CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Guru Madrasah dan Guru PAI Sekolah Diskusi Multikultural

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 594
Minggu, 17 April 2016
Featured Image

[Banda Aceh | Yakub]  Sejumlah 75 guru madrasah dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sedang ikuti workshop yang digelar Sub Bagian Hukum dan Kerukunan Umat Beragama (Subbag Hukum dan KUB), sejak Jumat (15/4) lalu.

Workshop yang berakhir Senin (18/4) besok, yang dilangsungkan di Grand Nangroe Lueng Bata Banda Aceh itu, diisi dengan sejumlah materi, sesi diskusi, dan rumusan hasil materi. “Angkatan kali ini diikutsertakan guru PAI dan Aqidah-Akhlaq,” jelas Yusran SH, salah satu panitia.

Selain materi Kebijakan Kementerian Agama dalam Membina dan Memelihara KUB(yang disampaikan Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh) dan materi Wawasan Pendidikan Multikultural dalam Memelihara KUB(bersama H Juniazi Yahya SAg MPd), ada sejumlah materi dari internal Kanwil, akademisi, psikolog, pers, dan pakar lainnya.

Bertemakan “Merawat Kerukunan dan Keberagaman Melalui Pendidikan Multikultural”, acara bagi guru MI, MTs, MA, serta SD, SMP, dan SMA se Aceh itu, acara dibuka Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Aceh, Drs HM Daud Pakeh, yang diwakili Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU), H Habib Badaruddin SSos, Jumat malam, sekaligus penyampaian materi.

Saat sesi dialog dalam kegiatan Worksop Pendidikan Multikultural bagi Tenaga Pendidik dan Kependidikan, sejumlah guru sampaikan pengalaman multikultural di sekolah dan domisilinya. Misalnya Saprianto SPdI dan Hasbi SPdI, guru dari Kota Sabang, sampaikan potret keterlibatan nonmuslim dan etnis selain Aceh di Pulo Weh dalam tradisi lokal.

Siti Suharna SPdI dari Blangkejeren sampaikan kendala multikultural di pedalaman Gayo Lues (Galus). Mustajab SAg, guru PAI dari SMA Aceh Besar sampaikan pengalaman eloknya multikultural selama training di Bali. Dari Lot Tawar, Takengon, guru SD (Abdillah SPdI) sampaikan tantangan mendidik mata pelajaran agama bagi nonmuslim yang bersekolah di tempatnya, serta perbandingan pengamalan keagamaan oleh siswa muslim dan siswa nonmuslim.

Dari Aceh Tamiang, Dra Nurlismawati, Hj Fatimah SAg dan Lindawati SPdI, sampaikan pengalaman pembauran antar etnis di Teumieng. Dalam forum juga saling mengklarifikasi kesalahpahaman selama ini, yang terlanjur termakan paham ‘pecah belah’ warisan penjajah, yang bertujuan menjajah kita. Misalnya disampaikan Nurjannah SAg dan Nurhayati SPd.

Kasubbag Hukum dan KUB, Juniazi Yahya, sampaikan betapa pentingnya saling memahami dan pemahaman multikultural dilakukan, untuk capaia misi pendidikan karakter, sebagai pengakuan atas keragaman dan keberagaman yang Allah anugerahkan.

Multikultural ialah sunnatullah, dan untuk jalin hubungan antar keunikan dan keragaman anak didik, perlu dirangkul dalam wawasan perbedaan, dalam sikap saling menghormati dan penuh toleransi.

Selain materi di atas, tadi malam, Yarmen Dinamika SH dari pers sampaikan materi Liputan Masalah Agama dan Multikultural. Jasmadi SPsi, MAPsi dan Muhammad Sahalan Hanafiah MSi dari UIN Ar-Raniry sampaikan materi Psikologi Konflik: Tantangan Multikultural di Aceh dan Rumusan Hasil Worksho/Diskusi.

Materi “Pendidikan Multikultural dalam Keluarga dan Masyarakat” bersama Dra Hj Naimah Hasan MA, dan “Pendidikan Multikultural pada Lembaga Pendidikan” oleh Fatimah Ibda MSi. []

 

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh