[Sinabang | Darwin] Jarum jam menunjukkan pukul 04.00 dini hari, Kakanwil Kemenag Aceh beserta rombongan siap-siap sahur. Selesai menikmati makan sahur khas simeulue, di Rumah Makan Barokah Simeulue, Ka.Kanwil beserta rombongan langsung bergegas ke Masjid Agung Kab. Simeulue yang tidak jauh dari tempat santapan sahur. Seperti yang telah dijadwalkan, Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. M. Daud Pakeh selanjutnya memberikan Tausiah, Rabu (1/7) di Masjid Agung Kab. Simeulue.
Dalam Tausiah Subuh di Masjid Agung, Kakanwil mengangkat tema “Memakmurkan Mesjid” yang dewasa ini perhatian masyarakat terhadap masjid hanya melulu pada fisiknya tanpa melihat pelaksanaan dalam pemakmuran masjidnya di dalamnya.
Lebih lanjutnya Kakanwil membacakan sebuah hadits yang menyatakan, akan datang suatu masa pada ummatku, di mana mereka hanya gemar membangun masjid, tapi tidak memakmurkan mesjid tersebut.
“Hari ini masjid diisi, dipenuhi oleh kaum-kaum tua, pernahkah kita bertanya pada diri kita masing-masing, ke manakah anak kita sekarang?" tanyanya.
“Marilah sama-sama kita mendidik diri kita, dan keluarga kita untuk cinta dan nyaman pada saat berada dalam masjid, sehingga kita akan selalu tertarik hati akan hadir untuk memakmurkan masjid,” ungkap Kakanwil.
Kakanwil menganalogikan dengan kebiasaan dan kenyamanan seseorang yang suka duduk di warung kopi, jika ditanya apakah mereka senang di sana karena kopinya enak, belum tentu hal tersebut benar. Tapi kenapa mereka setiap hari ke sana, itu semua dikarenakan kenyamanan mereka dengan warung kopi tersebut yang timbul dari kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus.
Kakanwil menambahkan, menurut data dari Kajati Aceh pada saat mengisi ceramah di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh beberapa waktu lalu menyebutkan, untuk Provinsi Aceh bahaya narkoba menduduki peringkat ke 8 (delapan) dalam kriminal narkoba. Ini semua salah satu akibat dari hilangnya fungsi kontrol orang tua dalam mendidik anak mencintai dan memakmurkan mesjid.
“Bayangkan jamaah sekalian, untuk narkoba kita mendapat peringkat tertinggi, sedangkan untuk juara MTQ kita juara terendah, kalah dari Papua yang notabene bukan mayoritas Islam,” bandingnya.
Akhir taushiah Kakanwil menyebutkan, orang yang terbiasa memakmurkan masjid itulah orang yang beriman, orang yang selalu menjadikan Rumah Allah tersebut sebagai pusat kegiatan hatinya dalam rutinitas sehari-harinya. [y]