Banda Aceh (Humas)---Pihak keluarga almarhum Drs Tgk H A Rahman Kaoy telah menyerahkan dokumen Ikrar Waqaf berupa sepetak tanah/lahan, untuk kegiatan dakwah islamiyah dan kemajuan Islam, Selasa (30/3/2021).
Penyerahan dokumen terutama untuk aktifitas Ikatan Siswa Kader Dakwah (ISKADA) dan aktivitas dakwah tersebut, berlangsung bersahaja dan khidmad di Solong Kopi II Coffee, dekat RSU Meuraxa, Jalan Soekarno Hatta, Lampeuneurut, pukul 09.30 WIB.
Dokumen objek wakaf diterima langsung oleh Sekjen DPP ISKADA Aceh Muhammad Syarif SHI MH dan disaksikan M Haikal Ilyas SPdI, Marwidin Mustafa SSosI, serta M Yusuf G Moeda MPd. Para saksi merupakan Pengurus ISKADA aktif.
Aset wakaf itu, sepetak tanah yang berukuran 185 M, sebagaimana maksud pewakaf (waqif), berloksi di kawasan Lampriek, Bandar Baru, Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh.
Mewakili keluarga almarhum, sang waqif (Drs Tgk H Abdurrahman Kaoy), hadir A Kamil SH SPd MPd dan Khairiah SPdI.
Selanjutnya, tim berkoordinasi ke Kantor Keuchik Lampriek/Bandar Baru, bersama Keuchik Bandar Baru Mahyuni.
Muhammad Syarif yang bertindak atas nama ISKADA, mengucapkan apresiasi yang dalam dan berjanji akan memanfaatkan tanah tersebut untuk kepentingan kegiatan Kader Dakwah (ISKADA) dan kemajuan agama Islam.
Sebagaiman tertuang dalam Surat Ikrar Waqaf tertanggal 10 Nopember 1975 yang disaksikan oleh almarhum Tgk H Abdullah Ujong Rimba, Mayor H Ilyas Syamsun, TA Muluk, Kepala Kampung Bandar Baru Ibrahim Syah Fansyuri, dan Anjar Jaya Setiawan.
Lebih lanjut, Muhammad Syarif mengatakan, almarhum Ayahanda A Rahman Kaoy bagi kami selaku kader ISKADA adalah sosok tokoh sekaligus guru yang luar biasa.
Ayahanda ialah sapaan kader bagi almarhum, yang juga pengajar di IAIN Ar-Raniry itu.
"Beliau sangat mencintai seluruh Kader ISKADA dan kami salah seorang yang pernah di kaderkan pada 1998," ungkap 'Bung' Syarif, mantan Ketua Umum Remaja Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Sebelumnya, Syarif mengatakan sebulan sebelum almarhum meninggal, ia pernah menyampaikan, bahwa satu ruangan di komplek rumah kediamannya, di Lampriet, diwakafkan untuk aktifitas ISKADA. Namun karena saat itu tidak ada dokumen resmi yang sah, maka dirinya tidak bisa berbuat banyak.
"Insya Allah pascamenerima dokumen ini, saya akan sampaikan pesan ini kepada seluruh keluarga Besar ISKADA," imbuh Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh itu.
"Dan kami benar-benar menjaga dan mengelola tanah wakaf ini untuk kepentingan ummat dan kaderisasi dakwah," pungkas putra Meukek Aceh Selatan itu.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, almarhum Tgk H A Rahman Kaoy telah berpulang ke hadirat Allah Taala, Sabtu (23/5/2020), akhir Ramadhan 1441 H, sekitar pukul 07.05 WIB.
Almarhum meninggal dunia di Gampong Tong Peria, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie. Bulan Maret 2021 ini pun, istri almarhum yang juga Dosen di kampus IAIN Banda Aceh, telah dipanggil Allah SWT, di satu kawasan Aceh Besar.
Almarhum Tgk H A Rahman Kaoy, ulama Aceh pegiat dakwah yang berjuluk “Singa Podium” ini, sejak beberapa bulan terakhir terakhir, sebelum meninggal, terbaring dalam kondisi sakit, sepuh. Ia juga dikenal sebagai pakar sejarah Aceh.
Almarhum A Rahman, dilahirkan di Geulumpang Minyeuk, Pidie, 20 Juli 1942.
Pemuda Tiro ini, semasa mudanya dikenal ikhlas berdakwah ke seluruh pelosok Aceh mengembang risalah ajaran Islam.
Beberapa jabatan strategis diemban kala mudanya antara lain, ia pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry, Anggota MUI/MPU Aceh, Pengurus Masjid Al Makmur Lampriet, dan Wakil Ketua Majelis Adat Aceh (MAA).
Dalam biografi singkat A Rahman Kaoy di Mata Kader yang ditulis Muhammad Syarif, disebutkan, bahwa Rahman Kaoy adalah binaan Tgk Daud Bereuh, Tgk Abdullah Ujong Rimba, dan Ali Hasyimi.
Tiga tokoh pergerakan Aceh itu menjadi guru kepemimpinan bagi Rahman Kaoy.
Ia menjadi sosok pemberani saat bicara tentang Aceh, kegiatan dakwahnya tidak hanya level Aceh, tetapi hingga nasional. Beberapa kali ia diundang ke Markas Besar TNI diminta nasihat da memberikan pandangan tentang Aceh.
"Ayahanda" juga dikenal sebagai arsitek berdirinya ISKADA Aceh yang banyak melahirkan kader ulama tersohor.
Sebuah pergerakan yang hingga saat ini terus melahirkan calon-calon dai berkualitas. Sejumlah dai hebat di Aceh saat ini merupakan binaan langsung "Ayahanda".
Almarhum berjasa besar bagi pengembangan Masjid Jamik Al Makmur Lampriek, berkat jasa dan lobinya ke Pemerintah Kerajaan Oman, masjid yang berada di Lampriek berdiri megah saat ini adalah buah dari kerja kerasnya semasa masih menetap di Gampong tersebut.[yyy/muhammad yakub yahya--kader iskada 1996]
[Pengurus DPP ISKADA Ir H Ahsan Jas MEng dan M Yusuf G Moeda MPd di Masjid Al-Faizin Lampeuneurut Aceh Besar, jajaki pengembangan dan pemrosesan hadirnya sebuah toko berlantai dua di Lambhuek Ulee Kareng, menjadi hak milik Iskada, yang sekarang menjadi Markas Besar Iskada, tukar guling tanah Iskada yang dibeli oleh Keluarga Besar Iskada melalui LPPD Iskada atas amanah pengurus demisioner Ketua Umar Ismail SAg dan Sekretaris Wilayah Dr H M Haikal MM]