CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Aturan Baca Kitab Ada Perubahan, Mohon Dukungan Rakyat Aceh

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 307
Rabu, 3 September 2014
Featured Image

[Jambi | Muhammad Yakub Yahya]  Membandingkan teknik penilaian dari setiap even nasional, memang menarik dan perlu. Paling tidak untuk menyesuaikan diri. Juga soal penilaian, standar, pengundian halaman bacaan (maqra’) yang biasa diketahui 'hari H’. Perubahan penilaian terjadi di semua cabang, juga cabang debat.    

“Yang paling sulit kami di tafsir, maqra’nya bisa dari jilid 1 hingga 4. Mana yan akan disuruh baca dan syarahkan, tak tahu kita. Tapi siap-siap saja. Saya tahu persis, maunya dewan hakim kiban, sebab beliau dosen saya di Mesir,” ujar Ar-Razaq, pelatih balagah, sambil menyebut profesor dosen itu.   

Ada beberapa perubahan dan perkembangan, soal aturan perlombaan dalam ajang di Jambi kali ini. Dalam meeting official/pelatih se Indonesia di Arena Musabaqah Qiraatul Kutub (MQK) V sore Rabu (3/9), disepakati sejumlah kemungkinan dan solusi di lapangan, sehingga complain di ujung acara dapat dihindari.   

Khusus Aceh, semua hasil perubahan itu, malamnya terus disampaikan pelatih/official misalnya oleh Tgk Mukhlisuddin Marzuki MA, Tgk Zarkasyi Yusuf, dan Tgk Rusdy, kepada semua peserta, di tenda BNPB, di MTsN Olak Kemang, Kota Jambi.

"Mari maksimalkan semangat seperti saat datang, mari yang belum tampil menyemangati yang sedang tampil," ajak pelatih asal Lamlo, Tgk Mukhlis.   

Setelah sesi pengarahan itu, semua diwajibkan istirahat, sebab butuh stamina penuh hingga usai nanti. Kafilah Aceh ada yang tampil lebih pagi Kamis (4/9). Padahal di arena sedang ada penampilan nasyid Haddad Alwi.    

Apalagi ada satu peserta, Murizah untuk cabang Nahwu-Ula, nomor peserta 0214, kembali kambuh sakit giginya, karena panas dan kelelahan di arena pembukaan. Padahal dia harus tampil pagi-pagi sekali (Kamis, 4/9).

Dr Jabbar MA, sang pelatih, yang tidur di saping saya, juga mulai lemas, komplikasi dari kemasukan angin akibat konsumsi kuah nangka dari nasi kotak, yang lumayan enak itu.   

“Perhatikan kemungkinan sejumlah perubahan kali ini. Kemungkinan dewan hakim akan menentukan maqra’-nya sampai 10 halaman. Di antara halaman itulah, akan disuruh baca! Bisa juga yang kena itu, di halaman yang ada pada maqra’ yang telah kita ulang-ulang sebelumnya. Lalu, akan disuruh terjemahkan, bisa jadi yang akan disuruh, tidak di halaman yang dibaca, tapi pada halaman lain,” jelas Mukhlisuddin, guru MUDI.  Maka doa dan semangat, serta fokus, sangat dibutuhkan. 

“Kemungkinan lain, akan diuji dari sampul bismillah dan nama kitab, hingga watammat kalimatuh, lalu akan dites wawasan peserta, mungkin nama kitab atau fiqih atau lainnya,” jelasnya.   

Kemungkinan akan jadi bahan 'cabang debat', dari halaman satu hingga usai sebuah kitab. “Jadi perhatikan nahwu dan sharaf, semaksimalkan mungkin,” sambungnya.    

Sehubungan dengan itu, lanjut Zarkasyi, “Meskipun tak mendetil dalam menjelaskan, asal yang menjelaskan paham dan dewan juri yang dengar paham, sudah memadai.”

"Artinya jangan kikuk dan panik di lapangan. Biasa di larang pukul meja dan jalan-jalan, tapi kenyataannya, dewan hakim pun senang jika, dari Aceh misalnya, bergaya begitu, yang penting argumen," kenang pelatih membandingkan dengan MQK I di Bandung (2004), MQk II di Kediri Jatim (2006), MQK III di Kalsel (2008), dan MQK IV di NTB (2011). 

Tgk Zarkasyi menyambung, “Sekarang pengumuman poin sudah lain juga, begitu usai langsung nilai muncul di layar. Kami harap ananda tidak terbeban dengan target, misal harus juara umum, juga dengan wah-nya penampilan provinsi lain. Namun tetap tampil maksimal.”                 

“Biasa ‘lawan’ yang kuat biasanya dengan Sumut dan Jatim. Ushul Fiqh dari Aceh memang dimenangkan perempuan, saat lomba waktu lalu (2011). Khusus di Lombok atau Pospenas memang kawan dari Jatim tak terkalahkan, karena dia keturunan Arab. Apalagi saat tampil Aceh, dewan hakim kayaknya lebih fokus mencari celah ‘kesalahan’, jadi lebih banyak faktor untuk disaingi,” kenang Ustadz Muzakkir SAg dan Ustadz Alfirdaus SHI.       

Saat di Lombok, MQK ke 4, bahkan lawan yang paling seru ialah Jawa Timur. Namun saat debat, semua tim yang pernah berhadapan dengan Jatim, dan dikalahkan, kembali mendukung dan menyoraki untuk Aceh. Itulah dinamikanya sebuah perlombaan dalam MQK, terutama dalam cabang debat.     “Sebelum lomba, ada baiknya berwudhu’, berdoa, dan shalat,” sambung Tgk Mukhlisuddin yang sedang bulan madu itu.    

“Baik juga minta dukungan ayah-ibu, juga dari guru. Asal jangan telepon yang ‘lain-lainnya’,” sindir pelatih yang lain.       

Jadi, mari ajak kawan di Aceh, beri dukungan pada kafilah Aceh, di Jambi, misal dengan doa. Semoga semua lebih baik. [inmas]

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh