CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Porasadinnas; Birokrat, Pengusaha, dan Militer

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 422
Rabu, 18 November 2015
Featured Image

[Kanwil | Yakub]  Besok Jumat (20/11), Presiden Jokowi membuka Pekan Olah Raga dan Seni Antar Santri Madrasah Diniyah Takmiliyah Nasional (Porsadinnas) II di Tangerang, Banten, insya Allah.

Kru seumangat... Kontingen Aceh yang diketuai Drs H Amien Chusaini pun, telah berangkat kemarin, Rabu (18/11). Sedangkan pagi Selasa (17/11), oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs HM Daud Pakeh, di aula.

Saat pelepasan sekaligus pelantikan forumnya, Kakanwil yang baru isi materi di Raker KUB dan Rakor Kepala MI se Aceh, gambarkan perkembangan dan perbedaan antara madrasah, madrasah diniyah (madin), dan pondok pesantren (ponpes/pontren).

Bahwa belajar di ponpes memang berbeda dengan belajar di madin takmiliyah. Jadi, “Bedakan madrasah takmiliyah dan pesantren, jaga kekhasannya, karena keduanya memang berbeda pola,” jelas Kakanwil, seraya merinci perkembangan diniyah takmiliyah di nusantara jauh sebelum kemerdekaan, dan hari ini. Kakanwil dengan runut jelaskan peran madin di Padang Panjang, Aceh, dan Sigli misalnya, yang alumninya kelak ada yang jadi birokrat, pejabat, pengusaha, dan militer.

Perbedaannya, bukan hanya pada teknik belajarnya di bangku dan bersila itu. Kemampuan diniyah itu bukan pada peci, tapi pada kemampuan menjalankan program. "Makanya pengurus hari ini tak pakai peci, saya juga...," canda Kakanwil.

Kakanwil rincikan peran diniyah takmiliyah di Padang Panjang dengan ayah Prof Hamka, kisah Abu Daud Beureueh dengan Diniyah Blang Paseh-nya. Kakanwil semangati peserta akan kisah tokoh nasional dan lokal, alumni diniyah. Almarhum Prof Ali Hasjmi, Prof Ibrahim Husein, Ibrahim Risyad, DR Hasan Tiro, dan lainnya, sedikit dari deretan yang dididik dari diniyah takmiliyah.

Kakanwil, mengutip referensi, dan di antara referensi
yang didapati dari 'perpustakaan' Kabid PD Pontren H Abrar Zym SAg, yang sebelum lepaskan kontingen, ikut foto bersama pengurus Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Aceh.

Jelas Kakanwil, bahwa masuk yang tua di Sumatera ialah Diniyah Padang Panjang, Sumbar. Diniyah di Padang lanjut bersama ayahanda Hamka itu. Namun di Aceh, yang bersama Abu Daud Beureueh, ada persoalan dinamika politik, hingga 40 tahun vakum. Kakanwil mengenal betul kondisinya, karena lama mengabdi di Kandepag Pidie.

Pada 1991 dalam berita Harian Waspada (misalnya) sempat diberitakan, diniyah di Blang Paseh itu hidup, setelah 40 tahun. Saat itu (juga hari ini) memang Aceh akrab dengan Waspada.

Dalam sejarah, sejarah pola diniyah itu model Arab Saudi, yang jika di Padang itu 'bawaan' ayahanda Buya Hamka (Haji Amarullah Karim Abdullah). Ayah Hamid (Tgk H Hamid), ayahnya Prof DR Ahmad Humam Hamid/DR Farhan Hamid, kisah Kakanwil, saat Belanda di nusantara, rutin membawa pesan dari Makkah untuk Abu Beureueh.

Di antara koran Arab itu, di pinggirnya yang kosong itu, Ayah Hamid menulis pesan-pesan perjuangan dan dakwah, untuk Abu Daud. Termasuk maksuk melahirkan Diniyah Blang Paseh. "Ini hasil komunikasi oleh Ayah Hamid pada Abu Beureueh," kutip Kakanwil.

Kakanwil, yang Kamis (19/11) ini hadiri cara di Setda Aceh, dan Jumat (20/11) ikut ke Banten (menyusul kontingen yang dipimpin Kabag TU), sampaikan dan ajak, bahwa "Diniyah harus lebih maju dari pesantren."

"Apalagi, jumlah diniyah kini ada 388 lembaga, dengan 2.480  guru 24.974 santri," sambungnya. Seusai Kakanwil sampaikan arahan, penampilan santri dipersembahkan. Pertama Saiful Husein (mewakili Aceh Tamiang), yang bawakan pidato bahasa Indonesia, dengan bumbu-bumbu guyonnya.

Kakanwil salami, dan foto bersama peserta. Selanjutnya dua, Defri Ihsan Hasyem (mewakili Kota Subulussala), bawakan puisi islami. Ditutup ketiga, oleh M Firza (mewakili Kota Lhokseumawe), lanjutkan pidato bahasa Arab.

Acara diawali dengan hafalan (tahfizh) Kalam Ilahi, oleh Ananda Zakiyul Maula (mewakili Kota Lhokseumawe), dua acara sukses digelar, di Aula Kanwil Kemenag Aceh.

Sebelum pelepasan santri itu, Kakanwil juga melantik Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Madrasah Diniyah Takmilliyah Aceh, Masa Bakti 2014-2019.

Ketua yang dilantik ialah Azhari SE dan Sekretaris M Gade SPd, beserta jajarannya. SK lengkap yang diteken DPP HM Tatang Royani An SAg dan Ahmad Munthol SPdI (Ketum/Sekum) itu, Dewan Pembina: Kakanwil, Kabid PD Pontren, Kasi PD Takmiliyah. Dewan Kode Etik: Tgk H Abdul Razak Lc dan Ishak MA.

Ketua: Azhari SE, Wakil Tgk Iswandi SPdI, Zulkarnain SH, H Murdani SAg MA, Muhammad Hadi SE MPd, Drs Radhiuddin Al, Khalid SH, dan Mawardi.

Selanjutnya, Sekretaris: M Gade SPd, Wakil: Zainuddin SPdI, Rosmaiti, Muhammad Yatim, Sanusi SPdI, Zakia Mubarak, Mardhiah SPd, Tgk H Abdur Rani. Bendahara: Dra Hj Basyirah, Wakil: Mashitah Aruni SE. Pembacaan SK, oleh H Muhammad Haifizh SSos, selaku salah satu pengurus FKDT, dan MC acara di aula itu, Firdawani SAg, staf di Bidang PD Pontren.

Kakanwil sampaikan selamat dan harapan bagi forum yang dilantik, dan pada kontingen. Namun sebelum itu, panitia sampaikan laporan singkat.

Usai Ananda ‘khatamkan’ separuh isi QS Al-Muthaffifin (yang bicara soal kecurangan, pendusta, sijjin dan ‘illiyyin), Ketua Panitia/Ketua Kontingen M Amien, sampaikan laporannya. “Forum Komunikasi Madrasah Diniyah Takmilliyah Aceh ini sebagai mitra Kanwil, di bawah Bidang PD Pontren, dan bertujuan jalin hubungan dan tingkatkan perkembangan Madrasah Diniyah Takmiliyah di Aceh,” ujar Ustadz Amien.

Lalu, Kakanwil ajak peserta, di ‘provinsi Ratu Atut dan Rano Karno’ sana, senantiasa jaga pola makan, kesehatan, dan tampil penuh semangat. “Jangan takut, semua itu kawan kita dari Indonesia juga, dan jaga nama baik Aceh. Mereka kenal Aceh dengan Syariat Islam,” sambungnya.

Pelantikan Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Madrasah Diniyah Takmilliyah Aceh, Masa Bakti 2014-2019, dan pelepasan delegasi Pekan Olah Raga dan Seni Madrasah Diniyah Takmiliyah ke Banten, diikuti sebagian panitia dan ofisial. Sebab beberapa ada yang masih di lokasi pembekalan, di Hotel Oasis Lueng Bata.

‘Kafilah’ yang berangkat besok (18/11), diperkuat personil 25 orang: 11 peserta, 5 pelatih, dan 9 ofisial. Tema acara, jelas Ust Amien (qari) itu, “Jalin Silaturrahmi dan Raih Prestasi”.

Pada Sabtu (21/11) aneka perlombaan, dan malamnya ditutup dengan resmi. Sebelum pulang, anak Aceh akan dibawa ke luar arena untuk rekreasi, mungkin ke Taman Mini (TMII), sebelum pada 23 November kembali ke Banda Aceh.

Kakanwil singgung pula harapan ke depan dengan adanya pramuka santri dayah, pramuka madrasah diniyah, dipadukan misalnya dengan Porseni, yang mungkin saja ajang di Idi, mungkin juga di Takengon. []

Tags: #

Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh