Banda Aceh (Humas)---Penghulu Kecamatan Nibong Aceh Utara Andi Saputra S.HI melahirkan sebuah buku berjudul "Bimbingan Perkawinan Perspektif Kearifan Lokal".

Buku perdana  pria yang menjabat Kepala KUA Nibong ini awalnya merupakan karya ilmiah yang telah diikut sertakan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Kemenag RI tahun 2019. 

Beranjak dari perlombaan tersebut Andi kemudian berniat untuk menjadikannya sebuah buku, sehingga dapat bermanfaat untuk umat Islam.

Buku karangan Andi ini kemudian dicetak oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh pada tahun 2020.  

Andi mengaku, program LKTI Kemenag RI memotivasi dirinya untuk melahirkan karya tulis.

"Meski dirasakan masih jauh dari kata sempurna. Tidak akan ada langkah kedua dan seterusnya tanpa keberanian menjejakkan langkah pertama," ujarnya.

Andi menyampaikan apresiasi untuk Kemenag RI yang memiliki kepedulian tinggi terhadap dunia literasi.

"Kami berterimakasih atas motivasi dari Kanwil Kemenag Aceh, rekan-rekan di Kemenag Aceh Utara,  juga kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh yang ikut mengapresiasi karya tulis tersebut dengan cara menerbitkannya. Semoga tidak berhenti di sini," kata Andi.

"Kami mohon dukungan dari Kakanwil Kemenag Aceh, bapak Dr Iqbal supaya literasi di KUA semakin meningkat," ucapnya. 

Kakanwil Kemenag Aceh, Dr H Iqbal SAg MAg mengapresiasi karya yang diterbitkan kepala KUA Nibong. “Semoga menjadi stimulus bagi KUA-KUA yang lain dalam rangka menerbitkan literasi terkait perkawinan dan tupoksi kerja di kecamatan,” kata Iqbal.

Ia mengatakan, selain pengembangan terhadap literatur bimbingan perkawinan dalam bentuk tulisan, karya tulis juga berfungsi sebagai angka kredit kepangkatan penghulu.

“Karya yang dihasilkan saudara Andi sangatlah berharga, dengan tetap memperhatikan kearifan lokal di Aceh. Hal ini juga harus menjadi perhatian para calon pengantin, bahwa di Aceh pun budaya dan entitas masing-masing wilayah juga berbeda. Makanya perlu dipersiapkan dengan baik sebelum menikah,” Katanya.

Dikatakannya, bimbingan perkawinan digelar untuk membekali calon pengantin dalam merespons problem perkawinan dan keluarga. Juga mempersiapkan mereka agar terhindar dari problema perkawinan yang umum terjadi, serta meningkatkan kemampuan mewujudkan keluarga sakinah,

“Melalui bimwin catin dibekali terkait fondasi keluarga sakinah, penyiapan psikologi keluarga, manajemen konflik, tata kelola keuangan keluarga, menjaga kesehatan keluarga, serta mencetak generasi berkualitas,” jelasnya.

Pembelajaran catin kami nilai sangatlah penting untuk mencegah dan menangkal terjadinya kasus perceraian dan melanggengkan pernikahan sebagai ikatan suci lahir batin yang harus dijaga sepanjang masa, kata Iqbal.[]