Banda Aceh-KemenagNews (7/11/2012) Pimpinan Dayah Jeumala Amal Luengputu, Pijay, Drs. Tgk. H. Muhammad Daud Hasbi, M.Ag, mengingatkan kita, orang tua, "Bahwa ayah adalah cermin si anak. Maka kata-kata, gaya, dan penampilan kita, akan dpantulkan pada anak. Jadi, jangan salahkan anak, jika tak sejalan dengan harapan kita,” jelas Abi Daud, mantan Kakankemenag Kota Lhokseumawe itu.Ada lima faktor sukses dan gagal pendidikan Islam bagi anak di antaranya: hidayah Allah, makanan dan belanjaan kepada anak, dukungan dan teladan keluarga, dan pendidikan agama sejak dini, serta efek lingkungan,” lanjut Abi Daud, yang lumayan kocak itu.Bersyukur kita masih beriman, hidup, dan sehat. "Sah jika Allah melahirkan kita kafir, syukur kita lahir dalam lingkungan Islam. Soal hidup, bersyukur kita belum sampai diusung ke kuburan. Dan soal sehat, kita baru merasa ini nikmat, saat darah dicuci misalnya. Demikian muqaddimah Abi Daud Hasbi, mengantar `kajian rabuan` ba`da zhuhur (7/11) itu.Menyangkut makanan, kita tidak bisa bilang sama anak, "Paken meunan akai kah?" Tapi tanya diri kita, apa yang telah kita beri saat dia masih kecil. Makanan yang tidak jelas, akan mengaburkan juga masa depannya.“Jadi setiap kita membagi biaya dan belanja untuk anak, mari anggap itu hak mereka, rezeki anak yang Allah titip lewat ayah,” ajak Abi Daud, mantan Pengurus Dayah Inshafuddin Banda Aceh, di Mushalla Al-Ikhlash, Kanwil, Jalan Abu Lam U Nomor 9 Banda Aceh.Lanjutnya, dalam kultum `Rabuan`, yang dikoordinasi Bidang Penamas Kanwil itu, Sukses itu jika berhasil dunia dan akhirat. Jika dunia saja kaya, sehat, dan pitar, tapi di akhirat merana, itu bukan sukses, tapi gagal.” Jadi, “Saya sedih melihat minimnya jamaah shalat di Kanwil kita, padahal ini teladan bagi diri sendiri dan pihak lain,” tutup Abi Daud dengan nada weueh (masygul). [yakub]