[Kanwil | Muhammad Yakub Yahya] “Kenapa kita harus bertaqwa?” tanya Ustadz Al-GHazali SAg pada jamaah shalat zhuhur, Kamis (22 Ramadhan). Jamaah zhuhur memang terasa sedikit dari biasanya, karena karyawan Kanwil ada duluan pamit shalat di Masjid Raya, dan ada yang jadi imam dan muazzin di gampong masing-masing.

“Karena empat asbab,” jawab Tgk Al-Ghazali sendiri, mengutip pendapat ulama, pada hadirin di mushalla Al-Ikhlash Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Jalan Abu Lam U Nomor 9 Banda Aceh.  

Lanjut Al-Ghazali, staf di Bidang Penaiszawa Kanwil itu, “Karena langit dan bumi milik, Allah, hanyak diperuntukkan bagi muttaqin (insan yang bertaqwa). Ini yang pertama“

“Kedua, Karena kita jahil (bodoh), kita butuh Alllah,” lanjutnya di zhuhur Kamis (9/7) yang kadang hujan rintik, kadang angin, dan kadang terik. 

Penceramah kaitkan ilmu dengan taqwa. Al-Ghazali sempat singgung lampu ‘temuan’ Edison, tapi dia tak masuk Islam karena jahil-nya. Habibie juga bisa rancang pesawat, tapi masih minim ilmunya, syukur profesor itu bertaqwa. Dan Roger Garaudy yang masuk Islam karena kagum pada semangat Islam menyuruh umat belajar, yang mengatakan bahwa Barat dicahayakan dengan Islam. Sistem Islamlah menganjurkan umat terus berilmu.  

Sambung Ustadz yang pernah mengabdi di Kankemenag Singkil itu, “Ketiga, nikmat Allah banyak tak terhitung, maka kita butuh taqwa.”

“Dan yang keempat, karena kita bukan milik kita, tapi milik Allah,” tutupnya, yang sebelumnya ia juga bicara muara banyak ibadah yang harapannya ialah taqwa, seperti haji, zakat, shiyam, shalat, dan qishsh.

Sebelum itu, Al-Ghazali yang beralamat juga di Beurawe Kec Syiah Kuala itu, ajak jajaran Kanwil dan jamaah agar dengan puasa tambah taat, tambah baik melayani, semangat memberi betambah, dan tambah berkontribusi.

“Apa makna saya ada, na lon, di ruangan ini…,” tamsil dan tanya Al-Ghazali, yang almunus Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry, menggugah kawan-kawan yang datang ke kantor mungkin tak tahu bekerja apa.

Dengan Ramadhan semangat bersedekah juga tinggi, dan itu ciri insan taqwa. “Bagi yang tidak punya uang, senyum pun sedekah. Namun jangan lewat celengan, lalu hanya senyum terus,” ingatnya, dan ajaknya kita tidak senyum sembarang, apalagi sendirian… []