Banda Aceh (Humas)--Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh syiarkan Peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam (SAW) 1443 Hijriah, Jumat, 4 Maret 2022.
Kegiatan keagamaan ini dipusatkan di Musalla Al-Ikhlash Kanwil Kemenag Aceh dengan penceramah kondang Ustadz Dr H Amri Fatmi Anziz Lc MA.
Kakanwil sampaikan bahwa peringatan kali ini dipadukan dengan pengajian rutin, dua jumatan.
"Pengajian bertujuan meningkatkan nilai spiritualitas jajaran Kanwil Kemenag," ujar Dr Iqbal setelah sesi pembacaan Yasinan yang dipandu H Hamli Yunus SAg dan doa yang dipandu Drs H Mukzi.
Lanjut Kakanwil, "Apalagi dalam kajian yang dipadukan dengan doa, ini bisa menambah nilai ibadah dan untaian permintaan kita pada Allah."
"Mudah-mudahan kegiatan semacam ini terus berlanjut, dan bisa kita lanjutkan untuk masa berikutnya," harap Iqbal di depan hadirin dan hadirat. Acara di-MC-kan oleh Muhammad Rizky RZ.
"Dengan peringatan ini juga, sekaligus dapat meningkatkan etos kerja kita dalam menuntaskan berbagai aktivitas dan pekerjaan dengan disiplin dan bertanggungjawab," kata Iqbal.
Acara awal bulan Maret dan awal Sya'ban ini, diikuti Plt Kabag TU, para Kabid dan jajaran. Ikut serta Pengurus dan jajaran Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil dan jajaran Kankemenag Kota Banda Aceh, Kankemenag Aceh Besar, serta Kakankemenag Simeulue.
"Renungan dan peringatan Isra' dan Mi'raj akan meningkatkan energi positif bagi kita, apalagi bagi ASN," imbuh Dr Iqbal, dalam acara bertema “Memperteguh Semangat Beragama dan Berbangsa".
Sementara penceramah, Dr Amri Fatmi, Doktor Aqiqah Filsafat dari Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, sampaikan bahwa peringatan Isra' Mi'raj tidak mesti direnungkan pada hari libur, walaupun kita diliburkan sehari untuk peringatan peristiwa yang luar biasa ini.
Ustadz sampaikan latar belakang sirah perjalanan Isra' Mi'raj. Dr Azmi bahkan ulangi kisah kepedihan Nabi setelah kewafatan orang tercinta, Siti Khadijah Radhiallahu 'anhaa, dan pamannya Abu Thalib, serta meninggalnya putranya Ibrahim bin Muhammad SAW.
Rasulullah saat berdakwah dalam masa gundah dan sedih, ditemani oleh sahabat setia Zaid bin Haritsah ra saat berdakwah umat Thaif.
"Hebat Nabi Muhammad bukan karena sudah ke langit, tapi pada kemauannya mau kembali ke bumi," nilainya.
"Salah satu inti Isra' Mi'raj ialah penerimaan perintah shalat. "Wahyu terakhir di Sidratul Muntaha, perintah shalat yang 50 waktu," jelasnya.
Penceramah juga buka sesi tanya jawab. Di antaranya soal kesejarahan tokoh yang menerima dan menjamin Nabi kembali ke Makkah, juga sosok musyrikin dan jadi penunjuk jalan kala hijrah.
"Hikmah Nabi transit dulu ke Masjid Aqsha, antara lain untuk bisa diverifikasi oleh musyrikin kevalidannya. Jika Isra' di bumi sudah benar, tak perlu lagi dirincikan dengan dalil panjang lebar dengan dalil akan kebenarannya naik ke langit," ujarnya menjawab pertanyaan jamaah.[y]