Kota Langsa-KemenagNews Jumat, (30/8/2013) Pembukaan acara Pembinaan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada PAUD dan TK, yang digelar Bidang PAI Kanwil Kemenag Aceh (malam Jumat, 29/8), dilakukan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. H. Anas M. Adam, M.Pd, atas nama Kepala Kanwil Kemenag Aceh. Sedangkan Kakanwil dan jajarannya sedang berada di Bener Meriah dalam rangka kunjungan Menteri Agama ke daerah gempa bulan lalu itu, dengan agenda silaturrahmi, khutbah Jumat, pembinaan, dan serahkan bantuan.Acara yang berlangsung di Hotel Grand Nanggroe, Lueng Bata itu, diikuti para guru PAUD dan TK se Aceh, diawali dengan paparan singkat Kepala Bidang PAI Kanwil Drs. H. Saifuddin AR. "Peraturan Menteri Agama RI Nomor 16 Tahun 2010, tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah menetapakan tujuan Pendidikan Agama ini, yakni untuk memelihara fitrah manusia, serta sumber daya insan menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam. Tujuan ini tercapai lewat polesan dan sentuhan tangan-tangan mulia para guru dan pengambil kebijakan pendidikan diniyah dan pada usia dini, PAUD dan TK," jelas Pak Din (sapaan untuk Kabid PAI).Setelah Ketua Panitia Zubaidah Zakaria, S.Sos, yang menyampaikan laporan kepanitian, bahwa acara sejak 29 Agustus - 2 September itu, selain pembinaan guru PAI, juga ada perlombaan kreatifitas guru, yang akan diumumkan saat penutupan Senin (2/9) oleh Kakanwil, acara dilanjutkan dengan materi bersama Kabid (Urgensi PAI pada PAUD dan TK), lalu bersama moderator Sulaiman Lt, M.Pd, Kasi PAI pada (Kasi PAI pada SD/SLB Bidang PAI.Dilanjutkan hari ini dengan materi PAI lain bersama Dra. Faridah Andriani (Rencana Strategi Pengembangan PAUD/TK), Drs. Mardin, Kasi PAI pada SMP/SMPLB Kabid PAI (Manajemen Pendidikan PAI pada PAUD/TK), Dinas Pendidikan Aceh bersama Saifullah (Arah dan Kebijakan Disdik tentang Pengembangan PAUD/TK di Aceh), Nina Afrianti, S.Psi (Model Pembelajaran yang Terintegrasi dengan PAI pada PAUD/TK), Juhaimi, S.Ag, Kasi Sistem Informasi PAI pada Bidang PAI (Sertifikasi PAI pada PAUD/TK), Rosmala Dewi, S.Pd (Metode Bercerita Islami), dan Ramayulis, S.Pd,M.Pd (Praktek Alat Permainan Edukatif). "Semoga Bapak Kakanwil berkesempatan saat penutupan nanti," harap Dra. Faridah Andriani (Kasi PAI pada PAUD dan TK pada Bidang PAI), saat sambutan dan makalah (atas nama) Bapak Kakanwil kami serahkan di ruang kerjanya. Kabarnya, sulit menjumpai Kakanwil untuk ini, untuk program PAI dan PAUD/TK ini, berhubung padatnya jadwa beliau. Padahal Bidang dan Seksi kita, ini baru sekali umurnya. Rangsang otak anak; guru PAUD tak sama dengan pembantu Anas Adam, yang banyak bercerita soal pembangunan dan pembinaan yayasan, peran masyarakat, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Aceh, pemagangan, anak autis, gizi anak, pola mentalitas di TK, hambatan PAUD dan PAI, regulasi, anggaran, beasiswa bagi guru tunanetra, tunagrahita, dan tuna rungu, soal buta warna, perangsangan anak dini, model pendidikan masyarakat/swasta di Australia, Eropa, dan Filipina, hingga soal narkoba masuk kampus itu, menambah kian wawasan peserta dan undangan dari para Kasubbag dan Kasi Kanwil.Drs. Anas Adam baru saja (29/8) menyaksikan MoU Unsyiah dan Polda, yang dalam laporan pihak rektorat, saat akan ditandatanganinya kesepakatan itu, diketahui bahwa saat tes jelang masuk mahasiswa, ada 15, lalu 32, lalu banyak lagi jumlah pengguna narkoba. Ini yang terungkap ke permukaan, tentu ada lagi yang belum terungkap.Pak Anas, M.Pd yang pernah menjabat Kadsidik era konflik, lalu diganti oleh Drs. Bakhtiar, juga ada Pjs lain, dan saat Gubernur Zaini Abdullah diamanahkan lagi Dinas Pendidikan itu, mengatakan bahwa anak dini butuh rangsangan, sebab anak pintar itu bisa milik siapa saja, asal dirangsang otaknya waktu kecil.Lanjut Anas M. Adam, Pengurus Politeknik Venezuella-Aceh (jalan Blang Bintang) itu, bahkan anak autis itu dari keluarga mampu yang kurang sinar luar dan kurang rangsangan.Sekitar setahun atau 8 bulan silam, ada penelitian untuk seekor kucing normal yang ditutup matanya. Saat beberapa bulan kemudian, matanya meong dibuka, dan dia buta warna dan menabrak ke sana sini. Artinya, anak sehat pun bisa lumpuh otaknya, jika tak dirangsang itu. Tapi, masalah anak kurang gizi, masalah lain memang.Hambatan dalam pengembangan PAUD ada tiga: pemahaman masyarakat kita yang kurang yang menganggap tidak penting PAUD (bahkan jajaran pemerintah dan dewan juga sama), SDM guru yang kadang disamakan dengan pembantu, ekonomi warga yang lemah yang membuat PAUD tidak lanjut. Anas menceritakan pengalaman membangun PAUD atas tanah negar, lalu diserahkan ke yayasan, anggran disisihkan dari pos lain, lalu dikomplain dewan yang terhormat, bahwa tanah negara dialhkan ke yayasan, Dan manakala dikasih kembali ke negara juga anggaran, dewan dan pemerintah angkat tangan. Jadi, biar PAUD dan sekolah, jika ingin maju dan berkembang, masyarakat yang usrus. Dana masyarakat jauh lebih banyak dari suntikan pemerintah. Biar pemerintah mensubsidi saja. Jika semua PAUD digaji oleh APBN Pendidikan, maka semua dana pendidikan akan ke PAUD.Ada lagi, tanah milik kampung, lalu pemerintah membangun PAUD/TK, lalu diserahkan fasilitas pada warga, juga bisa berjalan.Anas M.Adam, yang juga Ketua MPD (Majelis Pendidikan daerah) Aceh sampaikan, bahwa guru yang diajak magang ke luar, biasa berkembang saat balik, tapi ada juga yang tak bisa berbuat apa-apa di PAUD/TK-nya. Ada juga PAUD yang dipaksa oleh pengurus untuk memasukkan pembantunya yang menganggur di rumah. Sebab, dipikirnya guru PAUD bisa sama dengan pembantu. Memang bisa ke PAUD siapa saja, asal dibekali nanti, tapi berbeda menangani PAUD dengan rumah tangga... [muhammad yakub yahya, direktur tpq plus]
Tentang Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota. Alamat Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242