Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh, Drs H Azhari MSi menyapa jemaah haji tertua dan lanjut usia (lansia) dari Aceh Besar yang menempati kamar 101 Gedung Muzdalifah. Azhari memberikan petuah ke mereka diselingi canda tawa.
Azhari menyambangi kamar itu didampingi Anggota Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Amri Yusuf. Mereka awalnya bertemu dengan Mariah (98), jemaah tertua dari kelompok terbang (Kloter) BTJ-11 yang sedang duduk di kasur.
Perempuan asal Darusalam itu kesulitan berjalan sehingga membutuhkan kursi roda. Azhari memastikan, Mariah mendapatkan fasilitas kursi roda saat tiba di Makkah, Arab Saudi.
Di tengah perbincangan, dua jemaah lainnya Hendon (97) dan Nyak Cut (97) ikut bergabung. Keduanya baru saja selesai mengikuti pelepasan di Aula Jeddah Asrama Haji Embarkasi Aceh.
Meski usia nyaris satu abad, Hendon masih kuat berjalan, matanya juga terang dan lebih bersemangat. Nenek 30 cucu itu dapat membaca tanpa harus menggunakan kaca mata.
"Saya hanya petani, tapi sekarang sudah tidak dibolehkan anak ke sawah," jelas ibu 10 anak ini.
Azhari mengulik lebih dalam sosok Hendon. Perempuan asal Kayee Kunyet, Blang Bintang, Aceh Besar itu mengaku mendaftar haji pada 2019 silam setelah menabung dari hasil bertani dan uang pemberian anak.
Sebelum 'pensiun' sebagai petani beberapa tahun lalu, Hendon menggarap sawah miliknya serta bekerja di sawah orang dengan upah Rp 30 ribu perhari. Uang hasil bertani juga dipakai untuk membesarkan buah hati.
Setelah anak besar, giliran mereka membantu sang ibu. Hendon mengaku keinginannya berhaji muncul sepulang umrah pada 2017 juga. Keinginan itu disambut baik sang anak.
"Untuk daftar haji saya jual emas yang sudah saya simpan-simpan dari dulu," jelasnya.
Setelah enam tahun menunggu, nama Hendon masuk dalam daftar jemaah yang berangkat tahun ini. Dia berangkat didampingi anak bungsunya Andri Fitriani (41).
Azhari mengingatkan ketiga jemaah lansia itu agar menjaga kesehatan dan fokus melaksanakan ibadah saat puncak haji. Kakanwil Kemenag Aceh itu meminta jemaah tidak melakukan hal-hal sunnah dulu.
"Nanti setelah puncak haji silakan melaksanakan umrah sunnah. Sekarang seminggu ini fokus dulu untuk puncak haji. Kalau jemaah-jemaah muda keluar hotel, ibu-ibu di hotel saja dulu," jelas Azhari.
Azhari juga meminta ketiga jemaah lansia tidak cepat membeli oleh-oleh setiba di Tanah Suci. Setiap jemaah mendapatkan uang saku 750 riyal dari BPKH dan 2.000 riyal dari wakaf baitul asyi.
"Kalau ada yang ajak beli-beli ceret kuning, jangan dulu. Kita jemaah Kloter 11 punya banyak waktu setelah puncak haji. Nanti setelah puncak haji baru kalau mau melakukan umrah sunnah atau berbelanja," kata Azhari dalam bahasa Aceh.
Sesekali Azhari menyelipkan canda sehingga seluruh jemaah lansia yang tinggal di kamar itu tertawa. Azhari terlihat akrap dengan mereka.
"Selama di sana ikuti arahan petugas. Semoga Allah permudahkan ibu-ibu semua selama berada di Tanah Suci dan menjadi haji mabrurah," jelas Azhari.