Perwakilan Aceh dapat Pengharaan Anugerah Syiar Ramadan dari Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai Moderat Melenial Agent Inspiratif tahun 2025 di Jakarta.
Kemenag bersama KPI dan MUI kembali menyelenggarakan Anugerah Syiar Ramadan 2025, yang digelar di Auditorium HM Rasjidi Kemenag RI, Jakarta, pada Jumat, 23 Mei 2025.
Dengan mengangkat tema “Siaran Ramadan untuk Meneguhkan Ketahanan Bangsa,” ajang tahunan ini memberikan penghargaan kepada program siaran keagamaan serta tokoh inspiratif yang dinilai memberikan kontribusi positif selama bulan suci Ramadan. Tahun ini, untuk pertama kalinya, diberikan kategori baru: Moderat Milenial Agent (MMA) Inspiratif dari 34 provinsi di Indonesia.
Tiga sosok terpilih menerima penghargaan tersebut, yakni:
Selamat Ariga (MMA 1 Aceh)
Saviera Ajeng (MMA II Yogyakarta)
Lusi Andalusianingsih (MMA II Jawa Barat).
Kakanwil Kemenag Aceh Drs H Azhari MSi didampingi Kabid Urais Dr H Mukhlis MPd dan Kabid Penaiszawa H Zulfikar SAg MAg sampaikan apresiasi atas anugerah terbaik tahun ini bagi Selamat Ariga (MMA 1) dari Aceh ini
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI, Prof Dr H Abu Rokhmad MAg, menyampaikan bahwa ajang ini merupakan bentuk apresiasi atas kontribusi media dalam menyebarkan dakwah yang mencerahkan, mendidik, dan membangun.
“Ajang ini menjadi momentum penting untuk menegaskan peran strategis media dalam memperkuat ketahanan bangsa melalui siaran keagamaan,” ujar Abu dalam sambutannya, Kamis (22/5/2025).
Ia juga menegaskan pentingnya memperkuat ekosistem dakwah media yang kredibel di tengah derasnya arus informasi digital.
“Siaran keagamaan bukan hanya tontonan, tetapi juga tuntunan. Lewat penghargaan ini, kami mendorong lembaga penyiaran untuk terus meningkatkan kualitas siarannya agar relevan dengan zaman tanpa kehilangan nilai spiritualitas,” tambahnya.
Abu menjelaskan bahwa Kementerian Agama telah mengambil langkah konkret dalam membina kualitas dakwah media melalui pelatihan dai, penyediaan naskah khutbah tematik, pembinaan penyiar agama Islam, serta pembentukan Moderat Milenial Agent di setiap provinsi.
Sementara itu, Direktur Penerangan Agama Islam, Prof Dr H Ahmad Zayadi MPd, menambahkan bahwa Anugerah Syiar Ramadan bukan hanya soal penghargaan, tetapi juga forum konsolidasi nasional bagi para pelaku penyiaran keagamaan.
“Setiap tahun, ajang ini menjadi sarana koordinasi antar pelaku penyiaran untuk menjadikan dakwah media sebagai bagian dari ketahanan bangsa. Kami ingin siaran Ramadan menjadi instrumen pembangun akhlak publik,” ujar Zayadi.
Tahun ini, Anugerah Syiar Ramadan memberikan total 21 penghargaan kepada program televisi, radio, serta tokoh dan program inspiratif dari Kemenag dan MUI. Kategori yang dilombakan meliputi ceramah, kultum, dokumenter, ILM Ramadan, hingga program yang mendukung gaya hidup halal dan literasi akhlak digital.
Zayadi juga menegaskan pentingnya literasi digital dan dakwah yang bijak di ruang-ruang media sosial.
“Ini era di mana narasi kebaikan harus lebih viral dari kebisingan. Kita butuh konten keagamaan yang bukan hanya relevan, tapi juga transformatif,” pungkasnya.