[Ar-Raniry | Nat/Yakub] Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry kembali menerima kunjungan luar Negeri, setelah sebelumnya dikunjungi oleh Universiti Utara Malaysia, kini rombongan dari Kolej Kediaman Ketujuh University Malaya Kuala Lumpur Malaysia yang menyambangi kampus Ar-Raniry.
Pertemuan itu berlangsung Ruang Sidang Rektor kampus setempat, Selasa (13/4/2015), kunjungan dari salah satu universitas di negeri Jiran itu untuk melihat kondisi Aceh setelah di terjang bencana tsunami 2004 silam serta penerapan syariat islam di Serambi Mekkah.
Wakil Rektor III Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan UIN Ar-Raniry Dr. H. Syamsul Rijal, M.Ag mengatakan, saat ini 321 mahasiswa asal Malaysia menuntut ilmu di kampus Ar-Raniry, Ia berharap, mahasiswa antar negara bisa bersatu dan menunjukkan sebuah kolaborasi yang kuat.
“Kita tunjukkan pada dunia, kalau kerjasama akan membuat hubungan antar negara semakin kuat, kita juga bisa saling meningkatkan mutu dengan kerjasama, banyak hal yang dapat dilakukan, diantaranya melalui pengabdian dan penelitian,” ujarnya.
Menjawab pertanyaan para pelajar dari University Malaya terkait dengan cara UIN Ar-Raniry melakukan pengabdian kepada masyarakat, Syamsul Rijal menjelaskan bahwa saat ini UIN telah banyak melakukan pengabdian kepada masyarakat, diantaranya melalui pengabdian mahasiswa (KPM) yang merupakan tugas akhir mahasiswa dan bakti sosial serta merespon social religi yang sifatnya membantu.
“Banyak hal yang dilakukan UIN Ar-Raniry untuk mengabdi kepada masyarakat, ke depan diharapkan akan ada pengabdian antar Negara, program kerjasama ini akan depat memperkuat lembaga,” kata Rijal.
Sementara itu, Pengawai Pengiring University Malaya Dr. Fathiah Mohamad mengatakan, laawatan dalam program Khidmat Masyarakat ini para pelajar dari UM telah mengunjungi beberapa tempat bersejarah, terutama situs Tsunami Aceh dan beberapa lembaga pendidikan yang ada di Aceh.
“Kami sangat berterima kasih kepada pihak UIn Ar-Raniry yang telah memberi kesempatan kepada mahasiswa Malaysia untuk belajar di UIN Aceh ini, sangat banyak yang ingin dipelajari selama berada di Aceh, terutama Shalat tepat waktu dan mahasiswa aktif berdialog,” ujar Fathiah. [yyy]