Calang|Lisa Khairani Lubis| Lokasi yang jadi tempat saya bertugas sekarang ini boleh dinilai lebih baik dari sebelumnya. Apabila ditinjau dari jumlah guru, juga maju, yang jumlahnya mulai bertambah. Meskipun jumlah gurunya lebih banyak berstatus “Guru Bhakti”, dibanding guru yang PNS, kontrak daerah, maupun honor daerah, ditinjau lagi dari gedung yang sudah permanen, meskipun belum di pagar, dan ditinjau dari kedisiplinan siswa-siswi yang meningkat pula.

Namun satu hal terpenting yang selama ini selalu jadi pertanyaan di hati saya dan mungkin pada momen inilah dapat saya sampaikan…

Belajar dari pengalaman yang saya dapatkan, baik saya belajar maupun mengajar, bahwa  buku pelajaran untuk pegangan  siswa sangatlah diperlukan, tapi mengapa di Madrasah lain ada ditemukan buku pegangan untuk siswa-siswi.

Padahal  kita tau, seperti kata pepatah “Bahwa buku adalah guru yang sangat berharga”. Bahkan beberapa pengalaman yang ada seseorang bisa pintar tanpa belajar dari seorang guru, hanya dengan membaca. Namun realitanya guru sendiri sulit mengajar tanpa buku.

Lagi, yang perlu saya tegaskan ditulisan saya dan menjadi harapan besar bagi saya agar setiap anak memiliki satu buku pegangan per bidang studi, agar tercapainya mutu pendidikan yang lebih baik.

Namun, bukan berarti pendidikan kita di sini buruk, akan tetapi betapa baiknya apabila setiap anak memiliki buku pegangan, sehingga dicapai beberapa manfaat:

-Lancarnya kegiatan PBM (Proses Belajar Mengajar)-Tercapainya materi hingga akhir pelajaran -Memudahkan guru dalam menyampaikan pelajaran tanpa harus mendikte atau mencatat pelajaran terlebih dahulu di papan tulis-Memanfaatkan waktu sehingga lebih efesien dan efektif.

[Lisa Khairani Lubis, S.Pd, Guru  MTs Darut Taqwa,  085206064286, alumni Sosialisasi Jurnaistik Kankemenag Aceh Jaya di Hotel Pantai Barat 20-21 Des 2013/yyy/jua]