Tangse-KemenagNews (12/4/2013) Panitia “Seminar Nasional Al-Qur’an dan Musyawarah Kerja Nasional Ulama Al-Qu’an” di bawah Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama R.I Tahun 2013 menetapkan sekaligus mengundang 20 narasumber untuk menyampaikan makalahnya, salah satunya atas nama Muktasim Jailani,MA, guru pendidikan agama pada MIS Krueng Seukuek Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie. 20 orang tersebut terpilih melalui seleksi ketat yang diikuti oleh 212 orang dengan mengirimkan summary call for paper sesuai dengan syarat dan kriteria yang ditentukan oleh panitia seminar.Seninar dan musyawarah tingkat nasional ini akan dilaksanakan di Serang-Banten pada tanggal 21 sd 24 Mei 2013. Rencannya narasumber dari Aceh ini, yang dikenal sebagai guru agama pada salah satu madrasah swasta di Tangse ini akan mempresentasikan makalah tentang kontektual beut dalam masyarakat Aceh, melalui judul “Perbincangan Beut Al-Qur’an Ba’da Magrib dalam Masyrakat Aceh”. “Insya Allah saya akan menyampaikan bagaimana tradisi beut yang selama ini menjadi bagian dari kehidupan keagamaan masyarakat Aceh. Beut yang dikenal sebagai tradisi yang muncul seoring dengan berkembangkan Islam di Aceh, terus bertahan sampai sekarang sebagai tradisi pembelajaran Al-Qur’an,” jelas Muktasim dalam rilisnya kepada KemenagNews. Lebih jauh, Muktasim yang juga pengajar pada STAI Al-Aziziyah Samalanga, menambahkan bahwa beut Al-Qur’an setelah magrib perlu digalakkan melalaui program Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (Gemmar Mengaji), sebagaimana harapan Menteri Agama, Dr. (Hc) Suryadharma Ali ketika berkunjung ke Aceh, bahkan menjadi program nasional.Kepala MIS Krueng Seukeuk, Yusriati, S.Ag, mengharapkan pengalam yang diperoleh gurunya nanti dalam seminar tersebut dapat ditularkan kepada guru-guru lainnya di Madrasah, khususnya dalam mengembangkan dan menggalakkan kegiatan mengaji di Tangse dan masyarakat sekitarnya. (admin/muktasim)