Banda Aceh (Humas)--Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) Subkoordinator Bina KUA dan Keluarga Sakinah Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh H Khairuddin SAg MA isi taushiah ba'da zhuhur, Kamis, 14 April 2022.
Di Mushalla Al-Ikhlash Kanwil, Khairuddin berkisah tentang Rasulullah SAW, bersama Abu Bakar Ash-Shiddieq, dan Umar bin Khattab ra, tatkala belum dapat makanan.
"Ya Rasulullah saya tidak merasa nyaman di rumah, panas dan tidak ada makanan juga," jawab Umar sesaat setelah masuk masjid dini hari, dari rumahnya.
Umar tidak menyangka di dalam Rumah Allah itu, ternyata telah duluan hadir Nabi SAW
Tiba-tiba muncul pula Abu Bakar, dengan alasan yang sama, dan dijawab dengan jawaban yang sama juga, alasan kedatangan ke masjid, dini hari.
Khairuddin jelaskan, betapa perihnya kehidupan para sahabat, sering belum makan sebab tak ada makanan. "Padahal Rasulullah itu kapasitas sebagai kepala negara, Abu Bakar itu kapasitas sebagai menteri perekonomian, dan Umar itu kapasitas sebagai menteri pertahanan keamanan.
Mereka sepakat akan ke sebuah rumah, yang ditunjuk Nabi sebab, Nabi mengetahui ada jatuh kurma muda di rumah itu.
Mereka pun beranjak ke rumah yang dimaksud, dan istri tuan rumah menyambut dengan sajian alakadar kurma belum masak.
Istri pemilik rumah bahagia dengan kedatangan orang-orang terbaik ke rumahnya, dan bisa membantunya dengan alakadar biji-biji kurma.
Lantas pulang suaminya dengan menuntun kambing, dia bahagia dengan kehadiran orang terbaik ke kediamannya.
Suami itu menawarkan kambing untuk di makan Rasulullah, ayahanda Fathimah; Abu Bakar, ayahanda 'Aisyah; dan Umar, ayahanda Hafsah. Kambing dipanggang, diguling hingg masak, dan lezat.
Sebelum habis makan Rasulullah menawarkan, "Bolehkan satu kaki belakangnya disisakan untuk dibawa pulang, sebab Fathimah di rumah sudah tiga hari belum makan?"
Suami istri ini pun menyetujui dengan senangnya.
Sahabat bersama Rasulullah pun telah makan kenyang di rumah sahabat lainnya itu.
"Kemudian Rasulullah mengingatkan, 'Kemudian kamu kelak akan ditanyai tetang nikmat ini, nikmat makan dan kekenyangan," kutipnya.
Inilah maksud ujung surat dari QS At-Takatsur: tsumma latus-alunna yauma-idzin 'aninna'iim."
Sisi akhir taushiah Ustadz Kharuddin, disampaikan bahwa ideal kehidupan muslim itu seperti dalam puasa.
"Orang puasa tidak gampang mencaci maki," pungkasnya.[yyy]