Takengon-KemenagNews (24/5/2013) Sebagaimana telah diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji bahwa kewajiban pemerintah adalah memberikan pelayanan, penyuluhan dan pembinaan kepada jamaah calon haji. “Untuk itu, Kantor Urusan Agama Kecamatan Bebesen telah melaksanakan kegiatan bimbingan manasik bagi jamaah calon haji sebanyak 7 (tujuh) kali tatap muka sejak 13 Mei s/d 23 Mei 2013 dan dipusatkan di Mesjid Besar Quba,” demikian kata H.Ali Idris, Lc selaku ketua panitia manasik haji KUA Kecamatan Bebesen melaporkan (23/5).Kegiatan bimbingan manasik yang dipusatkan di Mesjid Besar Quba Bebesen tersebut merupakan salah satu titik di antara 4 (empat) titik pusat kegiatan manasik tingkat kecamatan di jajaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah. Ali Idris menyampaikan juga bahwa dari 126 orang JCH Aceh Tengah yang mengikuti manasik dibawah bimbingannya berjumlah 39 orang, dengan rincian 33 orang merupakan JCH dari Kecamatan Bebesen, 4 orang dari Kecamatan Kute Panang dan 2 orang dari Silihnara. Selain itu, ada juga beberapa orang jamaah calon haji dari luar daerah yang ikut latihan (manasik) haji di sini dikarenakan bertugas sebagai PNS di Takengon.Oleh para Tutor, peserta manasik mendapat bimbingan berupa binbingan teori dan sekaligus praktek terkait dengan pelaksanaan ibadah haji. Diantara Tutor atau narasumber dalam kegiatan mansik tersebut antara lain: Kakankemenag Aceh Tengah Drs.H.Hamdan; Kepala Dinas Syariat Islam Aceh Tengah Drs.H.M.Saleh Syamaun; Kasi Haji dan Umrah Drs.Salman; Kasi Bimas Islam Drs.H.Alhulwani; Panghulu KUA Kec.Bebesen H.Harun Usman,Lc,MA dan Penyuluh Agama Islam Fungsional Kec.Bebesen H. Ali Idris,Lc yang juga selaku ketua panitia. “Khusus kegiatan praktek lapangan dalam manasik haji, mengambil waktu di 2 (dua) hari terakhir kegiatan mansik,” ujar Ali Idris. Dijelaskan, bahwa kegiatan prakteknya meliputi tata cara: tawaf, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, melontar jumroh di Mina dan kegiatan praktek haji lainya. Selaku pemandu praktek lapangan tersebut adalah H.Ali Idris,Lc dan H.Harun Usman,Lc. Dua PNS muda Kemenag Aceh Tengah tersebut merupakan alumni-alumni Al-Azhar Cairo Mesir yang sudah mengenal dekat Baitullah. Sementara H.Ali Idris juga pernah menjadi petugas pembimbing jamaah haji tahun 2010 yang lalu.Selanjuntnya dipaparkan, di hari pertama praktek, untuk rute perjalanan ibadah haji di Tanah Suci nantinya, anitia manasik menetapkan tempat-tempat di sekitar Bebesen antara lain: Menasah Kebet sebagai Madinah, di sini peserta manasik melaksanakan shalat Arbain, dan tempat-tempat ziarah lainnya; sesudah itu Mesjid Baiturrahim Kebet diibaratkan Bir Ali sebagai tempat mikat untuk jamaah yang melaksanakan umrah dan haji, dan di sini disampaikan pentingnya niat dan pantangan-pantangan setelah ihram. Setelah itu, jamaah menuju Makkah yang dalam manasik ini komplek Masjid Quba sebagai Mekkah-nya. Di sini jamaah melaksanakan tawaf, sai, dan tahallul.Selanjutnya, hari ke-2 praktek menuju Padang Arafah, dalam hal ini ditunjuk Lapangan Musara Alun. Selanjutnya Mabit di Muzdalifah sekaligus mengambil batu paling sedikit 7 (tujuh) batu, setelah tengah malam jamaah haji di berangkatkan menuju Mina; JCH dipandu untuk melontar di Aqabah yang dalam praktek sebenarnya dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah, yaitu hari Nahr. Di sini dijelaskan, tentang nafar awal dan nafar tsani; setelah itu jamaah haji diberangkatkan ke Makkah, sebab masih adalagi rukun, yaitu tawaf ifadah atau tawaf rukun. Kemudian, diingatkan juga kepada jamaah yang mau pulang untuk melaksanakan tawaf wada'. “Jamaah siap-siap pulang ke Tanah Air”, demikian Ali Idris memaparkan kegiatan praktek manasik bersama Jamaah Calon Haji binaannya. (Mahbub Fauzie/y)