[Banda Aceh| Yakub/] Dalam salah satu ayat Al-Quran Surat Ali Imran, Allah Taala nyatakan, bahwa mukminin itu umat terbaik, kuntum khaira ummatin…. Namun untuk gapai terbaik, terhormat, berwibawa, dan bahagia itu, tidak serta-merta.
Memang kita bisa belajar, disuruh perhatikan pada sosok, keluarga, gampong, nanggroe, dan bangsa lain dalam sejarah, yang naik dan turun, sukses dan mundur, kalah dan menang. Memperatikan baik-buruk, sakit-enak, maju-mundur, menang-kalah, dan sedih-bahagia pada diri pribadi dan umat lain, itu niscaya, karena memang kita dipersiapkan sebagai saksi. Selain untuk ukuran, siapa yang terbaik amalannya.
Sudah berlalu sunnah, tradisi, dan hukum alam, dalam sejarah. Kini giliran kita, baik roda di bawah, maupun roda di atas. Allah gilirkan semuanya.
Untuk raih umat terbaik ada tiga syarat, 1). suruh yang baik, 2) cegah yang buruk, dan 3) beriman pada Allah. Meskipun umat lain, bangsa lain, kelihatan terbaik, jika tak ada iman, itu fatamorgana semuanya, tak ada bahagia di sana, di Barat misalnya. Kita tak bisa katakan yang mereka, yang AS kerja itu baik atau jahat semua, tapi karena mereka tidak beriman, jadilah ia tak akan menang, meski kelihatan sedang menang.
Selain itu, agar terbaik, mesti ada kewibawaan, pada anak dan murid, dan bawahan kita misalnya. Ada teladan baik, pada anak kita. Yang lainnya, agar berwibawa dalam menyuruh-melarang, ada kompetensi, ilmu, dan kealiman, seperti dokter yang umumkan sebuah resep, akan didengar ia.
Selain kompeten, juga kepautan dalam menyuruh atau menahan orang, agar didengar. Ini semua berangkat pada siapa kita, kapasitas, dan kompetensi kita.
Sungguh, ini menghibur, bahwa kita merasa sulit, mereka juga pernah sulit. Kita merasa bodoh, mereka juga pernah. Dan, itu rangkaian ayat tadi.
[Dua Profesor (AlYasa’ dan Jamaluddin) dalam sebuah pernikahan di Ajun Jeumpet Aceh Besar Desember lalu]
Asal, tidak berpecah-belah, tak bertikai, dan tak malas, maka kita akan menang. Jika terpecah, berkelahi, dan malas, maka kita akan dilecehkan, tak ada wibawa, dan tak terhormat, juga tak bahagia….
Demikian di antara khutbah singkat Prof DR H Al-Yasa’ Abubakar MA, guru besar UIN Ar-Raniry di Masjid At-Taqwa Muhammadiyah Banda Aceh, Jumat (29/1). Barakallah…[]
[Foto: Prof DR H Alyasa’ Abubakar MA (peci putih) saat doa, upacara HAB ke 70 di Blang Padang, 3 Januari]