Walikota Lhokseumawe Tgk Suaidi Yahya, sore Rabu (2/10) melepaskan keberangkatan Kloter 4 JCH Embarkasi Banda Aceh, di Aula Utama Asrama Haji Banda Aceh.
Sedangkan Kloter ini terbang besoknya, Kamis pagi (3/10). Kebanyakan JCH dalam Kloter 4 ini memang dari Kota Lhokseumawe (209 jamaah). Jamaah ini ‘masuk penginapan’ setelah sehari kemarin Asrama Haji kosong (tidak ada yang masuk JCH).
Selebihnya, dari Aceh Tengah (114 jamaah), Agara (72 jamaah), Simeulue (29 jamaah), dan Kota Subulussalam (11 jamaah), plus lima petugas. Demikian data yang dilansir Kasubbag Inmas (Humas Haji Embarkasi Banda Aceh) H Akhyar MA.
Sedangkan sebelumnya, Senin (1/10) Bupati Bireuen H Ruslan M Daud, juga melepaskan Kloter 3 juga di Aula Utama, tapi ini lebih pagi, sebelum zhuhur.
Dalam Kloter III yang berjumlah 440 orang. Terdiri dari Bireuen 255 orang, Pidie Jaya 142, Aceh Utara 36, Kota Langsa 2 orang. Rinciannya, laki-laki 178 orang, dan perempuan 262 orang.
Sedangkan lima petugas ialah Drs. H. Suhirman bin Hasim Amin (TPHI) atau Ketua Kloter, Drs. H. Djamaluddin bin Idris Ali (TPIHI), dr. Rita Rahayu binti M. Yusuf Taleb (dokter), serta Abdul Hadi bin Ramli Ibrahim dan Susilawati binti Abdi Darma (paramedis) dalam kapasitas sebagai TKHI.
Atas nama Cici Raudhah Rizkina binti M. Yusuf (18 tahun), termuda dalam Kloter III, dari Bireuen. Dan Tgk. Muhammad Ali bin Mubin (80 tahun), jamaah yang tertua dalam Kloter ini, dari Bireuen juga. Mereka akan menempati Maktab Nomor 208, di wilayah Mahbas Jin.
Sehingga sampai dengan Kloter 3, sejmulah 873 orang (laki-laki 349 orang dan perempuan 524 orang), sudah di Arab Saudi (Makkah).
Bupati Aceh Besar Lepas JCH Aceh Kloter 2
Jamaah calon haji (JCH) Aceh diharapkan agar menunjukkan tekad yang sungguh-sungguh menuju Tanah Suci agar memperoleh haji yang mabrur. Bupati Aceh Besar menatakan hal itu ketika melepaskan 440 JCH Kloter 2 Embarkasi Banda Aceh di Asrama Haji Banda Aceh, Senin (30/9/2013) mengatakan, oleh sebab itu, hindarkanlah diri dari semua hal yang menghalangi kemabruran haji.
Dijelaskan, ibadah haji sebagai hukum Islam kelima wajib dilaksanakan oleh seluruh umat muslim sekali dalam seumur hidupnya bagi mereka yang memiliki kemampuan.
Untuk itu, sebelum melaksanakan perjalanan panjang yang penuh perjuangan tersebut, hendaknya harus mempersiapkan diri secara matang dan teratur, baik dalam bentuk materi maupun ilmu pengetahuan agar nantinya akan memperoleh hasil yang memuaskan yaitu haji yang mabrur dan maqbul yang diridhai Allah SWT.
Dalam mengerjakan ibadah haji, kata Mukhlis Basyah, disamping sebagai ibadah kepada Allah SWT, para calon jamaah haji dituntut untuk dapat memperhatikan beberapa hubungan yang harus dibina dan dipupuk agar menimbulkan berbagai manfaat, antara lain dengan memupuk Ukhuwwah Islamiyah dengan seluruh calon jamaah haji baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
“Dengan demikian citra kita akan terkesan baik dan indah di mata kaum muslimin sedunia, juga memupuk rasa persatuan dan kesatuan serta persaudaraan yang lebih erat dengan sesama calon jamaah haji Indonesia pada umumnya dan daerah pada khususnya,”ujar Mukhlis Basyah.
Selama berada di Tanah Suci, para JCH hendaklah menjaga diri, baik tingkah laku maupun kesehatan, karena kondisi yang akan kita rasakan di Tanah Suci nantinya akan sangat jauh berbeda dengan kondisi di tanah Aceh, baik dalam budaya, kebiasaan maupun iklimnya.
“Untuk itu, kami ingatkan kepada para calon jamaah haji untuk tetap menjaga kondisi lahir dan batin agar selalu fit dengan mengkonsumsi makanan bergizi serta istirahat yang cukup; membawa barang-barang yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup, tidak melebihi ketentuan dan tidak terlarang, serta jangan lupa untuk mengutamakan mengerjakan rukun dan wajib haji dibandingkan dengan sunat lainnya,” ungkap Mukhlis Basyah.
Sementara itu petugas Kloter 2 Embarkasi Banda Aceh, Drs H Salahuddin MPd menjelaskan, selama berada di Mekkah, mereka akan ditempatkan di Maktab Nomor 25 di wilayah Jarwal.
Menurutnya, adapun JCH termuda, Maulizar binti Madrus (22 th) asal Kota Banda Aceh dan JCH tertua Naibah binti Sabi (80 th) asal Kota Banda Aceh.
Para petugas dalam Kloter 2 ini masing-masing Drs H Salahuddin MPd (TPHI), Tgk H Anwar bin H Usman Ali (TPIHI), dan dr Bunaiya Putra bin Zamzami, Zainal Arifin bin Nurdin, serta Irawati binti Ibrahim Abdurrahman (TKHI).
Ke-440 JCH Aceh yang dilepas tersebut masing-masing berasal dari Aceh Besar (179 orang), Kota Banda Aceh (166 orang), Nagan Raya (86 orang), dan Aceh Singkil (4 orang).
Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Aceh Drs H Sulaiman Abda MSi, Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Banda Aceh Drs H Ibnu Sa’dan, Sekdakab Aceh Besar Drs H Jailani Ahmad MM, dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya. [Yakub/Syahril Ahmad]
[foto: Petugas Kloter III, masuk Asrama Senin siang (30/9), terbang Selasa siang (1/10): Drs. H. Suhirman bin Hasim Amin (TPHI) atau Ketua Kloter, Drs. H. Djamaluddin bin Idris Ali (TPIHI), dr. Rita Rahayu binti M. Yusuf Taleb (dokter), serta Abdul Hadi bin Ramli Ibrahim dan Susilawati binti Abdi Darma (paramedis) dalam kapasitas sebagai TKHI. foto: Yakub]