Banda Aceh-KemenagNews (29/4/2013) UN (Ujian Nasional) untuk MI/SD sederajat memang baru mulai sejak 6 Mei, Senin depan; ujian untuk MA/SMA sederajat; serta MTs/SMP sederajat, bagi anak didik memang telah selesai (tinggal di-scan dan nilai akan diijazahkan); tapi tes uji mampu baca Al-Quran kepada ayah dan ibunya yang bakal jadi caleg (calon anggota legislatif) baru dimulai. Putra dan putrinya, dag dig dig saat diuji, justru caleg dag dig dug saat mendaftar, sampai saat suara di pemilu dihitung, juga saat di tes mengaji. “Sebenarnya ada kandidat caleg yang bisa lulus, karena relatif ‘mampu’, tapi tetap tidak bisa kita luluskan, karena dia grogi, gugup, dan nampak sekali jarang ‘buka’ Al-Quran, serta tak mampu menuntaskan bacaan, sesuai harapan Qanun kita, yang hanya menargetkan sekadar ‘mampu’ itu, bukan ahli dan berirama,” sindir Koordinator Dewan Juri, Dhulhadi, S.Ag, yang juga tim tes 1 untuk Dapil 1 (Banda Aceh, Aceh Besar, dan Kota Sabang).Tingkat Provinsi memang baru dimulai Sabtu dan Ahad kemarin, tapi ada KIP Kabupaten/Kota di Aceh memang yang sudah mengetes uji baca Kalam Ilahi itu, berdasakan Qanun Pemilu. Namun masih banyak Kabupaten/Kota belum menggelarnya, menanti anggaran disahkan.Jadi, bakal jadi model, bagi daerah lain, setelah Aceh banyak memberi modal nusantara, dengan sesi tes menegetes seperti tes caleg di Aceh beberapa kali terakhir ini, sebagaimana calon independen yang pernah dimulai dari Aceh juga. Juga parlok, dan pilgubsung.Sejak Sabtu (27/4) hingga Senin (29/4), KIP (Komisi Independen Pemilihan) atau ‘KPU’ Aceh jajaki sesi pengetesan baca Al-Quran kepada 1000-an bakal caleg DPRA, di Aula Utama Asrama Haji Banda Aceh. Ada 15 partai yang akan bertarung tahun ini, termasuk parlok (partai lokal). Hari pertama tampil menurut urutan yang telah ditetapkan KPU, yaitu Partai NasDem, PKB, PKS, PDIP, dan Partai Golkar. Hari pertama, Sabtu, sejak pukul 09.00 sampai 16.00 WIB, selesai digelar untuk lima partai, sesua nomor urut partai. Caleg dites kemampuan mengaji, oleh 10 Tim Tes, menurut Dapil (Daerah Pemilihan) yang tahun ini sudah mencapai 10 Dapil. Umumnya tampil sekitar 100 caleg dari setiap partai dari total 10 Dapil di Aceh. Hasilnya akan diumumkan KIP, ramai yang lulus, tapi ada caleg yang bakal gugur, karena alasan tidak hadir (tanpa bukti sakit), dan ada yang memang ada yang mengaji bagai kambing jalan di bebatuan (lagee kameng jak lam batee), atau bacaan salah dan kacau-balaunya bagaikan suara tawon atau suara ‘hueng. Juga hari kedua, tampil 80-an caleg dari tiap-tiap partai; PPP, Hanura, Gerindra, PAN, dan PDIP; untuk 10 Dapil (Daerah Pemilihan). Tim Tes terdiri dari unsur Pengurus TPQ/TPA, Dosen, dari BKPRMI, Remaja Masjid, IPQAH, guru dan karyawan Kemenag. “Tes baca Al-Quran bagi cagub/cabup, caleg, serta pejabat lainnya yang kita praktekkan mendapat perhatian dan ‘kecemburuan’ Provinsi lain, meskipun sesama kita di Aceh ini masih ada yang menilai ‘miring’, kurang sempurnalah, formalitaslah, tapi kita terus perbaiki kekurangan selama ini,” ujar Komisioner KIP Aceh, Robby. Memang tes lalu, ada kekurangan, termasuk ada bacaleg ada yang diganti-mengganti (tanpa mengecek KTP misalnya), tapi sekarang tidak bisa, meskipun penonton terbuka dan bebas keluar masuk. Tes 2013, disesuaikan dulu identitas dan calegnya. "Ada yang langsung mengundukan diri, saat dimintai KTP/SIM, padahal sudah bawa pengganti di belakangnya," jelas Tgk. Akmal Abzal, SHI, Komisaris KIP.Termasuk yang perlu dievaluasi, jika ada dua partai yang 'berseteru', lokasi dan format pengetesan, di provinsi dan kabupaten/ kota, perlu dijarakkan (apalagi setelah kasus meninggalnya kader PNA Pidie itu). Hari Senin (29/4), misalnya KIP dan perlu mensiasati agar lokasi tes PA dan PNA bisa berbeda. Saat Parlok PDA dan PNA tes pukul 09.00-11.00 di Asrama Haji, maka caleg PA yang dites pukul 11.00 dites di Kantor KIP. Tes mengaji terakhir diikuti oleh Parnas (Partai Nasional) yang lulus verifikasi terakhir di KPU, yakni PBB dan PKPI."Bapak Ibu, terima kasih sudah bersabar dan susah payah ikut tahapan tes ini. Moga lulus semua. Saran kami, jika Bapak dan Ibu jadi anggota dewan yang terhormat, tolong pedulikan dan bantu program pemberantasan mengaji ya," ajak Dhulhadi, Koordinator Tim Tes, usai seleksi per partai. [muhammad yakub yahya, tim tes caleg dpra 2013, sebelum menuju ke Diklat Kehumasan Medan]