[Anjong Mon Mata | Muhammad Yakub Yahya] Lain memang cerita, perhatian Pemerintah Aceh, pemerintah yang menggembar-gemborkan Syariat Islam Kaffah, untuk cabang olah raga, seni, budaya, atau ‘kontes duniawi’, dengan atensi bagi dunia pendidikan qurani, pengajian anak-anak. Mudah dan ada dana untuk yang acara yang ‘bukan agama’, tapi seperti tak ada anggaran untuk ‘agama’.
Semoga ini kali terakhir, saling meyalahkan antara sesama kita, kenapa bisa begini sulit memberangkat ‘kontingen agama’ yang mengatasnamakan daerah ke ajang Nasional. Kita tidak sedang bicara MTQ yang memang sudah profesional dan skalanya lain, dirancang matang oleh Pemerintah Aceh (meski juga masih minim). Kompetisi yang ini, yang bertajuk ‘FASI’, ‘kerjaannya’ Remaja Masjid, bukan atlit dan artis!
Adalah FASI (Festivak Anak Shaleh Indonesia) Nasional, yang tahun 2014 ini digelar di Universitas Telkom Bandung (biasa di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta), sering membawa kisah sedih sebelum, saat dan sepulang rombongan. Apalagi kalau bukan masalah dana, dan perhatian Pemerintah. FASI ke 9 berlangsung 19 – 22 Juni.
Sebelum berangkat peserta, anak-anak dan beberapa Wali Murid, bersama Panitia, dijmua makan malam di Anjong Mon Mata, Pendapa Gubernur Aceh, ba’da isya malam Kamis (18/6). Sekaligus ini ‘upacara pemberangkatan’ dari Pemerintah Aceh.
Tampak, selain Penturus DPWBKPRMI Aceh dan Banda Aceh, Offisial, Wali Murid, juga hadir misalnya Kepala BPPA Aceh (Hj Dahlia MAg) dan Kadisdik Aceh (Drs H Anas M Adam MPd), bersama Gubernur Aceh yang diwakili Karo-nya. Juga diundang beberapa Direktur TPQ/TPA yang anaknya juara I, yang akan ke Bandung, Jabar.
Alhamdulillah, jadi juga berangkat dengan pesawat. Sebab, sebelumnya direncanakan berangkat dengan bus jalan darat, via Sumut – Riau – Sumsel – Lampung – Bandung. Dalam beberapa hari pekan lalu, terus diusahakn perjalanan lebih ringan sedikit. Pernah diiusahakan juga, dengan pesawat dari Kuala Namu ke Bandung (Banda Aceh – Medan, jalan darat) saja. Akhirnya, kami dengar pakai pesawat semua. ‘Pemirsa’ tahu, FASI perdana ke DKI, dengan Hercules rombongan Aceh ‘diangkut’, gratis memang, tapi pekak telinga anak kita.
Inilah nasib ‘kafilah’ yang mengatasnamakan Aceh, dalam bidang agama. Khususnya lagi anak usia diniyah (meski bukan diniyah versi Kemenag), yang telah jalani proses seleksi di Taman Pendidikan Al-Qur`an (TPQ/TPA), seleksi FASI Kabupaten/Kota (meski tidak semua gelarkan FASI), dan FASI Provinsi (10 – 11 Mei, di Asrama Haji). Tak semudah memberangkatkan kontingen ‘non-agama’ lainnya.
Berat juga perjuangan kontingen Aceh menuju (FASI) di Bandung. Setelah rapat berkali-kali, misalnya pertemuan di Masjid Oman Lampriet, Banda Aceh, dengan segenap curahan isi hati dari Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Badan Koordinasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Provinsi Aceh, DPD (Dewan Pengurus Daerah) BKPRMI Banda Aceh, Panitia FASI, Pengurus TPQ/ Offisial, Wali Murid, dan Murid, akhirnya dipastikan rombongan Aceh akan berangkat juga ke Bandung.
Memberangkatkan serombongan besar, terlebih untuk ukuran anak-anak hasil seleksi se Aceh itu, jangan kita bayangkan perkara mudah. Rapat terakhir masih mengandalkan bantuan dari berbagai cara, asal anak berangkat, mewakili Aceh. Meski caranya layaknya acara keluarga.
Misalnya dana ada yang dibantu oleh Geuchik setempat, ada yang disubsidi Wali Murid, ada yang bantu lewat edaran list dengan sumbangan sekadarnya 'seikhlasnya' di sela meeting, dan ada yang dibantu oleh Lembaga TPQ/TPA (dari sumber macam-macam lewat lobi, termasuk Kakanwil Kemenag Aceh) terhadap anak didiknya yang mewakili Kabupaten/Kota yang ternyata juara I. Demikian yang kami ‘tangkap’ dari raut wajah Panitia Pelaksan, H Azhar Muchtar SPdI.
Jika hanya satu-dua anak, mungkin ringan, tapi jika sang juara yang akan berangkat sampai enam, sebagaimana dari TPQ Plus Baiturrahman, maka akan berat juga kas lembaga, yang sering pas-pasan untuk roda pengajian.
“Namun kami telah berusaha membantu semampu kami, untuk enam anak dan satu offisial. Semoga ada tambahan selagi di sana,” harap Ustadzah Nadiatul Hikmah SAg. Di antara sang juara I memang ada yang anak yatim. Subhanallah…
Kami di TPQ Plus, sama juga dengan TPQ lain, tak disubsidi Masjid Raya, meski diinformasik ada dana milyaran itu. TPQ Plus meski dinilai 'kaya', mengandalkan infaq dan kesetian Wali Murid, bukan dari Masjid Raya. Sama juga untuk ‘ruang’ lainnya, Remaja Masjid, Gema Baiturrahman dan lainnya, yang masuk elemen ‘anak kandung’ Masjid Raya, sulit dibantu.
Lantas, rencananya Kamis (19/6) rombongan, terdiri dari Murid (sang juara I FASI Provinsi), Offisial, beberapa Wali Murid, dan Panitia, akan menuju Bandung via Blang Bintang, ke Bandung.
Sempat diberitakan, misalnya dari Ketua Umum DPWBKPRMI Aceh, H Akhyar MAg, saat adakan meeting dan audiensi dengan pihak Pemda Aceh, hasilnya tak menggembirakan. Apalagi terkesan pihak yang mau diaudiensi, kurang mendukung, dan membola-bolai Panitia/Offisial. Bahkan saat diberitakan terancam gagal berangkat, Gubernur Zaini dan rombongan, sedang di Eropa, jak meuraheung keu deh, bak kafe.... atas nama jak gaet investor… ! []