Banda Aceh-KemenagNews (19/11/2012) Kepala Badan Pemberdayaan dan Pendidikan Dayah (BPPD) Aceh, Ir. Rusmiady, berjanji bahwa, ke depan honor teungku dayah, honorarium pimpinan dayah ma`had `aly (dayah manyang) serta sarana dan prasarana akan terus ditingkatkan. Namun kendala yang sering muncul di permukaan antara lain, manajemen yang belum baik, anggaran yang belum memadai, SDM Dayah yang belum mencukupi secara kualifikasi, sarana dan teknologi pengajaran yang belum memadai. Demikian gambaran dan harapan yang diutarakan Kepala `Badan Dayah` Aceh itu, saat membuka Pelatihan Manajemen Kelembagaan Dayah Manyang (Ma`had `Aly) di Hotel Diana (18/11). Acara yang diikuti oleh delapan utusan Dayah Manyang itu, meliputi utusan selain Mudir dan Wakil Mudir, diundang juga Kabag Mahasantri, Kabag Akademik, dan Pengelola Administrasi Keuangan Dayah. Hadir dalam pembukaan pelatihan yang digelar Badan Pembinaan dan Pendidikan Dayah (BPPD) Aceh, pada Ahad malam (18/11) lalu, selain Kakanwil Kemenag Aceh. Drs. H. Ibnu Sa`dan, M.Pd, juga ada Kepala UPTB Islamic Centre (Drs. Sahlan M. Dian), Kabid Manajemen (Muslim), Kabid Pemberdayaa Santri (Drs. Muhammad Nasir), dan Kasi Sarana dan Prasarana BPPD (Salman SE. Ak).Kakanwil Kemenag Aceh menjadi salah satu nara sumber pelatihan yang digelar sejak 18-13 November itu. Pemateri lainnya, ialah Prof. DR. M. Hasbi Amiruddin, MA (pejabat Kopertais V dan Dosen Pascasarjana IAIN Ar-Raniry), Prof. DR. Warul Walidin Ak, MA (Ketua MPD Aceh), Muhammad Zubedi Koteng (unsur Unicef wilayah Aceh), Ir. H. Firdaus, MSi (Dosen Abulyatama), dan DR. Hasan Basri, MCom (Dosen Fakultas Ekonomi Unsyiah). Di hadapan 40 utusan Dayah Manyang, salah serorang pemateri mengajak pimpinan dayah dan teungku dayah, agar dapat menerapkan akuntabilitas dalam pelaporannya. "Menulis apa adanya, satu tulis satu, dua tulis dua, tanpa mark up (penggelembungan), itulah transparansi," jelas pemateri dari ekonom itu, menjawab peserta yang bertanya, bagaimana contoh laporan yang bertanggung jawab. [yakub]