CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Kisah Haru di Balik Persami MAN Pegasing

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 312
Selasa, 17 Februari 2015
Featured Image

[Pegasing | Muslailati] Sehari setelah Gebyar Pramuka Persami MAN Pegasing berakhir, tepatnya hari Senin (16/2), pukul 11.00 WIB, handphone penulis berdering. Tertera nama ibu Mariani M.Pd sebagai pemanggilnya. Dan pembicaraan singkat berlangsung.

Intinya ibu Mariani memohon kesedian penulis selaku Panitia Pelaksana Persami MAN Pegasing untuk mencari sebuah tas peserta Persami MTSN 2 TKN (sebut saja namanya Dilla), yang hilang pada kegiatan tersebut. Diduga,  besar kemungkinan tas tersebut tertinggal di lokasi kegiatan.

Seperti diketahui, kegiatan Persami dilaksanakan di Bumi Perkemahan MAN Pegasing dan berlangsung selama 2 hari.   

Penulis segera menyanggupi permohonan tersebut, apalagi menurut Dilla, dalam tasnya ada sejumlah uang yang dititipkan orang tuanya untuk membayar sewa kosnya, selimut, seperangkat alat shalat, seragam pramuka dan handphone.

Pemeriksaaan pun segera dilakukan, dibantu oleh Pak Man Penjaga sekolah dan anggota Pramuka Gudep MAN Pegasing. Hasilnya nihil. Tas yang dimaksud tidak ditemukan. Malah hasil temuan team pemeriksa, ada satu buah kompor merk Hock dengan periuk nasi yang sudah hitam serta penuh nasi di dalamya, sepertinya nasi tersebut belum pernah disentuh, belum diketahui milik siapa, yang jelas bukan milik Gudep MAN Pegasing.   

Ketika penulis bermaksud menghubungi nomor handphone Pembina Gdep yang hadir pada kegiatan kemarin, tiba-tiba handphone penulis berdering lagi. Panggilan ibu Mariani lagi. “ Ibu, sudah ditemukan tas yang hilang itu. Sebentar lagi akan datang ke sekolah ibu, anak yang temukan tas itu. Tolong diamankan ya bu,” demikian kalimat ibu Mariani. 

Alhamdulillah, ternyata tidak butuh waktu yang lama. Kembali penulis menyanggupi untuk mengamankan tas yang akan diantar oleh penemunya.

Tidak lama kemudian, masuklah ke ruangan penulis seorang siswa. Dengan sangat sopan siswa tersebut menyapa penulis, dan ditangannya terjinjing sebuah tas hitam. Ada sorot ketakutan di matanya, dan sangat jelas penulis melihat tangannya gemetar.

Penulis mulai mencairkan suasana, mencoba hilangkan ketakutan siswa tersebut. Dan meluncurlah kalimat siswa tersebut, “ Maafkan saya bu! Tadinya saya mau mencuri, tapi tiba-tiba saya ingat bahwa saya adalah anggota Pramuka, akhirnya saya memutuskan untuk mengembalikan tas ini.”

Penulis tersenyum sekaligus terharu. Apalagi saat penulis mencoba memberikannya uang sebagai ucapan terimakasih, siswa tersebut menolaknya. Rupanya isi dasa darma pramuka sudah merasuki akar jiwanya. Padahal siswa tersebut mengaku baru 2 bulan menjadi anggota pramuka. Ada baiknya penulis mengangkat kutipan isi dasa darma pramuka dalam tulisan ini. Dasa Darma Pramuka biasanya selalu dibacakan pada saat upacara penaikan bendera pramuka, dan anggota pramuka diharuskan menghafalnya. Isi Dasa Darma pramuka antara lain, pramuka itu:

• Takwa terhadap Tuhan yang Maha Esa

• Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia

• Patriot yang sopan dan kesatria

• Patuh dan suka bermusyawarah

• Rela menolong dan tabah

• Rajin, terampil dan gembira

• Hemat cermat dan bersahaja

• Disiplin, berani dan setia

•  Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

• Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Mungkin ketegasan yang terkandung di dalam dasa darma tersebut yang menginspirasi siswa tersebut untuk mengembalikan tas itu. Kalimat pujianpun penulis lontarkan pada siswa tersebut, sebuah usaha penulis untuk menghilangkan semu merah di wajahnya akibat “malu”.

Dan pemeriksaan tas dilakukan, disaksikan oleh Pak Sirajuddin, guru olahraga yang kebetulan di ruangan penulis, isinya masih utuh. Setelah proses serah terima selesai, siswa tersebut pamit sambil menyalami penulis dengan sangat sopan.    

Baru beberapa langkah, siswa tersebut berbalik lagi. Kalimat yang dilontarkannya membuat penulis hampir menangis. “ Bu, apa di sini ada tertinggal sebuah kompor merk Hock, juga sebuah periuk nasi berisi nasi yang sudah masak?

Malam kemarin, kami kehilangan itu. Kami semua tidak makan, malam itu, bu. Lagipula hujan deras kan bu, semua sudah bongkar tenda, jadi kami tidak bisa masak lagi, akhirnya dalam hujan deras itu, kami pulang dengan perut yang sangat lapar,” siswa tersebut bertanya dengan penuh harap.   

Penulis segera memerintahkan anggota pramuka Gudep MAN Pegasing menyerahkan kembali barang milik siswa tersebut yang kami temukan saat pemeriksaan tas Dilla. Seperti sebuah kebetulan. Di balik cerita realita ini, mungkin ada beberapa hikmah yang bisa dipetik, antara lain:

1. Bahwa jujur itu adalah segalanya. Jujur membuat seseorang akan bebas, bebas dari perangkap kebohongannya.

2. Bahwa teliti dan hati-hati serta mawas diri harus diutamakan. Terkadang akibat keteledoran kita, akan memberikan peluang kepada orang lain untuk berbuat salah.

3. Tutur kata yang halus, perangai yang santun, akan membuat lingkungan lebih memahami kita.

4. Jangan menilai sikap dan perbuatan seseorang hanya dari sisi negatifnya saja, akan tetapi berusahalah memahami kesulitannya. Semoga reality story ini bermanfaat untuk kita semua. Aamiin….. [Muslailati S.Pd, guru MAN Pegasing/yyy]

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh