Sedikit cerita tentang Ruhamah binti Hasan Amin, jemaah haji Sabang yang wafat di Tanah Haram. "Nenek Ruhamah", sapaan akrab kami, jemaah haji Sabang.
Ia adalah sosok yang tangguh dalam banyak hal. Walaupun umur tidak tergolong muda yakni 84 tahun, tapi asa beliau untuk berhaji di tahun ini sungguh membuat hati kami tersentuh. Ia adalah Jemaah Haji Indonesia yang tergabung di Kloter BTJ-01 yang dilepas Pj Gubernur Aceh, Rabu, 29 Mei 2024.
Bermula pada saat ditetapkannya nama Ruhamah binti Hasan Amin sebagai salah satu jemaah haji Indonesia yang akan berangkat pada musim haji 2024. Saat dihubungi PPIH Daerah Sabang bahwa nenek akan berangkat, Nenek Ruhamah segera mengurus berkas yang diperlukan sampai dengan mengecek kesehatan di rumah sakit.
Setelah semua berkas selesai, ternyata ada berita buruk bahwa nomor porsi Nenek Ruhamah mengalami kesalahan teknis sehingga ia dinyatakan batal untuk berangkat haji di tahun ini. Rasa sedih dirasakan oleh Nenek Ruhamah dan keluarga.
Akan tetapi, semangat dan doa Nenek Ruhamah tidak pernah putus untuk bisa berhaji sampai suatu saat beliau dikabarkan bahwa akan diberangkatkan haji pada tahun ini. Sontak rasa gembira menyelimuti nenek dan keluarga, tetapi permasalahan datang lagi bahwa nenek akan diberangkatkan bersama kloter 9 karena kuota untuk kloter 1 Sabang sudah penuh, hal tersebut tak menghalangi niatnya untuk berhaji.
Beberapa hari sebelum keberangkatan jemaah haji Sabang, nenek diberitahukan bahwa ada salah satu jemaah asal Sabang dinyatakan batal berangkat haji tahun ini karena musibah, dan qadarullah nama Nenek Ruhamah dimasukkan ke dalam kloter BTJ 01 bersama jemaah Sabang.
Rasa senang dan haru pun menyelimuti Nenek Ruhamah dan keluarga ketika hendak meninggalkan Kota Sabang, tangis haru keluarga yang ditinggalkan mengiringi keberangkatan beliau ke Tanah Haram.
Ketika di dalam pesawat Nenek Ruhamah sangat ceria, bahagia, dan selalu tersenyum. Pengalaman ini diceritakan dokter yang menemani Nenek Ruhamah di pesawat, apapun yang Ia ingin kerjakan dikerjakan sendiri, sungguh tekad nenek untuk menyentuh Tanah Haram sangat luar biasa.
Sesampai di kota Mekah, kami bersama Nenek Ruhamah segera melaksanakan umrah wajib pada pagi harinya. Selama di Kota Mekah Ia selalu ceria dan mengatakan bahwa ia sangat ingin setiap shalat dikerjakan di Masjidil Haram akan tetapi demi kesehatan nenek maka anjuran dokter untuk shalat di hotel saja.
Tetapi Allah berkehendak lain, sepekan sesampai di Tanah Haram, dinyatakan meninggal dunia dan dishalatkan di Masjidil Haram. Sungguh kematian yang diinginkan oleh setiap muslim, didoakan dan dishalatkan jutaan orang. Lalu dikebumikan di Tanah Mekah, tanah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sungguh sangat mulia kembalinya Nenek Ruhamah ke sisi-Mu ya Allah.
Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, "Barang siapa yang berangkat haji dan umrah, lalu meninggal (dalam perjalanan), Allah akan membalasnya berupa pahala haji dan umrah sampai hari kiamat. Dan siapa yang mati di salah satu tanah terlarang, maka dia tidak akan dimintai pertanggungjawaban, maka akan dikatakan kepadanya, 'Masuklah ke surga'." (HR Al-Baihaqi).
Nenek Ruhamah kini istirahat dengan tenang di pemakaman syuhada. Kita doakan demikian.
"Almarhumah sudah dimakamkan di Maqbarah Syuhada Syarair. Kita doakan semoga almarhumah diampuni segala dosanya dan ditempatkan di sisi Allah swt," ujar Kakanwil Kemenag Aceh/Ketua Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) BTJ Dsr H Azhari MSi, yang belasan tahun mengabdi di Kankemenag Kota Sabang, sehari setelah meningga dunia.
Nenek Ruhamah jemaah tegar asal Ujong Kareng Kota Sabang tersebut meninggal di Rumah Sakit King Faisal, Mekah, Rabu, 5 Juni 2024, pukul 20.55 Waktu Arab Saudi (WAS).
Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Embarkasi Aceh, Drs H Azhari MSi mengatakan bahwa Ruhamah adalah jemaah kelompok terbang (kloter) BTJ-01.
Allahumma Shalli ‘ala Muhammad. Sanggat indah perjalanannya ya Allah, berkahi dan ridhai jalannya. Kami bersaksi bahwa beliau adalah orang yang baik. Allaahumma Amin.
*Ditulis oleh Mardiana, Jemaah Haji Sabang yang tergabung di Kloter BTJ-01. Ia juga merupakan seorang guru yang mengabdi di MAN Sabang.