[Peureulak | Sanusi]  Sejumlah Kepala madrasah dan Kepala KUA di kabupaten Aceh Timur memiliki peran penting dalam mensukseskan MTQ di setiap kecamatan.

Peranan Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang.

Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung semua resiko atas segala hal yang menjadi tanggung jawabnya.

Wujud tanggung jawab juga dapat berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

Kegiatan yang menggambarkan syiar islam adalah sebuah hal yang sangat mulia, berangkat dari itu pegawai jajaran di Kementerian Agama (kemenag) tidak dapat lepas dari rentetan kegiatan tersebut.

Kenyataannya setiap kegiatan MTQ mulai dari tingkat kemukiman hingga nasional sekalipun karyawan Kemenag tidak lepas dari peranannya sesuai dengan spesifikasi masing-masing, tidak terkecuali di Aceh timur misalnya, terlihat di 24 kecamatan tatkala kegiatan tersebut dilaksanakan maka akan kelihatan peranan dari karyawan institusi Kemenag, Ini timbul karena manusia dibesarkan dan hidup dalam masyarakat, sehingga sebagai perwujudan tanggung jawabnya kemudian melakukan pengabdian juga pengorbanan.

“Seorang mahasiswa yang telah lulus, kemudian berusaha memajukan pendidikan di desanya dengan mendirikan sekolah, walaupun tanpa imbalan apapun, ia lakukan demi kemajuan desanya,” ungkap kepala KUA Peureulak Muhammad mansyur, S.Sos.I, MA saat dimintai komentarnya.

“Kita selalu berusaha sebanyak mungkin menjaga hubunganmu dengan Allah SWT melalui pengabdian kita dalam kegiatan sosial semacam ini,” sambung pak M.isa,M.Pd (kepala MAN Peureulak) yang berperan sebagai sekretaris dewan hakim saat itu.

“Kita bersyukur kepada Allah SWT atas kesehatan, tempat tinggal, makanan, pakaian, uang, rejeki dan kendaraan yang kita miliki, Tidak ada alasan bagi kita untuk berkeluh kesah dalam hal pengabdian kepada masyarakat,” kritik Ssafrizal Jamil,S.Pd.I (kepala Min Tanjung Tani). [Jml/y]