[Kanwil | Muhammad Yakub Yahya]  Jika diurutkan daftar menu makanan pada rumah tangga atau dalam aneka kenduri (khauri atau khairi) di Aceh, dan diperlihatkan pada tim medis, mungkin akan mereka akan mencoret dengan tanda ‘ini tak sehat’.

Dari kuah pliek, daging meuleumak, kuah meugapah, hingga kari, akan dicoret dalam kategori sebagai makanan ‘pembawa sakit’. Khas masakan Aceh, kenduri atau warung misalnya, meuloh teu’crah (ikan bandeng tumis), sure asam keueung (ikan tongkol), kari cumi cumi, udeueng (kari udang), si kameng (kari kambing), asam udang dan ikan panggang yang menggunakan ikan tongkol dan bandeng. Serta yang go internasional ialah menu special,kuah pliek u (batarana).

Dalam acara adat dan bukan adat di sini, Kakanwil Kemenag Aceh dalam taushiah Ramadhan bertema ‘kiat sehat berpuasa’ ajak kita (saat sahur dan makan, atau dalam hajatan) dicampur antara makanan laut dan darat, bahkan sesama ikan darat dan ikan laut pun tak dicampur.

“Pun jangan disantap dalam sekali makan antara ayam dan telur ayam,” ingat Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh dalam taushai hari ke 8. Kakanwil bagi cerita, bahwa sahur pertamanya di Dataran Gayo, dan siang puasa pertama dengan timnya, berada di Kankemenag Aceh Tengah, MI Ratawali, dan di kantor Wabup Aceh Tengah, bahas Porseni. Di Kankemenag, Kakanwil ulangi manfaat madu dan kurma, dalam selama puasa dan bukan puasa.

Habbatussauda’

Di hajatan kita bahkan di-peusapat di depan tamu, di hidangan aneka reundang, kuah ruboh (rebus), sie kameng, ulee muloh (kepala bandeng), dan udeueng. Serta di setiap pasangan ada kopi susu. “Padahal susu tak baik diminum dengan makanan seperti tadi,” ingat Kakanwil lagi, yang membuka rahasia kesehariannya termasuk konsumsi kurma, habbatussauda’, dan madu.

“Ini bukan promosi, saya tidak jual obat, memang habbatussauda memang bagus,” jelas Kakanwil sambil mengutip arti hadits.

Hadist dari Ummu Salamah dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah kalian mengkonsumsi habbatus sauda’, karena di dalamnya terdapat kesembuhan dari setiap penyakit, kecuali saam. Sedangkan saam artinya kematian” (HR Bukhari dan Muslim).

Dari Aisyah ra bahwasanya ia mendengar Nabi SAW bersabda, ”Sesungguhnya habbatus sauda’ ini merupakan obat bagi setiap penyakit, kecuali saam. Aku bertanya, “Apakah saam itu?” Beliau menjawab, “Kematian” (HR Bukhari).

Dalam riwayat Muslim, seirama disebutkan, “Tidak ada suatu penyakit, kecuali penyembuhannya ada di dalam habbatus sauda.”

Di hari ke 8 puasa (Kamis, 25/6), Kakanwil Drs HM Daud Pakeh, lanjutkan dalam taushiyah di hadapan jajaran Kanwil. Hadir Staf, para Kasi/Kasubbag, dan para Kabid.

Kakanwil ajak jajarannya biasakan minum madu, juga makan kurma. “Nabi punya kebiasaan minum madu dicampur air dingin (bukan es), pagi hari,” kutip Kakanwil, di mushalla Al-Ikhlash.

“Madu dari lebah itu penawar banyak kuman, melawan penyakit,” lanjut Kakanwil.

Sebagaimana sunnah Nabi SAW ialah makan sahur dengan makanan sekedarnya, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara.

Bagaimanapun beratnya seharian kita berpuasa, jika diimbangi dengan menu sehat saat jelang imsak (sahur) dan ifthar, maka akan tetap bugar, dan akhiri puasa dengan sehat wal’afiat.

“Kalau bisa, makanlah satu jenis makana dalam sekali makan, saya usahakan begitu. Jika ada sie ruboh, tidak lagi muloh. Meskipun kadang tergoda juga, tergoda melirik menu enak di sana, di sana,” tutup Kakanwil.

“Ini apa, sie kameng ya, cok keunoe. Nyan peue sie lumo ya, cok keunoe. Nyan boh trueng, gese keudeh, keu humas…,” sindir-bisik Iqbal SAg, KUA Teladan Aceh 2015 yang jajaki pembuatan video KUA dan wawancara untuk Santunan Juni, di shaf belakang. Maaf, maaf kawan… []