Dengan semangat kolaborasi dan pembaruan, Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Aceh Jaya menggelar Rapat Kerja Daerah tahun 2025, bertempat di Gedung Balai Kegiatan Guru (BKG) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Jaya, pada Rabu, 8 Oktober 2025.

Rakerda kali ini mengusung tema Sinergi dan Inovasi Penyuluh Agama Menuju Umat Berdaya dan Berakhlak Mulia. Tema tersebut mencerminkan tekad IPARI Aceh Jaya untuk memperkuat peran penyuluh agama sebagai agen perubahan sosial, spiritual, dan moral di tengah masyarakat yang terus berkembang.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Jaya, yang diwakili oleh Kasubbag TU H Saifullah SHum MA. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya semangat kebersamaan dan pembaruan peran penyuluh di era digital.

“Penyuluh agama bukan hanya penyampai pesan keagamaan, tetapi juga penggerak sosial dan pelopor moderasi beragama. Kita membutuhkan inovasi, sinergi lintas lembaga, dan semangat kolaboratif agar dakwah bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” ujar Saifullah.

Ia juga berharap agar IPARI Aceh Jaya mampu menjadi wadah yang solid untuk mengkoordinasikan langkah penyuluh di berbagai bidang kehidupan masyarakat.

“Rakerda ini harus menjadi ajang untuk melahirkan ide-ide baru. Mari kita jadikan forum ini sebagai ruang untuk melahirkan strategi kreatif yang menjawab tantangan zaman,” tambahnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut para Kepala Seksi Kemenag Aceh Jaya, Kepala KUA se-Kabupaten Aceh Jaya, serta Kepala Lapas Kelas III Calang, Suparman SH.

Kehadiran lintas lembaga tersebut menjadi simbol sinergi nyata dalam menjalankan peran penyuluh agama sebagai mitra pembangunan moral bangsa.

Dalam sambutannya, Suparman menyampaikan apresiasi kepada IPARI Aceh Jaya atas komitmennya mendukung pembinaan warga binaan di Lapas dalam membentuk karakter warga binaan agar siap kembali ke masyarakat dengan akhlak yang lebih baik.

Sementara itu, Ketua IPARI Aceh Jaya Tgk Razali menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat arah gerak organisasi, memperkuat kapasitas penyuluh dan memastikan setiap program dakwah kita berorientasi pada kemaslahatan umat.

Rakerda ini juga diisi dengan sesi diskusi dan pemaparan program kerja, di mana para penyuluh menyampaikan berbagai gagasan tentang penguatan moderasi beragama, literasi digital, serta strategi pembinaan umat di era masa kini dan masa yang akan datang. []