Banda Aceh-KemenagNews (3/10/2012) Jelang Hari Pahlawan, saat dunia dayah kian ditantang, mari kita dengar curahan hati seorang santri, `alumni` dari Pembinaan/Workshop Organisasi Santri pada Pontren 2012, yang digelar Bidang Pekapontren (Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) Kanwil Kemenag Aceh (31/10 – 3/11/2012). Inilah goresannya, yang ditulis ulang.Berbicara maslah santri, mungkin pikiran sebagian kita, santri itu kolot, tidak punya masa depan, dan kampungan. Ini bukan pernyataan keliru, tapi memang kenyataan begitu. Sakitnya lagi, beredar kabar, dayah itu sarang teroris, maka dengan pernyataan sesat itu otomatis diklaim, santri kader atau generasi teroris.Maka apabila kita menanggapi setuju dengan anggapan di atas itu, berarti kita telah melupakan sejarah Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya. Betapa banyak pahlawan kita di masa merebut kemerdekaan, kebanyakan itu orang yang ilmunya didapati di dayah-dayah. Jadi dengan itu kita telah menganggap mereka itu adalah teroris. Sayang, padahal mereka terlah bersusah payah memperjuangkan negara ini. [muhammad rusydi, dayah ar-raudahtun nabawiyah aceh barat/yyy]