[Embarkasi Aceh | Yakub] Dra Faridah Andriani, Ketua Panitia Manasik Haji PAUD/TK se Banda Aceh dan Aceh Besar, sampaikan bahwa jumlah anak usia dini yang diikutkan dalam manasik perdana di Aceh ini, sejumlah 2.000 murid.
"Karena baru pertama, kami mohon dukungan ibu guru," pintanya, saat disilakan MC sesi pembukaan manasik, Ustadz Murdani.
Sebelum manasik, rapat dan pembekalan bagi guru juga sudah. “Telah pula diberi pembekalan bagi guru pendamping, sejumlah 298 orang,” lanjutnya di hadapan Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh Drs H M Daud Pakeh, Kabid PAI Kanwil Drs H Saifuddin AR dan Kasinya, jajaran yang mewakili Kakankemenag Banda Aceh dan Kakankemenag Aceh Besar (Drs Tarmizi Sulaiman), Ketua MAA (Drs Tgk H A Rahman Kaoy), pejabat Disdik Aceh, Pengurus MPD, Pengurus IGRA, Bunda PAUD, pihak Polresta, Organisasi Pendidikan, DPW dan DPDBKPRMI, pers dan undangan lainnya, Rabu (30/9).
Dalam laporan di Asrama Haji, seusai pembacaan Kalam Ilahi (QS Al-Baqarah 198-199 ...laisa ‘alaikum junahun…. dan tsumma afidhu… dari ayat-ayah haji), oleh yang mewakili murid PAUD Aceh Besar, Faridah, jelaskan tujuan acara sehrian itu.
“Di antaranya untuk menamkan nilai agama yang kuat bagi generasi qurani untuk setia pada ajaran Islam baik saat kanak-kanak, maupun nanti, termasuk keinginan pada haji,” jelasnya, di hadapan ribuan ‘jamaah’ dan guru pendamping se Aceh Besar dan Banda Aceh.
Lanjutnya, “Dengan acara manasik ini, kita ikut memberi gabaran langsung kondisi ritual haji, sesuai dengan kemampuan anak.”
Sebelum Kakanwil Kemenag Aceh Drs H M Daud Pakeh membuka denan resmi manasik dan sebelum Direktur Wilayah LPPTKABKPRMI Aceh Ustadz Azhar Abdullah sampaikan ‘khutbah 'Arafah’, Faridah sampaikan juga tujuan lain acara, “Menggambarkan haji sejak dini. Memetik kesabaran, kemandirian, kesetiaan pada Islam.”
Lanjutnya, “Ini perdana, dan sukses atas kerjasama dengan semua pihak, terutama Forum Komunikasi PAI.”
Kakanwil sampaikan dalam sambutannya, bahwa manasik untuk motivasi murid PAUD/TK ke tanah suci dan cinta Islam. Kita ajak anak-anak untuk membantu memahami haji.
Kakanwil jelaskan, saat yang sama ini, di Makkah, jamaah Aceh sedang ikuti thawaf ifadah dan thawaf wada’. Kakanwil setelah itu memantau prosesi manasik, dan ikut diwawancarai oleh media.
Kakanwil sebutkan, mudah mengumpulkan ayah anak-anak, tapi sulit mengumpulkan anak-anak. “Dengan acara ini memotivasi anak Aceh untuk terus bercita-cita ke tanah suci,” ajaknya.
Lalu dilanjutkan dengan khutbah arafah, di antaranya singgung soal persamaan, ajak kita membuang perbedaan, dan hilangkan permusuhan.
Sementara taushiyah yang disampaikan, nampak anak-anak dan guru, serta undangan menitikkan air mata. “Allah telah mengumpulkan di ‘Arafah’ ini. Mari kita taubat. Kita sesali kesalahan. Kita tinggalkan fitnah. Kita tinggalkan permusuhan.”
Azhar lanjutkan, layaknya haji wada’ Rasulullah. “Kita bersatu dalam kalimat tauhid. Mari kita tanam pada anak, rasa persaudaraan. Bukan permusuhan. Umat Islam disuruh mencari pesamaan, bukan perbedaan. Jika kita suka perbedaan, kita akan saling bermusuhan.”
“Buang perbedaan, ambil persamaan, hilangkan permusuhan, Semoga usai ini, kita semua menjadi haji yang mabrur. Bisa juga membangkitkan semangat melaksakan haji yang sesungguhnya,” katanya.
Doa dari perwakilan PAUD Banda Aceh akhiri sesi pembukaan, sekaligus usai sesi wuquf, sebelum anak-anak lempar jamarah,sa’i, thawaf, dan tahallul, dengan pakaian ihram itu. []