Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Drs H Azhari MSi sampaikan khutbah Jumat di Masjid Agung Ruhama, Takengon, 19 April 2024.
Dalam khutbah siang 20 Syawal 1445 Hijriah, Kakanwil yang baru selesaikan rangkaian kegiatan penyerahan sertifikat wakaf dan sertifikat produk halal, launching Ihmal Market Kemenag, dan launching madin di MAN 1 Takengon, sampaikan tema terkait wakaf, fikih, dan urgensinya.
Kakanwil mengajak, agar kita di mana pun, jadilah bagian yang suka dan terus ikut memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia, misal lewat wakaf.
Sebagaimana pernyataan Allah, kutip Kakanwil, dari QS Ali Imran 91: "Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui," maka mari kita ambil bagian dalam amal sosial infak ini.
Para ulama menafsirakan, sebut Kakanwil, makna infak dalam ayat ini ialah wakaf. Sebab ada hadis lain yang menjelaskan itu, tentang yang kekal setelah mati anak Adam, yakni sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih.
"Bahwa yang kekal itulah harta yang kita infakkan," imbuh Kakanwil, dalam khutbah sebelum acara Sosialisasi Tata Kelola Organisasi Kemenag se Aceh.
Kakanwil juga ajak jamaah agar 'ain wakaf tak boleh hilang, agar terus bermanfaat bagi umat, dan jika suatu saat ada keperluan atau kemaslahan umat (diganti) , maka boleh ditukargulingkan dengan objek dengan nilai dan kesamaan lain sisi lainnya.
Wakaf tidak boleh diambil balik, jika sudah diikrarkan. "Yang ada dan boleh adalah mengganti nazhir wakaf," ingat Kakanwil.
"Jajaran Kemenag terutama KUA bersama nazhir bisa terus menyelematkan harta wakaf, juga dengan sertifikatnya," pungkas Kakanwil.
Azhari juga ajak kita memjadi hamba Allah yang bersyukur, yang ini masuk golongan yang sedkit.
Sebagaimana doa satu hamba Allah masa Khalifah Umar bin Khatab.
"Allahummaj'alny minal qalil," satu penggalan doa dari satu pemuda, yang didengarkan Umar ra.
Saat Umar bertanya maksud doa itu, anak muda itu menjawab, bahwa Wahai Umar tentu lebih paham dengan ayat 'sedikit hamba yang bersyukur. Waqalilum min 'ibadiyasy syakur. "Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur," kutipnya dari QS. Saba’ ayat 1.
Itulah maksud 'sedikit' atau golongan yang sedikit itu.[]