Bali (Humas)--Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh melalui Bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) hadiri acara malam penganugerahan tanda mata kepada Pemerintah Daerah (Pemda) yang peduli dan memiliki komitmen mendukung pelaksanaan program Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam (PPG GPAI), Jumat, 20 Mei 2022.
Acara 19 Syawal, di Hotel Anvaya Kuta Denpasar Bali ini, dihadiri mantan Kabid PAI Dr H Muntasyir SAg MA. Sementara Kabid PAI Kanwil H Khairul Azhar SAg MSi dan jajaran, sedang sukseskan acara pembinaan Guru PAI se Banda Aceh, di Pantai Penyu Lhoknga (21 Mei 2022).
Dalam acara Direktorat PAI (Dit PAI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) ini juga, Dr Muntasyir yang kini jadi Kabid PD Pontren Kanwil, ikut didampingi PTP Seksi PAI SMA/SMK) Dr Taharuddin MA dan Irfan Effendi, SE (Operator Siaga).
Sesi penyerahan plakat dari direktorat malam tadi, akhiri acara yang dihadiri Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Dr H Darut Tauhid Saadi MA dan pejabat Ditjen Pendis ini. Plakat juga diterima Kanwil Kemenag Aceh.
Provinsi Aceh diberikan piagam untuk Gubernur dan 23 kabupaten/kota. Sementara Anugerah Tanda Mata diberikan kepada 18 kabupaten/kota.
Menurut Dr Taharuddin, kita Aceh telah mengusulkan kabupaten/kota terbanyak yang menyukseskan dan mendukung PAI, baik pendidik dan program lainnya, tapi penilaian panitia telah membatasi untuk beberapa kategori saja, seperti di bawah ini.
Kanwil melalui Bidang PAi sampaikan apresiasi atas malam acara penghargaan tanda mata dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten/kota yang berkontribusi terhadap pelaksanaan PPG Guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah tahun 2021 ini. Ini menjadi ajang pendorong bagi kita di masa mendatang.
Kepedulian dan komitmen ini diwujudkan dalam bentuk pemberian dana hibah untuk proses pelaksanaan PPG bagi guru PAI yang lulus seksi.
Wakil Menteri Agama, mengatakan pelaksanaan PPG GPAI membutuhkan komitmen semua unsur baik dari tingkat pusat, daerah, sampai tingkat satuan pendidikan. Untuk itu, kesepahaman antar seluruh stakeholder dalam penyelenggaraan sangat diperlukan.
“Kementerian Agama memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para Kepala Daerah yang selama ini telah berkontribusi dalam mendukung program PPG GPAI,” tegas Zainut.
“Kontribusi ini sebagai upaya mempersiapkan GPAI yang lebih kompeten di bidangnya serta memiliki kompetensi lebih sebagai tenaga pengajar,” sambungnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani memaparkan, berdasarkan data Direktorat PAI, saat ini masih ada 130.089 guru PAI yang belum mengikuti PPG. Sementara itu, kuota yang tersedia rata-rata berkisar 5.000 orang per tahun. Artinya, Kementerian Agama membutuhkan waktu lebih dari 26 tahun untuk menuntaskan semuanya.
"Tanpa ada berbagai kesiapan serta percepatan dukungan kebijakan dan anggaran, kondisi tersebut bisa menjadi masalah tersendiri yang kian membesar,” terangnya.
Sampai saat ini, lanjut Dhani, sejumlah Pemerintah Daerah telah menyatakan kesiapan membantu pembiayaan PPG GPAI Tahun 2022. Menurutnya, dengan adanya peserta yang dibiayai Pemda, maka lebih banyak lagi guru PAI yang bisa terakomodir tahun ini.
“Saat ini, sudah ada 127 Pemda yang mendukung pelaksanaan PPG GPAI di Indonesia. Adapun penyuplai dana terbesar pelaksanaan PPG GPAI adalah Pemkab Bogor,” jelas Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Berikut daftar Pemerintah Daerah yang mendapat Tanda Mata dari Kementerian Agama:
Kabupaten/ Kota peserta PPG terbanyak dengan pembiayaan APBD
- Kabupaten Bogor, 249 peserta
- Kabupaten Sukabumi, 138 peserta
- Kabupaten Pamekasan, 99 peserta
Provinsi peserta PPG terbanyak dengan pembiayaan APBD
- Provinsi Sumsel, 177 peserta
- Provinsi Kepri, 52 peserta
- Provinsi Kalimantan Timur, 51 peserta
Provinsi peserta PPG terbanyak dengan pembiayaan APBN dan APBD
- Jawa Barat, 1327 peserta
- Jawa Tengah, 1247 peserta
- Jawa Timur, 1069 peserta
LPTK Pengelola Peserta Terbanyak
- UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 610 peserta
LPTK Penyelenggara PPG PAI dengan Kelulusan Peserta Tertinggi
- UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
[Kemenag.go.id/yyy]