahkan di Cina, syahadat mereka lebih baik dari anak di Paloh ini, kami sudah menelitinya,” ujar Direktur yang sudah delapan tahun menjadi Direktur, di hadapan Kakanwil, Muspida, dan para undangan, termasuk tokoh pendidikan, tokoh masyarakat, dan wali murid.

Menurut pimpinan dayah, dayah di Paloh, Muara Satu ini, berakreditasi A (10 Besar Dayah Aceh).  Yang nonasrama 443 santri. Alumni tak tahu lagi ke mana mereka sudah mengabdi dan mengembangkan diri usai jadi alumni.“Tantangan kita antara lain akselerasi budaya yang liar, yang dipertontankan sebagian anak-anak kita. Tak kita pandang dia di dayah, madrasah, dan sekolah. Semua bisa jadi mangsa perubahan zaman. Tak sedikit yang membasahi narkoba,” ingatnya.

“Dayah Misbahul Ulum ini juga tipe A dalam daftar Badan Dayah Aceh. Jumlah santri per Mei 2014 berjumlah 1.398 santri,” jelasnya dalam acara yang di-MC-kan santri dalam dua bahasa (Arab, Inggris, dan Indonesia).

“Dayah ini didik oleh 106 39 laki-laki dan 67 ibu guru. Sebagiannya menginap di sini,” sambung Idrektur dalam acara yang juga hadir Ketua Pembina Yayasam Prof Dr Hasballah M Thaib MA.

Dalam proses pewisudawan, panggilan disampaikan dalam bahasa Indonesia, tapi judul paper yang  mengantar mereka meraih ijazah adalah dalam Bahasa Inggris dan Arab. [faisal]