Cinta tak hanya dibicarakan di Kantor Urusan Agama (KUA), tapi juga tumbuh di ruang-ruang kelas madrasah. Itulah semangat yang diusung Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Aceh Barat Daya saat menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang berlangsung pada 11–12 Oktober 2025 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Aceh Barat Daya.
Kegiatan ini diikuti oleh 44 guru MAN Abdya dan menghadirkan Mulyadi Idris SAg MHum widyaiswara dari Balai Diklat Keagamaan Aceh, sebagai narasumber.
Bimtek tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Daya yang diwakili oleh Kasi Pendidikan Islam, Adihar SPdI MA.
Dalam sambutannya, Adihar memberikan apresiasi atas inisiatif MAN Abdya yang terus berinovasi dalam penguatan kompetensi guru melalui kegiatan peningkatan kapasitas seperti ini.
“Kegiatan Bimtek ini menjadi langkah positif untuk memperkuat karakter siswa dengan nilai-nilai kasih sayang, empati, dan moralitas. Kurikulum berbasis cinta menekankan cinta kepada Allah, ilmu, lingkungan, dan sesama manusia. Sementara pembelajaran mendalam mendorong guru menjadi panutan dan fasilitator yang menumbuhkan kedekatan emosional dengan peserta didik,” ujar Adihar.
Ia menambahkan, pendekatan KBC tidak hanya melahirkan peserta didik yang cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kepekaan emosional dan sosial.
“Harapan kami, setelah bimtek ini para guru mendapatkan spirit baru untuk terus berinovasi dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna, menuju madrasah hebat bermatarbat” tambahnya.
Sementara itu, narasumber Mulyadi Idris menjelaskan bahwa deep learning atau pembelajaran mendalam merupakan pendekatan yang menekankan pada pemahaman konsep, refleksi, dan keterlibatan emosional dalam proses belajar.
“Guru bukan hanya pengajar, tapi juga penanam nilai. Dengan cinta, pembelajaran menjadi lebih hidup dan bermakna,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, MAN Abdya terus menunjukkan komitmennya sebagai madrasah inovatif di bawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Daya, dalam mewujudkan pendidikan yang berkarakter, berempati, dan berlandaskan kasih.[]