Banda Aceh-KemenagNews (17/5/2012)Jelang magrib, seusai mengaji, sambil menanti ayah-ibu, atau kakaknya menjemput, sejumlah anak Taman Pengajian Al-Quran (TPQ) Plus Baiturrahman melanjutkan 'kerja'nya, yaitu main bola, di halaman selatan Masjid Raya Baiturrahman. Dunia anak, memang belajar sambil main, main sambil belajar. Kondisi dan sistem hari ini membuat pengurus masjid, pengurus TPQ, dan ustadz, harus membuka lagi 'bab-bab' peran masjid masa awal Islam, ternyata dia bisa tempat latihan, mengaji, rapat, pembelajaran dan seterusnya. Ustadz, guru, dan ayah-ibu, wajib tahu itu 'lumrah', apalagi anak mengaji sore, di jam-jam sisa. Ramai ke masjid dan mushalla dengan baju les dan tas sekolah, tanpa kitab dan alat untuk mengaji, letih dan bau. Elly Risman, Psi, tokoh wanita hebat dari Aceh pemilik "Yayasan Kita dan Buah Hati Jakarta" dalam "Seminar Parenting: Peran Ayah, Ibu dalam Menghadapi Beratnya Persaingan dan Stres Anak", di Aula Politeknik Aceh (13/5), 'mengejek', "Jika kita cerabutkan masa bermain anak di usia kanak-kanak (2-7 tahun misalnya), maka kita akan menyaksikan kelak dia sebagai orang dewasa yang kekanak-kanakan." Data ilmiah menunjukkan, otak anak sebelum umur 7 tahun belum tersambung. Jadi, dia tak mengerti awas, jangan, wajib, haram, dan kata yang diulang-ulang orang dewasa itu. Yang ada hanya ayah dan ibu, capek merepet sendiri. Kita saksikanlah orang dewasa kawin, dan rumah tangganya sering cek-cok kayak anak-anak bermain rumah-rumahan, asyik rebutan perhatian, rebutan kesempatan, dan teriakan penuh makian. Kita saksikanlah politisi, atau siapa pun dan profesi apa pun, yang asyik berebutan kursi, pas umpamanya kayak anak TK. Demikian gambaran Elly (putri pendiri Harrian Peristiwa dulu) dalam acara yang diprakarsai "Aceh Happy Family" dan didukung Bank BPR Mustaqim Aceh itu. Tak ada hubungan kesuksesan masa dewasa dan remaja dengan kecepatan anak (misalnya sebelum 7 tahu), yang bisa cepat membaca. Dalam sistem didikan kita saja, anak PAUD dipaksa membaca, anak TK diwajibkan PR, anak SD/MI kayak kuliah S1, anak SMP/MTs bagai S2, dan anak SMA/MA seperti S3. Anak memikul buku dan ransel, serta alat sekolah yang mencacatkan pinggangnya, nyaris lebih berat dari beban tim evakuasi pesawat SSJ 100 Sukhoi yang jatuh di Gunung Salak, Bogor. Baru di usia 7 tahun, otak anak akan bersambung, kata pakar. Jadi, mari kita dukung 'kerja'nya, bermain di masa emasnya. Permainan itulah kerja anak-anak. "Kita sering ditegur jamaah dan pengurus masjid, agar anak tidak main-main seperti itu di halaman. Alasannya, mungkin tidak 'lazim' anak main bola, mungkin rumput yang tidak ingin diinjak, atau bola lampu akan pecah. Tapi kami menjelaskan, kami berusaha mengawasi, agar anak bermain bola tidak seserius main di pantai, soal pecah lampu, kita akan ganti. Tapi lama-lama komplain tidak seru lagi, melihat 'kecuekan' kita." Orang tua yang pasang mimik serius dan ilmiah dengan anak, kayak tak pernah jadi anak-anak. Apakah kesuksesan hari ini, ada hubungan dengan dia (di usia balita) bisa cepat diajarkan membaca dulu? Bukankah anak yang stres dan bermasalah sekarang, buah dari salah kaprah, 'salah didik', dengan kurikulum padat, paket nilai 'bisu', serta deretan angka yang 'kaku'? Mari kita pahami, dekap anak, tatap matanya tiap hari, oleh ayah dan ibu, secara bersama dan sesering mungkin, sebelum dia teralienasi (asing) dengan diri, keluarga, dan dunianya. "Atas dasar itu pula, kami memang digelar TPQ Plus, tapi belum tentu 'plus' dalam rangking dan tropi prestasi, sebab anak ke masjid di waktu sisa, hanya sejenak (1,5 jam atau bahkan kurang), dia lagi lelah, di masjid songsong senja hari, dan memang mereka mengaji kadang setengah 'main-main'," sindir Direktur TPQ Plus Muhammad Yakub Yahya. (yakub)
Tentang Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota. Alamat Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242