[Jambi | Muhammad Yakub Yahya]  Dua hari ini, cuaca Jambi berasap relatif tipis-sedang. Perubahan ‘angin’ muncul, selesai hujan Sabtu shubuh dan dhuha (6 September). Beberapa penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Cengkareng menuju Sultan Thaha Jambi, bahkan dialihkan ke Palembang dulu, seperti yang dialami rombongan Badan Pendidikan dan Pengembangan Dayah Aceh, kemarin.    

Untuk proses pemulangan kontingen, usai acara penutupan MQKN memang akan ada peningkatan volume di bandara Jambi. Sebab hampir semua kontingen akan menuju ke Jakarta dulu, baru ke daerah masing-masing. Soalnya penerbangan langsung misal, Jambi-Medan atau ke Banda Aceh, tidak ada yang langsung. Ada memang yang langsung yakni ke Batam, Kepri.     

Jadi, biar pun ingin pulang cepat sehari sebelum Selasa (9 September) atau usai penutupan, tetap tidak bisa pulang karena pesawat full. Namun, sebagian peserta Sumatera yang sudah tahu tidak masuk final, ada yang berkemas menuju Riau, Bengkulu, atau Sumbar (tetangga Jambi) dengan darat.          

Kabid PD Ponten Kanwil Kemenag Provinsi Aceh H Abrar Zym SAg, sampaikan bahwa sesuai jadwal, Ahad malam (7 September) digelar penutupan Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) V. Kontingen Aceh akan ke Aceh, insya Allah, seperti saat berangkat pekan lalu. Bangun pukul 03.00 WIB langsung berkemas, dan shubuh di bandara, take off pukul 06.00 WIB. Semua jadwal kepulangan semula, pukul 08.00 WIB. Shubuh di Jambi sekitar 1/2 lebih awal. Kabid PD Pontren pimpin rapat dengan Kontingen Aceh malam Ahad (7/9).    

Sebenarnya sesi final sebagiannya, telah selesai Jumat pagi-siang (6/9), dilanjutkan pada Ahad pagi (7 September). Ini sesuai dengan jadwal yang telah ada. Jika bisa, sebenarnya semua sesi final bisa dimajukan cukup hingga Sabtu sore. Lalu malamnya langsung penutupan. Tapi, hingga kini ajang MTQN V yang dimulai Senin – Selasa (1-9 September) masih berlangsung seru di Arena Ponpes As’ad Jambi Seberang, Jambi.     

Namun penutupan tetap harus Ahad malam (7/9), dan Seninnya dilanjutkan dengan anjangsana dan pelepasan (8/9). Pun demikian, sebagian saja kontingen baik dari Aceh maupun provinsi lain yang memilih beranjangsana jauh, misalnya ke Candi Muara Takus atau ke kebun duku (seperti yang duluan Kabid Pontren Kanwil Kemenag Aceh laksanakan). “Jambi punya duku, Palembang punya nama,” kata ojek Kota Jambi, mengritik ‘ulah’ tetangga Sumsel yang sering bilang duku itu produksinya, padahal milik Jambi.    

Sebagian tamu di Jambi itu, hanya beberapa kali ke arena atau menyeberang dengan ketek (perahu kecil). Cukup 5 menit sejak ‘boarding pass’, ‘take off’, dan ‘landing’ ke seberang. [inmas]