Banda Aceh (Humas)--Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Dr H Iqbal SAg MAg membuka resmi acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Moderasi Beragama bagi Penghulu, Rabu (1/2/2023).
Dalam sambutan pembuka acara di Grand Nanggroe Hotel Lueng Bata Banda Aceh ini, Kakanwil apresiasi acara luar biasa, yang diprakarsai Ditjen Bimas Islam Kemenag RI dan Kanwil Kemenag Aceh ini.
Acara perdana kepenghuluan serta program bimtek nasional ini, satu hasil upaya koordinasi daan kolaborasi Bilang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kemenag Aceh dengan Subdit Kepenghuluan Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Ditjen Bina Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag RI.
"Ini acara yang luar biasa, apalagi dengan narasumber atau fasilitator pun dihadirkan dari pakar, bahkan sudah guru besar dan doktoral," apresiasi Dr Iqbal di depan para Kabid dan undangan, juga dari jajaran Subdit Kepenghuluan dan jajaran Kanwil dan penghulu Sumut.
Di depan 35 peserta dari penghulu di KUA se Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) Kakanwil juga harapkan adanya peningkatan kapasitas para penghulu, agar selalu bisa jadi penyelesai masalah (problem solving) dalam masyarakat.
"Kami menaruh harapan, agar bagi peserta dari penghulu bisa menjadi pembawa solusi atas, jika memang ada, penyebab ketidakharmonisan dalam masyarakat," ajaknya di depan para Kabid dan panitia.
"Tugas penghulu bukan hanya yang dalam tupoksi saja, tapi miliki tugas yang banyak lainnya dalam kehidupan keumatan," ungkapnya.
"Tugas dunia akhirat, itulah tugas para penghulu," sebutnya seraya rincikan bahwa tugas jajaran Kemenag, juga KUA sejak waga bangun tidur hingga tidur lagi, bahkan sampai mati.
Menteri Agama di kecamatan, ujar Kakanwil, itulah para penghulu/KUA.
"Tugas berat, jika dilaksanakan dengan semangat pengabdian maka akan ringanlah ia," katanya.
Menteri Agama, lanjut Kakanwil, terus menggelar bimtek semacam ini, untuk pengembangan kapasitas kepenghuluan.
Kakanwil juga ulangi dinamika kerukunan dalam keragaman etnik dan suku serta agama di Aceh, terutama untuk peserta dan narasumber serta kepanitiaan yang dari luar Aceh.
"Kerukunan Aceh baik-baik saja, tidak ada konflik agama di sini," ulang Kakanwil lagi dalam aragan acara, setelah tunaikan rangkaian acara sepanjang Selasa malam dan siang ini.
"Untuk membuktikan toleransi, antara lain silakan peserta bimtek berhasil ke Peunayong untuk merasakan keharmonisan," ajak Dr Iqbal di depan peserta dan fasilitator. Kakanwil juga promosikan kuliner lokal yang mendunia di Nanggroe Aceh.
Lantas Kakanwil juga paparkan urgensi moderasi beragama bagi KUA dan penghulunya.
"Bagi penghulu juga ada moderasi beragama, agar pesan bisa disampaikan dengan baik bagi masyarakat," ajaknya.
"Jika konflik intern dan konflik keagamaan muncul maka penghulu bisa mengambil jalan peyelesaiannya," imbuh Kakanwil yang sebelumnya juga membuka rapat FKUB di Kanwil.
Akhirnya masyarakat akan rukun dan saling menghargai. Demikian harapannya.
Sebelumnya, Kabid Urais Drs H Azhari sampaikan Salam Selamat Datang bagi peserta dan fasilitator. Hadir para narasumber moderasi nasional, Subdit Kepenghuluan Ditjen Bimas dan rombongan, jajaran Kanwil dan Kemenag Sumut.
"Ini bimtek perdana yang telah ditentukan Kemenag RI, dan Aceh perdana yang menggelarkannya," ujar Kabid Urais dalam acara yang diawali dengan Pembacaan Kalam Ilahi bersama Ustadz Martonis, lanjut Shalawat Badar.
Sementara itu Ketua Panitia H Khairuddin MA sampaikan laporan acara tiga hari awal bulan ini.
"Ureung di Aceh that meuragam, ladom puteh ladom itam, mandum ureung nyan meusyedara," kutipnya dari tema acara Ditjen Bimas Islam itu.
"Peserta acara ini, dari Aceh 20 peserta, dan 15 dari Sumut, dan totalnya ada 35 peserta," jelasnya, dalam pembukaan yang diiringi balas pantun, di sore 10 Rajab 1444 H.
Selain Kakanwil dan dari Bidang Urais Kanwil, narasumber ialah Prof Darwin Hude, serta pakar/ akademisi Penulisan Karya Ilmiah untuk peserta.[y]