[Karang Baru | Muhammad Sofyan] Teriknya mentari pagi pada Kamis (5/2) tak dihiraukan oleh seluruh siswa-siswi MTsN Manyak Payed yang sedang menggelar perhelatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan yang difokuskan di Lapangan Futsal yang dibangun dari Dana Aspirasi Anggota DPRA Jamaluddin T. Muku tersebut dimeriahkan dengan berbagai tampilan siswa dan guru.

Dari Siswa ada Dalael Khairat, ada Nasyid (Rebana) dan Asmaul Husna. Sedangkan dari ibu-ibu guru ada Marhaban (Barzanji).

Adapun mubaligh yang diundang untuk menjadi pembicara/penceramah masih orang dalam di jajaran Kankemenag Tamiang yaitu Ahmad Jalil, MA. Beliau adalah salah seorang anggota Waspendais Kankemenag Tamiang.

Arminsyah Kepala MTsN Manyak Payed mengatakan bahwa acara ini dilaksanakan dengan sangat sederhana namun beliau berharap dapat menghasilkan hal yang luar biasa.

“Semua siswa wajib mendengarkan ceramah yang disampaikan mubaligh dan membuatkan ringkasannya serta menyerahkan kepada wali kelasnya masing-masing,” ujar Arminsyah dalam sambutannya.

Drs. H. Abdul Wahab, MA Kasi Pendidikan Madrasah mewakili Kakankemenag Tamiang dalam sambutannya mengatakan bahwa ada 5 jenis anak, yaitu anak korek api, anak batu giling, anak panah, anak peluru, dan anak jari.

Namun beliau hanya memaparkan duanya saja yaitu anak korek api dan anak jari. Anak korek api menurut Abdul Wahab adalah anak yang membakar dirinya hingga musnah, baik dengan, “Rokok, khamar maupun narkoba dan perbuatan maksiat lainnya.”

sehingga beliau meminta jangan ada siswa yang menjadi seperti anak korek api akan tetapi jadilah seperti anak-anak jari. Anak jari selalu akur satu sama lain, selalu dekat dan membantu ibunya, masing-masing punya tugas tersendiri dan tak saling iri serta benci, anak-anak jari melambangkan kekompakan, kemesraan dan kebahagiaan.

“Oleh karena itu jadilah seperti anak-anak jari,” ujar Abdul Wahab dalam sambutannya.

Sementara itu Pak Jalil (demikian sapaan akrab Ahmad Jalil, MA) dalam ceramahnya memaparkan ada empat kunci sukses dalam belajar yaitu:

Pertama; Ta’zim wal Ikram, membesarkan dan memuliakan apa yang disampaikan oleh guru sejauh yang disampaikan itu berlandaskan Al-Qur`an.

Kedua; Tashdiqul bil Qalbi, dibenarkan dengan hati yaitu mengakui bahwa yang disampaikan itu adalah sebuah kebenaran yang bersumber dari Al-Qur`an. 

Ketiga; Ta`tsur bil Qalbi, terkesan dalam hati (ada kesan yang tinggal di dalam hati sehingga ia mampu menceritakan kepada orang lain apa yang diterimanya dari guru.

Keempat; Niatul ‘Amal wa Tabligh, yaitu berniat mengamalkan apa yang diberikan guru dan berniat pula untuk menyampaikannya kepada orang lain.

Dalam ceramahnya yang berdurasi 1 jam 3 menit dan 44 detik itu Pak Jalil juga menyinggung bahwa peringatan maulid itu memiliki dasar yang kuat yatiu dalam Al-qur-an Surat Mayam Allah mengucapkan selamat atas kelahiran Nabi Isa AS dan Nabi Zakaria AS. Peringatan Maulid juga merupakan salah satu tanda kita cinta kepada Rasulullah SAW.

Selanjutnya beliau menyampaikan sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya “Tidaklah suatu kaum yang duduk dalam suatu Majlis lalu mereka mengingat Allah melainkan mereka akan dikelilingi oleh Malaikat, akan dicucurkan atas mereka itu Rahmat, diturunkan Allah atas mereka Sakinah (rasa tenteram) dan Allah bangga-banggakan mereka di hadapan Majlis para Malaikat.”

“Insya Allah Majlis kita hari ini adalah Majlis yang disertai oleh para Malaikat”. Demikian antara lain inti yang disampaikan Pak Jalil dalam ceramahnya di hadapan siswa-siswi MTsN Manyak Payed beserta guru dan undangan lainnya. [yyy]