Bireuen (Farizal)— Seksi bimbingan masyarakat Islam (bimas) kankemenag Bireuen menggelar rapat koordinasi Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) dan kepala Kantor rusan Agama (KUA) di lingkungan kankemenag Bireuen. Acara berlangsung selama satu hari di aula kankemenag Bireuen, Selasa (23/10/2018).
Kasi bimas, Razali Yusuf SAg atas nama panitia dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut diikuti oleh 84 peserta yang terdiri dari kepala KUA, PAIF, dan penyuluh agama Islam non-PNS, dari 17 kecamatan dalam kabupaten Bireuen.
Adapun tujuan dilaksanakan kegiatan ini ungkap Razali adalah untuk meningkatkan kinerja penyuluh, mengoptimalkan tugas dan fungsi penyuluh sebagai garda terdepan dalam melaksanakan amal makruh nahi mungkar, mengoptimalkan penerapan lima nilai budaya kerja aparatur sipil negara (ASN) kementerian agama, serta mempererat tali silaturrahmi.
Di akhir laporannya, Razali berpesan kepada peserta agar dapat mengikuti acara dengan serius hingga selesai. “Kita berharap kegiatan yang dilaksanakan hari ini menjadi salahs atu barometer kinerja penyuluh di masa yang akan datang,” pesanya.
Sementara itu kepala kankemenag Bireuen, Drs H Zulkifli Idris MPd dalam sambutan dan arahannya menyampaikan bahwa penyuluh merupakan bagian tak terpisahkan dari KUA. Oleh karena itu KUA punya kewenangan untuk merencanakan, mengeksekusi, dan mengevalausi setiap kegiatan yang dilaksanakan penyuluh.
Hal tersebut kata Zulkifli, senada dengan Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 34 tahun 2016 tentang organisasi dan tata kerja KUA kecamatan, yang mengintegrasikan kelompok jabatan fungsional. Dalam hal ini unsur penyuluh agama Islam, baik PNS maupun non-PNS ke dalam struktur KUA. Tujuannya adalah untuk memperkuat posisi KUA dalam melaksanakan tugas, jelasnya.
Pada kesempatan itu, Zulkifli juga menyampaikan bahwa penyuluh memiliki kekuatan dan kepentingan yang luar biasa dalam menghadapi kondisi kekinian di tengah-tengah masyarakat. Baik itu persoalan pemahaman keagamaan, radikalisme, dan anarkhisme, serta persoalan lainnya.
Terkait dengan hal tersebut, penyuluh sebagai garda terdepan kementerian agama di masyarakat harus menjadi orang pertama yang mengetahui dan menginformasikan setiap kondisi tersebut kepada atasan langsungnya, pesannya.
Zulkifli juga mengingatkan peserta untuk selalu bersikap hati-hati atas segala informasi yang beredar di media sosial. “Cari dan periksalah kebenaran terlebih dahulu atas setiap berita dan informasi yang beredar di tengah-tengah masyarakat, baik di media cetak maupun melalui media-media sosial, sebelum menyikapi dan menyebarluaskannya,” pesan Zulkifli.
Di akhir sambutannya, zulkifli mengajak peserta untuk melaksanakan tugas dengan sepenuh hati dan dengan niat tulus dan ikhlas, sesuai jabatan dan tujuan masing-masing. “Karena tragedi hidup bukanlah ketika kita tidak mencapai tujuan, tetapi tragedi hidup adalah ketika kita tidak punya tujuan,” katanya berfilosofi.