Menata dan menjaga hati, amal amat penting bagi kita karena di sana ada keimanan, kebaikan, dan pusat cahaya (nur), serta sumber spritual.
Hati nan tenang jua, yang pula kelak yang datang ke hadapan Allah (QS Asy Syu'ara 89). Maka mari kita bersihkan hati, terutama dalam momen puasa.
Bulan Ramadhan kita butuh hati yang suci, saling membagi kebaikan, bahkan mampu menahan marah saat difitnah dan dimaki (dibilang-bilang orang), serta sanggup membalas keburukan dengan kebaikan.
Demikian paparan awal Kabid Urusan Agama Islam (Urais) Dr H Mukhlis MPd dalam kultum taushiah bakda zhuhur, Selasa, 4 Maret 2025.
Bertema "Bagaimana Menuju Hati yang Bersih", Kabid Urais siang 4 Ramadhan, bagikan kiat bersihkan hati: pertama, zikir pada Allah, zikrullah.
"Mengingat Allah, pekerjaan mudah dan tak berat, namun berat dalam perhitungan Allah," kutipnya di depan jamaah termasuk Kakanwil dan para Kabid.
Pasti, hati yang penuh dengan zikir di kala bekerja ialah yang selamat. "(Ingatlah) pada hari ketika harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan (membawa) hati yang salim (sehat)," kutipnya dari QS Asy-Syu'ara ayat 88-89.
Sebutnya, "Dalam level puasa, ada puasa khusus bil khusus, yang mampu menjaga hati. Bukan hanya puasa sekadar lapar dan dahaga."
Kedua, sebut Mukhlis, kiat hati bersih, jauh dari sifat buruk. Seperti iri dan dendam.
"Iri akan memakan amal baik kita, laksana api melalap kayu," kutip Mukhlis yang pernah diamanahkan menjadi Kakankemenag Kota Sabang.
Mantan Kabid Penmad Kanwil ini mengajak kita jadi hamba yang mampu membalas kejahatan dengan kebaikan. "Ini hamba yang mahal di sisi Allah," imbuhnya.
Ketiga, untuk bersihkan hati, dengan membaca Al-Quran.
"Maka program baca Al-Quran, tahsin dan tajwid di Kanwil Kemenag Aceh, patut kita ikuti, selama siang Ramadhan," ajaknya.
Kekuatan fisik bukan tujuan semata, tapi kebersihan jiwa tujuan utama. Mengaji Al-Quran, ujarnya, akan membersihkan hati.
Terakhir, yang keempat, kiat hati bersih, dengan syukur atas apa yang Allah anugerahkan.
Mari bandingkan dengan penghasilan rekan kita yang di bawah kita, ajaknya, yang kadang sangat jauh di bawah pendapatan kita.
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” QS Ibrahim ayat 7.
"Mampu memberikan manfaat bagi sesama meski sekecil apa pun, termasuk bagian kesyukuran," ulas Mukhlis, mantan Kepala MAN Model Banda Aceh.
"Jadi itulah di antara kiat menjadi puasa orang hebat, baik dengan zikir, mengaji Al-Quran, syukur, dan sebagainya," pungkasnya dalam taushiah yang dipandu Chairul Amri SAg. []