Ulama Qiraat dan Ilmu Qiraat asal Mesir Syekh Sya’ban Abdul Fattah Uwais Muhammad dan Syekh Ahmad Muhammad Hasan mengisi Daurah Alquran Internasional di aula Kanwil Kementerian Agama Aceh, Rabu, 20 Maret 2024.
Ahli qiraat dan ahli fiqih yang tampil di Kanwil pada hari ke 9 Ramadhan ini, utusan Universitas Al-Azhar Kairo Mesir dan Majelis Hukama’ Muslimin.
Dalam sambutannya, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, harapkan agar para Imam Masjid, Penghulu dan Penyuluh mendapatkan pengajaran Alquran yang langsung dari Imam- imam Ahli Qiraat dari Timur Tengah yang bahasa utamanya adalah Arab.
"Sehingga dalam membaca Alquran, semua syarat yang harus dipenuhi seorang imam dari segi kebenaran bacaaan dan tajwid dapat sempurna," harap Kakanwil yang malam sebelumnya, malam ke 9 Ramadhan menjadi penceramah di Baiturrahman.
Pada daurah kali ini semua peserta yang hadir diperbaiki bacaan Al-Fatihah dan diberi ijazah yang bersanad langsung kepada Rasulullah SAW.
Aksi ini kemitraan antara Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, Majelis Hukama' Cabang Indonesia, Badan Kesejahteraan Masjid Aceh dan Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh.
Acara diikuti ratusan peserta baik luring di aula Kanwil maupun yang ikuti secara virtual secara daring.
Peserta kegiatan, Imam Masjid, Penghulu dan Penyuluh seluruh provinsi Aceh dengan jumlah 700 peserta.
"InsyaAllah ada tahsin Al-Fatihah bersanad dan berijazah sampai ke Rasulullah SAW," sebut praktisi atau Tim Falakiyah dan Sekretaris Jaminan Produk Halal Aceh Dr H Alfirdaus Putra SHI MA di sela-sela acara yang diikuti jajaran Kakanwil dan jajaran.
Di Insan Qurani
Sebelum tampil di Kanwil Kemenag Aceh, dua Ulama Qiraat dan Ilmu Qiraat ini hadir juga di Dayah Insan Qurani (IQ) Aceh Besar, Senin, 18 Maret 2024.
Sekretaris Dayah IQ Ustadz Alfirdaus mengatakan, kunjungan kedua ulama asal Mesir tersebut ke Dayah IQ merupakan bagian dari agenda Syiar Ramadhan 1445 H.
“Tentu ini suatu kemuliaan dan kehormatan bagi kami, kami bersyukur dan berterima kasih atas kehadiran para syeikh ke dayah kami," ungkapnya.
Alfirdaus menjelaskan, di Dayah Insan Qurani, kedua ulama ini memotivasi para santri untuk mendalami kajian Alquran, pentingnya belajar Alquran dan ilmu yang berkaitan dengannya, serta kemuliaan dan keutamaan menjadi Hafizul Quran.
Sementara itu, Syekh Sya’ban Abdul Fattah Uwais Muhammad mengatakan, para huffazh adalah hamba-hamba istimewa yang dipilih khusus oleh Allah untuk menjaga kemurnian kitab-Nya.
“Alquran itu mulia, maka tidaklah Allah memilih para pemeliharanya kecuali mereka adalah orang-orang yang mulia di sisi-Nya,” ujarnya.
Ia memotivasi para santri agar terus semangat dalam belajar, terutama ilmu agama. Ia menyampaikan, ilmu agama adalah warisan para nabi yang diwariskan dari generasi ke generasi hingga sampai pada zaman itu.
"Sehingga mereka yang fokus belajar agama berarti sedang menempuh jalannya para nabi dan ulama," katanya.
Di sisi lainnya, ulama asal Mesir lainnya, Syekh Ahmad menyampaikan tentang pentingnya belajar ilmu agama kepada guru yang bersanad. Ia menegaskan, sanad merupakan bagian dari agama, maka setiap santri dituntut berhati-hati agar tidak sembarangan menerima maklumat dari sumber yang tidak jelas kebenarannya.
“Urgensi sanad sangat besar dalam Islam, sampai-sampai umat Islam dikenal dengan ‘Ummatul Isnad.’ Demikian agar agama ini tidak mudah diutak-atik oleh mereka yang benci kepada Islam,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan kewajiban belajar ilmu tajwid dan mengamalkannya bagi setiap penghafal Alquran.
“Karena jika tajwidnya bermasalah, maka sangat besar potensinya merubah makna ayat hingga merusak tata bahasa Alquran. Bahkan, mereka yang salah membaca Alquran akan dihukumi berdosa, apalagi jika bermain-main dalam bacaan,” pungkasnya.
Berdasarkan jadwal, mereka berada di Aceh hingga 23 Maret mendatang. []